Fikih Salat Lima Mazhab
  • Judul: Fikih Salat Lima Mazhab
  • sang penulis:
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 19:9:31 1-9-1403


Fikih sebagai cabang (furuk) dalam agama Islam merupakan bagian yang paling sering diperselisihkan, dan kebanyakan orang menganggapnya sebagai hal yang menarik dan penting (terkadang gerakan salat dianggap lebih penting daripada khusyuknya shalat). Halaman ini ditulis bukan untuk memperkeruh perselisihan antarmazhab juga bukan untuk meningkatkan fanatisme mazhab.

Justru halaman ini ditulis sebagai informasi agar kita mengenal “dunia lain” dalam Islam—jika kita hanya mengenal “dunia” dari mazhab kita sendiri. Saya berharap dengan mengenal saudara kita yang berbeda mazhab, tidak ada lagi prasangka dan permusuhan. Insya Allah.

Meskipun Ja’far Ash-Shadiq merupakan guru yang menghasilkan beberapa ulama besar, termasuk Abu Hanifah dan Malik bin Anas, namun penjelasan mengenai fikih salatnya akan ditempatkan diakhir. Diawal akan ditulis fikih salat empat mazhab Ahlussunah yang utama (Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali) secara garis besar karena mayoritas masyarakat Indonesia (seharusnya) sudah mengetahuinya. Diakhir barulah diterangkan mengenai fikih salat mazhab Syiah Ja’fari (Imamiah) yang umumnya belum diketahui.


Imam Abu Hanifah (699-767 M) (Mazhab Hanafi)

* Takbiratul ihram boleh dengan Allahu Akbar atau Allahu A’zham (Maha Agung) atau Allahu Ajall (Maha Mulia) dan yang sesuai dengan makna lainnya.
* Al-Fatihah wajib pada 2 rakaat pertama, sedangkan rakaat 3 atau 4 boleh diganti dengan tasbih atau diam. Boleh tidak membaca basmalah karena bukan bagian dari surah. Qunut hanya ada pada shalat witir. Sedekap adalah sunnah bukan wajib di bawah pusar.
* Saat rukuk disunnahkan membaca

سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

* Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel hanyalah dahi, sedangkan dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki hanyalah sunnah.
* Lafaz tahiyyat:

التَحِياتُ لله وَالصلَوَاتُ وَالطَيِبَاتُ وَالسَلامُ, عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

* Lafaz salam:

السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله


Imam Malik (712-795 M) (Mazhab Maliki)

* Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
* Al-Fatihah wajib setiap rakaat. Basmalah bukan termasuk bagian dari surah, bahkan disunnahkan untuk ditinggalkan. Qunut hanya ada pada shalat subuh. Disunnahkan untuk tidak sedekap.
* Saat rukuk disunnahkan membaca

سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

* Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel hanyalah dahi, sedangkan dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki hanyalah sunnah.
* Lafaz tahiyyat:

التَحِيَاتُ لله الزَاكِيَاتُ لله الطَيِبَاتُ لله الصَلَوَاتُ لله, السَلامُ عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَه, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

* Lafaz salam:

السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله


Imam Syafi’i (769-820 M) (Mazhab Syafi’i)

* Takbiratul ihram boleh Allahu Akbar atau Allahu Al-Akbar.
* Al-Fatihah wajib pada setiap rakaat. Wajib membaca basmalah karena bagian dari surah. Qunut sunnah setelah rukuk pada shalat Subuh. Sedekap adalah sunnah di bawah dada di atas pusar.
* Saat rukuk disunnahkan membaca

سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

* Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel hanyalah dahi, sedangkan dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki hanyalah sunnah.
* Lafaz tahiyyat:

التَحِيَاتُ المُبَارَكَاتُ الصَلَوَاتُ الطَيِبَاتُ لله, السَلامُ عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا رَسُوْلَ الله

* Lafaz salam:

السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله


Imam Ahmad (780-855 M) (Mazhab Hanbali)

* Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
* Al-Fatihah wajib pada setiap rakaat. Basmalah bagian dari surah, tapi membacanya harus pelan. Qunut hanya ada pada shalat witir. Sedekap adalah sunnah di bawah pusar.
* Saat rukuk diwajibkan membaca

سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

* Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel adalah dahi, dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki ditambah hidung.
* Lafaz tahiyyat:

التحيات لله والصلوات والطيبات, السَلامُ عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَه, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللهُم صَلِ عَلَى مُحَمَد

* Lafaz salam:

السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله


Imam Ja’far Ash-Shadiq (699-765 M) (Mazhab Syiah Ja’fari)

* Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
* Al-Fatihah wajib pada 2 rakaat pertama, sedangkan rakaat 3 atau 4 boleh diganti dengan tasbih subhanallâh wal hamdulillâh wa lâ ilâha illallâh wallâhu akbar. Basmalah bagian dari surah dan wajib dibaca dengan jahr (nyaring) pada setiap shalat. Qunut adalah sunnah pada setiap shalat. Empat mazhab Ahlus Sunnah menyatakan sunnah membaca âmin, sedangkan Syiah adalah tidak. Tidak bersedekap dalam shalat.
* Saat rukuk disunnahkan membaca

سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ وَبِحَمْدِه

atau

سُبْحَانَ الله

tiga kali ditambah shalawat.
* Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel adalah dahi, dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki, hidung adalah sunnah.
* Lafaz tahiyyat/tasyahud:

بسم الله وبالله والحمد لله وخير الأسماء لله اشهد لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللهم صل على محمد وآل محمد وتقبل شفعته ورفع درجته

* Lafaz salam:

السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dari sekilas gambaran di atas, telah sepakat bahwa tiga mazhab Ahlus Sunnah (Hanafi, Syafi’i, Hanbali) menyatakan bahwa sedekap dalam shalat hanyalah sunnah, bahkan satu mazhab Ahlus Sunnah (Maliki) menyatakan sunnah untuk tidak sedekap. Karena itu janganlah heran jika Syiah pun tidak bersedekap, karena mazhab Maliki sebagai Ahlus Sunnah pun tidak sedekap. Tema mengenai sedekap dalam shalat akan dilanjutkan lain waktu, Insya Allah. Wallâhua’lâm.

Sumber:

1.Syekh Jawad Al-Mughniyah

2.Al-Fiqh ‘alâ Al-Madzâhib Al-Khamsah