Al-Quran dan Peristiwa Ghadir Khum (3)
  • Judul: Al-Quran dan Peristiwa Ghadir Khum (3)
  • sang penulis: Muhammad Alfadani
  • Sumber: muslimmenjawab.com
  • Tanggal Rilis: 23:0:14 1-9-1403

Telah dibahas sebelumnya bahwa salah satu ayat yang berkaitan dengan peristiwa Ghadir khum adalah ayat tabligh, sebutan bagi ayat 67 dari surat al-Maidah.

Melanjutkan pembahasan yang sama pada seri kali ini akan kembali diajukan referensi lainnya bersumber dari kitab Ahlussunnah yang memuat hubungan antara ayat tersebut dengan peristiwa Ghadir Khum.

Al-Alusi di dalam kitabnya Ruh al-Maani menyebutkan riwayat yang menyatakan bahwa ayat tersebut turun di ghadir Khum dan berkaitan dengan Imam Ali As:

“dan Jalaluddin al-Suyuti memuat dalam ad-Dur al-Mantsur dari Ibn Abi Hatim dan Ibn Mardawaih dan Ibn Asakir yang meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata: turun ayat tersebut kepada Rasulullah SWAA pada hari Ghadir Khum, tentang Ali bin Abi Thalib KW. Dan ibn Mardawaih meriwayatkan dari Ibn Mas’ud, ia berkata: kami selalu membaca pada masa Rasulullahيا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ ما أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّك: (أن عليا ولي المؤمنين): bahwa Ali adalah Maula kaum mukminin وَ إِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَما بَلَّغْتَ رِسالَتَهُ وَ اللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ.”[1]

Di dalam kitab lainnya disebutkan bahwa ayat tersebut berkaitan dengan Ali bin Abi thalib namun tidak menyebutkan jika peristiwa tersebut terjadi di Ghadir Khum:

“yang ke sepuluh: ayat tersebut turun tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib AS. Dan tatkala ayat ini turun Nabi SAWW memegang tangan Ali AS, dan bersabda: barang siapa yang saya adalah “maulanya” maka Ali adalah “maulanya”…… ini adalah perkataan Ibn Abbas, Barra’ bin Azib dan Muhammad bin Ali”[2]

Riwayat yang disebutkan di atas membuktikan bahwa literatur Ahlussunnah sebenarnya tidak asing dengan pembahasan hubungan ayat Tabligh dengan Gadir Khum. Terlepas apakah kemudian riwayat yang ada diterima atau ditolak, maupun dimaknai lain oleh ulama mereka. Namun yang jelas di dalam literatu Sunni ada riwayat yang mengatakan jika ayat tersebut turun di Ghadir Khum dan berkaitan dengan keutamaan imam Ali AS.

Perlu juga dicatat bahwa ada banyak redaksi yang mengatakan jika ayat tersebut berhubungan dengan imam Ali AS tanpa menyebutkan tempat peristiwa tersebut terjadi. Dan lebih dari itu di dalamnya ada redaksi “wali” atau “maula”

[1] Al-Alusi, Syihabuddin, Ruh al-Ma’ani, jil: 6, hal: 193, cet: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut.

[2] Fakhr Razi, Fakhruddin, Mafatih al-Gaib, jil: 12, hal: 53, cet: Dar al-Fikr.