Putra Yazid Membongkar Kebobrokan Ayah dan Kakeknya
  • Judul: Putra Yazid Membongkar Kebobrokan Ayah dan Kakeknya
  • sang penulis: Muhammad Alfadani
  • Sumber: muslimmenjawab.com
  • Tanggal Rilis: 21:54:24 1-9-1403

Sebelumnya telah banyak disebutkan keutamaan imam Husain As baik secara khusus maupun secara umum yang berbarengan dengan penjelasan tentang keutamaan Ahlulbait Nabi SAWW.

Pada beberapa tulisan sebelumnya juga telah dijelaskan tentang kebobrokan akhlak dan perilaku Yazid yang merupakan oknum utama dibalik kesyahidan imam Husain AS.

Realita ini akan dapat memberikan kita gambaran yang lebih obyektif terkait peristiwa Karbala. Dengan artian bahwa membandingakan kedua sosok imam Husain AS dan Yazid akan memberikan petunjuk bagi kita dalam menilai kejadian yang maha dahsyat ini.

Melihat sosok imam Husain dengan segala keutamaannya akan menggiring kita kepada kesimpulan bahwa beliau ada di pihak kebenaran dan menyaksikan yazid dengan segudang kebobrokannya akan mendorong kita untuk menempatkannya ke dalam golongan yang salah.

Untuk itu dalam tulisan kali ini kita akan melanjutkan seri sebelumnya yang mengulas tentang sosok Yazid. Yang dimuat pada tulisan ini adalah catatan Ibn Hajar al-haitsami tentang pernyataan Muawiyah bin Yazid yang merupakan anak Yazid sendiri:

“Termasuk diantara kelayakannya secara lahiriah adalah, ketika diangkat menjadi khalifah, ia naik mimbar lalu berkata: sesungguhnya perkara kekhalifahan adalah tali Allah. Dan sungguh kakekku Muawiyah telah merebut urusan itu dari pemiliknya yang berhak. Dan yang lebih berhak darinya atas hal itu adalah Ali bin Abi Thalib. Dan ia bertindak terhadap kalian sebagaimana kalian ketahui sehingga kematian mendatanginya dan di dalam kuburnya ia diliputi oleh dosa-dosanya. Setelah itu ayahku diserahkan urusan itu (kekhalifahan) padahal ia tidak layak mendapatkannya. Kemudian ia berseteru dengan anak putri Rasulullah SAWW. Lalu hidupnya berakhir dan ia terjebak dengan dosa-dosanya. Kemudian ia menangis dan berkata: sungguh hal yang paling besar atas kami adalah pengetahuan kita akan keburukan posisi dan tempat kembali ayahku. Sungguh ia telah membunuh keturunan Rasulullah SAWW, membolehkan minum khamar dan menghancurkan Ka’bah. Dan aku belum merasakan manisnya kekhalifahan oleh karena itu aku tidak akan menanggung kepahitannya. Berikanlah pendapat dalam urusan kalian. Jika dunia itu baik, sungguh kami telah meraih sebagiannya, dan jika hal iu buruk, maka apa yang menimpa keturunan Abu Sofyan sudah cukup.[1]”

Catatan ini dapat memnjelaskan banyak hal. Disamping mengungkap keburukan Yazid berupa membunuh keturunan Nabi, membolehkan minum khamar dan menghancurkan ka’bah, literatur ini juga mengungkap bahwa khalifah yang berhak adalah Ali AS dan Imam Husain. Adapun Muawiayah dan Yazid telah melakukan perampasan.

[1] Ibn Hajar al-Haitsami, Syihabuddin Ahmad bin Hajar, al-Shawaiq al-Muhriqah, hal: 601-602, cet: Maktabah Fayyadh.