Muhammad bin Hamam Al-Iskafi (258 – 336 H.)
  • Judul: Muhammad bin Hamam Al-Iskafi (258 – 336 H.)
  • sang penulis:
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 18:11:15 1-9-1403


Kelahiran

Abu Ali Muhammad bin Hamam bin Suhail al-Iskafi adalah salah seorang ulama kenamaan Syi‘ah dan sahabat para wakil khusus Imam Mahdi as. Ia dilahirkan pada pada tahun 258 Hijriah di daerah Iskaf. Iskaf adalah sebuah daerah yang terletak antara Bashrah dan Kufah. Kota Kufah dan sekitarnya dikenal sebagai daerah basis pecinta Ahlulbait Rasulullah saw. Ia dilahirkan di dalam keluarga yang baru memeluk agama Islam lantaran bimbingan para pengikut Syi‘ah Ahlulbait as.

Dari sejak kecil, ia tumbuh dewasa di bawah naungan kecintaan terhadap Ahlulbait Nabi as. Ia sendiri bercerita, “Sebelum aku dilahirkan, ayahku pernah menulis sepucuk surat kepada Imam Hasan al-‘Askari as dengan tujuan memohon doa kepada beliau supaya Allah menganugerahkan seorang anak yang saleh kepadanya. Di penghujung surat itu, beliau menulis, ‘Allah telah mengabulkan permohonanmu.’” Dengan demikian, Muhammad terlahirkan ke dunia fana ini.


Pendidikan

Pada masa itu, Baghdad adalah sebuah pusat kota ilmu dan pengetahuan. Tidak salah jika para ulama dan ilmuwan dunia pergi ke kota tersebut untuk menimba ilmu pengetahuan.

Muhammad bin Hamam juga tidak mau ketinggalan kafilah. Ia pergi ke kota Baghdad dengan tujuan untuk menimba ilmu dari para ulama tersohor yang berdomisili di situ dan juga supaya dapat lebih mudah mengadakan hubungan dengan wakil Imam Mahdi as sehingga ia dapat melaksanakan segala perintah beliau secara mudah. Wakil beliau sering mendiktekan ucapan dan surat Imam atau hadis-hadis para imam yang lain kepadanya. Oleh karena itu, sebagian surat Imam Mahdi as sampai kepada kita melalui Muhammad al-Iskafi ini.

Penulis buku “Jâmi‘ ar-Ruwât” menulis, “Sebelum Muhammad bin Utsman meninggal dunia, sebagian tokoh kenamaan Syi‘ah, seperti Abu Ali al-Iskafi mendatanginya untuk menanyakan siapa penggantinya setelah ia meninggal dunia. Muhammad bin Utsman pun menentukan Husain bin Ruh sebagai wakil Imam Zaman as atas perintah dari beliau.”

Tentang tokoh yang satu ini, Syaikh ath-Thusi menulis, “Abu Ali Muhammad bin Hamam al-Iskafi adalah seorang tokoh yang agung dan dapat dipercaya yang telah meriwayatkan banyak hadis dan riwayat.”

An-Najasyi berkomentar, “Muhammad bin Hamam al-Iskafi adalah panutan para sahabat kita dan salah seorang tokoh besar mazhab Syi‘ah. Ia memiliki kedudukan yang sangat agung dan telah meriwayatkan hadis-hadis yang sangat banyak.”


Para Guru

Banyak para ulama besar yang telah digunakan oleh Muhammad al-Iskafi sebagai tempat menimba ilmu. Sebagian dari mereka adalah sebagai berikut:

a. Utsman bin Sa’id.

b. Muhammad bin Utsman.

c. Husain bin Ruh.

d. Hamam bin Suhail, ayahnya sendiri.

e. Ibrahim bin Hasyim.

f. Ja‘far bin Muhammad al-Himyari.

g. Abdullah bin Ja‘far al-Himyari.

h. Muhammad bin Abdullah al-Himyari.

i. Ali bin Muhammad bin Riyah.

j. Ali bin Muhammad ar-Razi.


Para Murid

Banyak sekali tokoh kenamaan hadis yang meriwayatkan hadis darinya, di antaranya:

a. Ahmad bin Muhammad al-Barqi.

b. Ja‘far bin Muhammad Qawlawaeh.

c. Ali bin Ibrahim.

d. Harun bin Musa Tal‘ukburi.

e. Ibrahim bin Muhammad bin Ma‘ruf.

f. Ahmad bin Ibrahim.


Karya Tulis

Al-Iskafi juga meninggalkan banyak karya tulis, di antaranya:

a. At-Tamhîsh, salah satu kitab referensi Bihâr al-Anwâr.

b. Al-Anwâr fî Târîkh al-Aimmah as.


Wafat

Ulama besar dan tenar mazhab Syi‘ah ini meninggal dunia pada tahun 336 Hijriah dalam usia hampir mendekati delapan puluh tahun.