Ibarat seorang pendaki, kita masih berada di setengah perjalanan menuju puncak. Iya, pembahasan kita mengenai sahabat nabi masih belum sampai pada puncaknya.
Kami masih berusaha mengumpulkan kepingan-kepingan dalil dan pengetahuan lain mengenai sahabat nabi sampai kita benar-benar sampai pada kesimpulan yang matang tentang keadilan sahabat nabi.
Seperti yang kita ketahui bersama, dan hal ini juga sudah dibahas secara panjang-lebar di tulisan sebelumnya, bahwa mazhab Ahlusunnah meyakini kalau-kalau seluruh sahabat nabi adalah adil.
Bahkan, ulama di antara mereka berpendapat jika sahabat nabi adalah ahli surga. Artinya, seolah-olah sahabat nabi telah diberi kunci masuk surga tanpa harus bersusah payah dahulu menjadi hamba-Nya yang hakiki.
Menariknya, di antara sekian pendapat mengenai keadilan sahabat nabi, fakta di lapangan membuktikan bahwa masih ada bukti-bukti, berupa riwayat nabi tentang sahabat yang menegaskan sebaliknya.
Misalnya, di dalam salah satu kalam-Nya, Allah berfirman begini,
وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ.
“Dan di antara orang-orang Arab Badui yang (tinggal) di sekitarmu, ada orang-orang munafik. Dan di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang munafik), mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau (Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.” (QS. At-Taubah: 101).
Ayat di atas disinyalir memiliki kaitan erat dengan sahabat nabi saw. Meski sebagian ada yang menolak, dengan mengakatan bahwa sahabat nabi terjauhkan dari orang-orang munafik.
Namun, kita juga tak bisa menampik, bahwa Rasulullah Saw. sendiri pernah mengatakan kalau di antara sahabatnya ada orang munafik. Nah, untuk lebih jelasnya berikut penulis bawakan redaksi aslinya, yang penulis sadur dari kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, karya Imam Hanbali.
… قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فِي أَصْحَابِي اثْنَا عَشَرَ مُنَافِقًا
Nabi Saw. bersabda, “Di antara para sahabatku ada dua belas orang yang munafik.”[1]
Dari ungkapan di atas, mungkin Nabi Saw. hendak memberi isyarat kepada kita bahwa sahabat yang adil mestinya terjauhkan dari sifat munafik, yang kalau kita perhatikan sangatlah bertentangan dengan sifat adil. Wallahu a’lam bi shawab.
[1] Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Hanbali, hal. 345. Cet. Mua’sasah Ar-Risalah.