Mengenal Perempuan dalam Al-Quran (3) bagian kedua
  • Judul: Mengenal Perempuan dalam Al-Quran (3) bagian kedua
  • sang penulis:
  • Sumber: parstoday.com
  • Tanggal Rilis: 10:38:43 4-9-1403

Bayi yang baru lahir ini tidak hanya seorang anak, tapi akhir dari usia penantian. Sebuah balasan dari satu abad menanggung kesulitan. Anak yang meniupkan kegembiraan setelah hilangnya pengharapan yang pahit. Tapi di bagian lain, Sarah semakin sedih karena tidak punya anak. Dalam kondisi yang demikian, ia tidak ingin muncul perilaku atau perbuatan dari dirinya yang tanpa disadari. Oleh karenanya, Sarah meminta kepada Ibrahim as agar Hajar dan Ismail tinggal di tempat lain. Ibrahim as menyetujui permintaan istrinya.

Sarah selalu berharap pertolongan Allah. Suatu hari ia berkata kepada Ibrahim, "Sekalipun aku sudah tua dan tidak mampu lagi, tapi pelita harapan dalam batinku selalu menyala. Saya sampai pada keyakinan bahwa sangat mungkin saya akan memiliki anak. Kekuasaan Allah akan menghilangkan kekurangan saya ini. Saya meminta kepdamu agar mendoakan aku."

Nabi Ibrahim as menyanggupi permintaan istrinya dan bermunajat kepada Allah agar hajat dan keinginan Sarah terkabulkan. Doa Ibrhaim terkabulkan dan akhirnya Allah Swt menganugerahkan seorng anak kepadanya lewat Sarah di usia tua. Kisah ini disebutkan dalam al-Quran surat Hud ayat 69-73.

"Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, "Selamat". Ibrahim menjawab, "Selamatlah,"maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth". Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. Isterinya berkata, "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". Para malaikat itu berkata, "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

Selama bertahun-tahun Sarah menghadapi ujian sulit ilahi di sisi Ibrahim as menjadikannya seorang yang bertakwa dan suci. Sedemikian besar potensi yang dimiliki Sarah, sehingga ia dapat bertemu dengan para malaikat dan berbicara dengan mereka. Derajat ini hanya diraih oleh manusia-manusia khusus dan wali Allah. Fakta ini menjelaskan bahwa dalam budaya monoteisme dan tauhi, seorang perempuan juga memiliki keagungan dan nilai yang tinggi seperti pria. Dengan keimanan yang kuat dan ketakwaan yang ikhlas, mereka dapat berbicara dengan malaikat dan menerima kabar gembira dari Allah lewat para malaikat menunjukkan rahmat dan pertolongan Allah.

Peran perempuan dalam mengelola urusan rumah tangga sangat penting dan sekalipun secara hukum perempuan tidak memiliki kewajiban yang demikian, tapi atmosfer cinta, keakraban dan kasih sayang keluarga membuat perempuan berusaha bersama suaminya untuk menciptakan kesejahteraan dan ketenangan. Dengan keindahan rasa yang bersumber dari semangat kasih sayangnya, perempuan mempersiapkan tempat yang telah dihiasi demi mendidik generasi akan datang. Dalam teladan yang disampaikan al-Quran untuk perempuan mengelola rumah tangga secara spesifik telah ditekankan tentang bagaimana mereka menerima tamu dan menjelaskan kisah masuknya para malaikat ke rumah Nabi Ibrahim as. Sebuah contoh yang jelas mempertontonkan model perilaku seorang perempuan yang mengurus rumah tangga.

Menurut Allamah Majlisi, faktor dan tanda kepribadian serta kesempurnaan Sarah, istri Nabi Ibrahim as adalah pekerjaan mengurus rumah tangga dan menerima tamu Ibrahim as. Dia senantiasa melayani tamu-tamu Nabi Ibrahim as dan Allah Swt dalam al-Quran mengingatkan akan kebaikan Sarah ini, "Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, ..." (QS. Hud: 71). Sarah dalam menjamu tamu-tamu suaiminya menunjukkan ketrampilannya, bahkan ketika ada tamu yang tidak diundang mendatangi rumah mereka. Tidak menunggu lama, dia melayani mereka dengan cara terbaik, sebagaimana dalam al-Quran disebutkan, "Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang."

Sarah adalah perempuan pertama yang beriman kepada Ibrahim as. Dalam peristiwa Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, Sarah meminta kepada Allah Swt untuk menyelamatkan Ibrahim dan setelah peristiwa ini, masyarakat mengusir Ibrahim, Sarah dan Luth, sehingga mereka pergi ke daerah Syam. Sarah mempersiapkan diri menanggung segala kesulitan dalam perjalanan dan keterasingan agar seruan dan ajakan Ibrahim dapat diterima luas. Akhirnya, setelah menjalani kehidupan bercahaya dan melewati jalan yang lurus ilahi serta mendukung Nabi Ibrahim, Sarah meninggal dunia dalam usia 120 tahun.