Ibu memiliki peran yang penting dalam menciptakan kedamaian dan kasih sayang. Ia adalah sumber kebahagiaan dan ketentraman paling tinggi sebuah keluarga. Jika seorang Ibu memiliki kenyamanan dalam hidupnya, maka ia juga akan menularkan energi baik kepada keluarganya. Disini diperlukan peran suami untuk membantu kenyamanan seorang istri. Seorang suami ideal harus membantu tugas-tugas istri dalam memanagemen rumah tangganya. Jiha hati seorang istri bisa senang dan ridha terhadap keadaannya, maka ia bisa memainkan peranannya dengan apik. Ia akan merasa senang di rumah, aman dan tenang. Keadaan yang dipunyainya ini akan memberikan kekuatan kepadanya untuk memberikan hal-hal yang terbaik kepada anggota keluarganya. Ia akan bisa mendidik anak-anaknya untuk menghasilkan generasi yang tangguh dan kuat, memiliki kemandirian dan lain sebagainya.
Seorang perempuan diciptakan memiliki karakter yang siap untuk menerima tanggung jawab mendidik anak. Sementara dari sisi ilmu pengetahuan, bila diandaikan seorang ibu bukan perempuan, maka yang terjadi “ibu” itu akan sakit, baik jasmani maupun ruhani. Di sisi lain, motivasi keibuan yang merupakan motivasi paling lembut dan sekaligus kuat hanya diletakkan dalam diri perempuan. Itulah mengapa perempuan menjadi simbol kelembutan, kesenangan, perhatian dan cinta bagi anak.
Anak kecil adalah lemah. Oleh karenanya, ia membutuhkan rasa kedekatan dan keberadaan seseorang yang mencintai dan menyayanginya, sekaligus mengaktualisakannya. Di sini, seorang ibu dengan belaian keibuannya mampu memberikan kasih sayangnya kepada anaknya yang tak memiliki tempat berlindung dan memenuhi kebutuhannya. Sudah menjadi karakter dan fitrah seorang ibu seperti ini dan itu akan mencapai puncaknya ketika perempuan mencapai usia balig dan periode kehamilan. Seluruh perilakunya menjadi perbuatan keibuan dan ada dorongan dari dalam yang kuat untuk mendidik anaknya.
Ibu adalah pribadi yang mewarnai kepribadian anaknya, bahkan ia adlaah pembuat kepribadiannya. Perbuatan seorang ibu begitu indah sekaligus sensitif. Dengan tangannya, ia mengelus sang anak dan dengan hatinya yang penuh kasih sayang, ia menciptakan pertumbuhan dan revolusi dalam hati sang anak. Bayangkan, bagaimana dengan sebuah elusan keibuan mampu menenangkan hati sang anak yang bergemuruh? Bagaimana hanya dengan suaranya, ia mampu meninabobokkan sang anak
Ibu mampu menciptakan perubahan dalam fisik dan jiwa anak. Pendidikan dengan maknanya yang luas sesuai dengan kelayakan ibu. Ibulah yang membangun kepribadian sang anak. Ibulah yang mampu melakukan perubahan yang sesuai pada diri anak, khususnya bila dibarengi kedisiplinan ayah. Pendidikan merupakan proses yang tidak pernah berhenti dan berdasarkan ajaran Islam, bila kita menilai anak tinggal di rumah bersama ibunya hingga berusia 7 tahun, maka kita harus mengakui bahwa sebagian besar pengaruh terhadap anak berasal dari ibunya. Banyak perilaku dan akhlak anak, bahkan hingga usia pemuda dan setelahnya bersumber dari ibu.
Ibu mendidik manusia dengan perilakunya. Ia menjauhkan anak dari segala keburukan, kemunafikan dan sifat buruk lainnya dan menggantikannya dengan cinta, kesenangan, kebaikan dan sifat baik lainnya. Ibu punya peran penting dalam pembentukan kepribadian anak dalam segala kondisi. Pribadi-pribadi besar yang tercatat dalam sejarah berhutang kepada jasa ibu.
Mengingat perannya yang sentral ini, ibu harus melakukan aktivitasnya pada jalur yang benar dan berdasarkan parameter ketakwaan dan keutamaan akhlak karena ia memiliki kewajiban yang sangat mulia, bahkan harus dikatakan bahwa tidak ada kewajiban yang paling mulia dan tinggi dari melaksanakan kewajiban ibu. Seorang ibu adalah karya abadi penciptaan dan menjadi poros kehidupan sebuah masyarakat. Menjadi seorang ibu adalah menerima tanggung jawab mulia dan memperhatikan sisi pendidikan dan akhlak. Seorang ibu harus memiliki akhlak mulia, hati penuh kasih dan pemaaf, dimana kehidupan anak dan masyarakat bergantung kepadanya. []