Berlaku Adil dalam Penuhi Kebutuhan Anak
  • Judul: Berlaku Adil dalam Penuhi Kebutuhan Anak
  • sang penulis:
  • Sumber: islammenjawab.com
  • Tanggal Rilis: 6:49:29 2-10-1403

Bila anda melihat bahwa anak anda mendengki kepada saudara kandungnya karena beberapa alasan (misal: ia mengganggu, mencubit, melontarkan kata-kata kasar atau merebut buah-buahan atau gula-gula milik saudaranya) maka ia berarti memerlukan perhatian anda dalam porsi yang lebih besar. Anda seyogyanya tidak menutup mata dari aktivitas-aktivitasnya anak tersebut. Anda harus memberi kesan kepadanya bahwa ia sedang tumbuh besar sementara adiknya masih kecil, membutuhkan perhatian lebih besar darinya. Anda juga harus mengatakan bahwa ketika ia kecil, seperti adiknya yang sekarang. Ia juga menuntut dan menerima perhatian yang lebih.


Ketimbang berupaya membenahi sikapnya secara keras, berilah kesan pada anak bahwa anak-anak yang masih kecil itu adalah saudara laki-laki dan perempuannya sendiri. Anda dapat mengatakan pada anak: “Mereka (saudara atau saudarinya) juga mencintaimu, kalau bukan kamu. Siapa lagi yang akan mencintai mereka? Kamu harus melindungi mereka jika seseorang menyakitinya. Allah swt telah menganugerahkan kamu saudara dan saudari yang elok seperti mereka, karenanya engkau harus bersyukur..”


Kesimpulannya dapat diketahu bahwa mempertahankan perilaku yang benar-benar adil kepada semua anak baragkali merupakan dambaan. Bagaimana mungkin orangtua mampu memperlakukan anak laki-laki, anak perempuan, anak-anak yang tua dan muda dengan cara yang sama? Anak-anak yang lebih tua secara umum dapat diberi kebebasan lebih besar. Sementara anak yang lebih kecil harus diberi perhatian yang lebih besar. Anak-anak yang lebih tua akan mendapat uang saku lebih besar. Sementara anak-anak yang lebih muda membutuhkan perlindungan lebih besar.


Anak-anak laki-laki pada umumnya diberi kebebasan bergerak lebih dari saudari-saudari perempuannya. Karena itu, sembari memperhatikan betul kebutuhan akan keadilan dan kebebasan, para orangtua harus menggunakan pendekatan yang berbeda bagi anak laki-laki dan perempuannya. Perlakuan ini mungkin sulit diterima anak-anak. Namun demikian, orangtua harus secara tepat menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa mereka (orangtua) memiliki sikap yang sama kepada seluruh anak-anaknya, namun norma-norma perilaku bagi masyarakat dibedakan menurut jenis kelamin dan usia.


Kendatipun kecemburuan dan kedengkian merupakan sifat yang tidak diinginkan di mata islam, dan kenyataannya dianggap sebagai perbuatan dosa, semangat berkompetisi dan persaingan merupakan bagian dari upaya dan perjuangan bagi perkembangan manusia. Perbedaan antara kecemburuan atau kedengkian dengan persaingan adalah bahwa seseorang menjadi saingan yang lain untuk saling mengadu dan mendahului dalam mencapai sesuatu; tapi orang yang dengki hanya merasa iri hati namun tak mampu bersaing dan mengalahkan saingannya. Persaingan dalam setiap lapangan aktivitas merupakan fenomena yang sehat. Peradaban manusia akan mandek tanpa persaingan dan kompetisi.


Seseorang menuliskan:
“ Saya punya seorang saudari perempuan yang usianya dua tahun lebih tua dari saya. Orang tua saya lebih mencintai saya ketimbang saudari saya itu. Apapun yang saya inginkan, mereka langsung memenuhinya. Di setiap kesempatan, mereka selalu memuji-muji saya dan sama sekali mengabaikan saudari saya. Saudari saya selalu memarahi saya. Ia tak pernah menginginkan saya bahagia sebentar saja. Saya lalu berpikir, mengapa saudari saya demikian mengganggu saya? Apa salah saya kepadanya? Ia sangat dengki kepada saya dan barangkali sikap pilih kasih orangtua merupakan alasan bagi kebenciannya ini. Orangtua tak pernah menyadari bahwa disebabkan pilih kasihnya, saudari saya berupaya melampiaskan rasa dendamnya kepada saya. Sekarang, setelah orangtua saya sudah tidak ada lagi, saudari perempuan saya bersikap sangat baik kepada saya. Ia sangat merasa sedih bila saya sedikit saja merasa gelisah”