Allah SWT berfirman: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (Q.S. an-Nisā’ [4]: 36)
Itulah pemberitaan Al-Quran mengenai ketentuan dari Tuhan yang berhubungan dengan dua hal:
1. Pembatasan penyembahan hanya kepada Allah semata
2. Berbakti kepada kedua orangtua
Apa rahasia disatukannya kedua hal ini dalam ketentuan Allah SWT?
Barangkali jawabannya tersembunyi dalam sifat ketuhanan yang telah Allah tanamkan pada kedua orangtua. Bagi Allah SWT sifat kasih tak terbalaskan, karena Allah Azza wa Jalla adalah kesempurnaan yang paripurna, Sang Mahakaya yang tidak membutuhkan apapun.
Dia yang menciptakan, menyusun, mengatur, menghidupi, dan memenuhi kebutuhan seluruh makhluk. Dia tidak menginginkan apapun untuk Zat-Nya, melainkan tujuan-Nya agar makhluk meraih kesempurnaan dalam kehidupannya. Kebahagiaan manusia itulah tujuan diciptakannya manusia itu sendiri dan disertai dengan pengawalan Allah untuknya.
Sementara pada kedua orangtua suatu sifat sebagai manifestasi kemuliaan sifat ketuhanan tadi. Itulah kasih tanpa balas. Seorang ibu mengandung selama sembilan bulan dengan susah payah, rasa sakit, dan menanggung beban. Ketika melahirkan, dia sungguh merasakan kesakitan yang pedih, seakan-akan ruhnya akan tercabut keluar dari raganya. Setelah melahirkan, ia begadang di malam hari agar anaknya tidur. Ia berlelah-lelah agar anaknya gembira. Ia bersakit-sakit agar anaknya tenang dan tumbuh besar, seiring berjalannya waktu semakin bertambah kerja kerasnya (untuk anaknya). Begitu juga dengan ayah. Ia bersungguh-sungguh untuk memberikan kenyamanan untuk anaknya. Dan dia bekerja membanting tulang untuk memberikan kehidupan yang mulia bagi anaknya.
Meskipun seluruh jerih payah dan pengorbanan mereka ditujukan untuk anak mereka, akan tetapi mereka berdua tidak menginginkan balasan apapun darinya, akan tetapi tujuan keduanya agar anak mereka hidup dalam kebahagiaan. Itulah kasih tanpa balas dari kedua orangtua, baik sebelum keduanya, ketika bersama keduanya, atau setelah ketiadaan keduanya yang merupakan manifestasi dari Allah SWT.