Namun tentang bagimana seseorang dapat berterima kasih
kepada kedua orang tua adalah hal yang berbeda di
setiap budaya dan masyarakat. Di Barat dan masyarakat
yang menganut budaya Barat, orang tua telah kehilangan
posisinya. Perspektif Barat menyoal nilai-nilai
bimbingan dan pendidikan anak dalam hubungan keluarga
dan dengan alasan kesamaan hak perempuan dan laki-laki,
budaya Barat telah menghalangi indahnya perasaan
menjadi ibu bagi kaum perempuan. Perempuan Barat
dicekoki dengan anggapan bahwa anak adalah penghalang
baginya untuk maju. Dengan demikian, anak-anak yang di
masa kecilnya tidak merasakan pengorbanan dan kasih
sayang orang tua, sejak usia remaja mereka berpaling
untuk hidup mandiri. Padahal di masa-masa itulah,
mereka sangat memerlukan afeksi, perhatian dan
bimbingan kedua orang tua. Namun karena tanpa dukungan
kedua orang tua, anak-anak akhirnya merasakan pukulan
yang terkadang tidak dapat disembuhkan dengan
berlalunya masa.
Di lain pihak, kedua orang tua setelah melalui masa-
masa muda dan sampai pada masa setengah baya hingga
masa tua, mereka sangat memerlukan perhatian anak-anak
mereka. Tuntutan terpenting mereka pada tahap awal
adalah perhatian dan afeksi, kemudian pada tahap
berikutnya adalah perhatian terhadap kebersihan,
kesehatan dan finansial. Dalam kondisi ini, banyak
orang tua yang terpaksa menghabiskan masa-masa tuanya
di panti jompo, serta menghadapi banyak masalah
termasuk stress, pikun, bahkan alkoholik dan cenderung
untuk bunuh diri. Fenoma “elder abuse” yang dewasa ini
angkanya sangat melambung di berbagai negara, merupakan
hasil dari kesendirian orang-orang tua dan tidak adanya
perhatian anak-anak terhadap kedua orang tua mereka.
Para psikolog berpendapat bahwa tuntutan afeksi utama
orang tua adalah kehadiran mereka di lingkungan
keluarga dan penghormatan kepada mereka. Orang tua
ingin menyaksikan hasil dari jerih payah dalam hidup
mereka dan merasakan dukungan afeksi putra-putri dan
cucu mereka. Orang tua ingin agar perkataan mereka
didengar dan dicintai secara terhormat. Siapa yang
lebih dapat memberikan itu semua kecuali anak-anak dan
keluarga? Selain tuntutan afeksi, faktor usia dan
kerentaan jasmani, membuat mereka memerlukan penjagaan
secara konstan. Dalam banyak kasus mereka menghadapi
masalah untuk bergerak dan menggunakan sarana yang ada
secara benar atau dalam mengkonsumsi obat-obatan. Di
masa itu, fisik mereka akan semakin lemah setiap hari
dan mereka lebih membutuhkan perhatian dan semakin
tergantung pada penjagaan dari orang-orang di
sekitarnya.
Agama langit terakhir dan paling sempuna, Islam, telah
mengurai program-program pendidikan dan bimbingan
komprehensif untuk individu, keluarga dan masyarakat,
termasuk untuk kedua orang tua. Sesuai ajaran dalam
agama Islam, kedua orang tua dan putra-putri mereka
saling memiliki hak dan tugas timbal balik yang akan
mengokohkan pondasi keluarga dan menyiapkan kondisi
bagi berkembangnya seluruh potensi manusia.
Dalam tatanan moral yang rapi ini, laki-laki dan
perempuan saling bersanding menjadi bagian penting dari
kebahagiaan, keceriaan mereka di masa muda untuk
mendidik anak mereka serta mematangkan mereka, serta di
masa tua menikmati kasih sayang dan apresiasi anak-anak
mereka, juga melalui masa tua secara terhormat. Allah
Swt juga telah menjanjikan pahala di dunia dan akhirat
bagi yang melakukan tugas tersebut baik orang tua
maupun anak-anak mereka. Sesuai dengan ajaran Islam,
penghormatan kepada kedua orang tua dan memenuhi
tuntutan mereka merupakan kewajiban yang tidak terbatas
kecuali pada masalah-masalah yang tuntutan mereka
bertentangan dengan syariat. Meski demikian, dalam
kondisi seperti itu pun, anak harus menghormati orang
tua.
Dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 83, an-Nisa’ ayat
36, al-An’am ayat 151, dan surat al-Luqman ayat 41,
disebutkan tentang kebaktian terhadap orang tua
langsung setelah masalah ketauhidan. Penekanan al-Quran
dalam menyebutkan kebaktian dan penjagaan kedua orang
tua, langsung setelah masalah ketauhidan membuktikan
pentingnya masalah ini yang juga berarti meninggalkan
kewajiban ini merupakan dosa besar setelah kesyirikan.
Allah Swt dalam surat al-Isra’ ayat 23 dan 24 juga
berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil.”
Dalam ayat ini, Allah swt secara teliti dan sangat
indah, menyinggung masa paling vital kedua orang tua
yaitu masa tua mereka. Masa di mana kedua orang tua
mungkin banyak menyusahkan anak-anak mereka. Dalam ayat
tersebut dilarang bahkan untuk mengucapkan kata
penghinaan sekecil apapun serta mewajibkan untuk
bersikap rendah diri dan berkhidmat kepada mereka
sebagaimana jerih mereka kepada anak-anak di masa
kecil. Juga diingatkan untuk selalu mendoakan kedua
orang tua.
Dalam banyak riwayat Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as
disebutkan tentang pentingnya penghormatan kepada kedua
orang tua dan pengkhidmatan kepada mereka. Ada sebuah
hadis yang dinukil dari Rasulullah Saw bahwa ketika
seorang laki-laki yang menggendong ibunya bertawaf
mengelilingi Ka’bah, melihat Rasulullah dan bertanya:
“Apakah dengan ini aku telah melaksanakan kewajibanku
kepada ibuku?” Rasulullah Saw bersabda: “Tidak, (ini)
bahkan tidak dapat menepus satu jeritannya ketika
melahirkanmu.”
Imam Ja’far as-Sadiq ketika menafsirkan ayat «و بالوالدین احسانا»
mengatakan, “Bakti kepada ayah dan ibu adalah bersikap
baiklah kalian kepada kedua orang tua kalian dan jangan
kalian membuat mereka terpaksa meminta dari kalian
sesuatu yang mereka perlukan.” Hadis ini menunjukkan
bahwa menjaga kemuliaan kedua orang tua dalam budaya
Islam sangat penting dan sedemikian rupa sehingga
bahkan kita harus mengetahui apa yang mereka perlukan
sebelum mereka mengungkapkannya. Imam Sadiq as juga
berkata, “Orang yang menzalimi kedua orang tuanya
karena kebencian, harus menyadari bahwa shalat mereka
tidak diterima di sisi Allah Swt.” Betapa pentingnya
penghormatan kepada orang tua, bahkan cara anak
memandang kedua orang tuanya juga tidak boleh dengan
pandangan marah dan kebencian.
Dalam budaya Islam, ada ungkapan yang bagi banyak orang
mukmin sangat menakutkan dan salah satunya adalah عاق
والدین. Yaitu anak yang ditolak oleh kedua orang tuanya
karena kesalahan yang dilakukannya. Atau anak yang
sudah tidak diakui oleh kedua orang tuanya. Dalam
riwayat, anak seperti ini akan menghadapi berbagai
masalah di dunia seperti sempitnya rezeki dan umur
pendek serta berbagai azab di akhirat kelak. Bahkan
shalat anak yang tidak lagi diakui kedua orang tuanya
tidak akan diterima oleh Allah Swt. Amirul Mukminin as
dalam hal ini mengatakan, “Orang yang membuat kedua
orang tuanya bersedih, maka dia adalah orang yang
tertolak.”
Di sisi lain, berbakti kepada kedua orang tua juga
membawa berkah bagi anak, salah satunya adalah hadis
dari Imam Sadiq as: “Berbakti kepada kedua orang tua
adalah tanda bagi seorang hamba Allah, karena tidak ada
ibadah yang lebih cepat menyampaikan manusia pada
keridhoan Allah Swt selain menjaga kehormatan kedua
orang tua.