Dua Bekal untuk Istiqomah dalam Berbuat Baik
  • Judul: Dua Bekal untuk Istiqomah dalam Berbuat Baik
  • sang penulis: Ust. Muhamad bin Alwi
  • Sumber: khazanahalquran.com
  • Tanggal Rilis: 6:3:27 2-10-1403

Fitrah manusia selalu ingin dihargai, dihormati dan diperlakukan dengan baik. Karena itu, Islam sebagai agama yang sejalan dengan fitrah selalu mengajak manusia untuk saling berbuat baik. Allah swt Berfirman,

وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ

“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.” (QS.al-Qashas:77)

 

Imam Ali bin Abi tholib as pernah berwasiat kepada putranya,

“Jadikan dirimu sebagai timbangan. Berbuat baiklah seperti kau ingin diperlakukan dengan baik. Dan jangan berbuat dzolim seperti kau tidak suka didzolimi.”

Karena orang yang egois adalah yang memperlakukan orang lain dengan seenaknya namun menuntut untuk selalu diperlakukan dengan baik.

Memang bukan hal yang mudah untuk tetap langgeng dan istiqomah dalam berbuat baik. Apalagi kebaikan kita mendapat respon yang buruk dan tidak mengenakkan hati. Karena itu niatkan segala perbuatan kita hanya untuk Allah. Jika kita niatkan untuk manusia, maka kita akan sering kecewa dan akhirnya enggan untuk berbuat kembali.

Sayyidina Husain pernah berkata,

 

“Siapa yang berbuat baik maka Allah akan Memperlakukannya dengan baik. Dan Allah Mencintai orang-orang yang berbuat baik.”

Lakukan semua kebaikan itu karena Allah Mencintai kebaikan. Namun sekali lagi, berbuat baik memang tidak mudah. Banyak halangan dan rintangan yang menghadang.

Karena itu Al-Qur’an memberikan dua bekal agar kita bisa terus langgeng dalam berbuat baik. Allah swt Berfirman,

إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيِصْبِرْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

“Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” (QS.Yusuf:90)

Dua bekal itu adalah takwa dan sabar. Ketakwaan menjadikannya tidak berharap balasan kecuali dari Allah dan kesabaran membuatnya tidak putus asa untuk terus berbuat baik, walau dibalas dengan keburukan. Takwa tanpa sabar tidak akan bertahan lama dan sabar tanpa takwa akan sia-sia.

Karena itu mari kita perbanyak melakukan kebaikan dengan disertai kesabaran dan ketakwaan. Agar kebaikan ini dapat langgeng dan tidak terhenti ditengah jalan. Semoga kita termasuk orang-orang yang berbuat baik.