Kali ini kita kembali akan menguak pelajaran demi
pelajaran dalam satu ayat yang singkat. Allah swt
Berfirman,
رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِكُمْ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ يُعَذِّبْكُمْ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ
وَكِيلاً
“Tuhan-mu lebih Mengetahui tentang kamu. Jika Dia
Menghendaki, niscaya Dia akan Memberi rahmat
kepadamu, dan jika Dia Menghendaki, pasti Dia akan
Mengazabmu. Dan Kami tidaklah mengutusmu
(Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka.”
(QS.al-Isra’54)
Ayat ini memberikan banyak isyarat dan pelajaran
yang begitu penting. Apa saja pelajaran yang dapat
kita ambil dari ayat ini?
1. Jangan bangga dengan keimanan dan amal
perbuatan kita. Dan jangan pernah menganggap diri
kita suci, karena Allah lah yang paling tau tentang
diri kita sebenarnya. Tuhan-mu lebih Mengetahui
tentang kamu.
Dan di ayat lain Allah Berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia
Mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS.an-
Najm:32)
2. Semua yang diberikan oleh Allah berupa sanksi
maupun pahala selalu berdasarkan Ilmu-Nya. Jika Dia
Menghendaki, niscaya Dia akan Memberi rahmat
kepadamu, dan jika Dia Menghendaki, pasti Dia akan
Mengazabmu.
3. Seperti banyak ayat lainnya, dalam ayat ini Allah
Mendahulukan rahmat-Nya sebelum siksa-Nya. Ini
adalah isyarat bahwa kasih sayang Allah Mendahului
murka-Nya. Jika Dia Menghendaki, niscaya Dia akan
Memberi rahmat kepadamu.
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ َ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS.al-
A’raf:156)
4. Hendaknya setiap manusia hidup diantara dua
keadaan, harapan dan rasa takut. Selalu berharap
membuatnya tidak pernah berputus asa dan rasa takut
membuatnya menjauhi dosa-dosa.
5. Setiap manusia bebas untuk memilih dan
menentukan keyakinannya. Bahkan para nabi dilarang
untuk memaksa umatnya dalam meyakini sesuatu. Dan
Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi
penjaga bagi mereka.
Maka bagi setiap muballigh atau da’i, jangan pernah
menganggap dirinya adalah wakil Allah atau merasa
menjadi tuhan sehingga punya wewenang untuk
memaksakan keyakinan kepada orang lain. Allah saja
memberi kebebasan kepada hamba-Nya untuk
memilih, lalu siapa kita yang ingin melangkahi
kehendak Allah swt?