Melawan Hawa Nafsu
  • Judul: Melawan Hawa Nafsu
  • sang penulis: Uswah/IM
  • Sumber: www.islammenjawab.com
  • Tanggal Rilis: 10:32:44 2-10-1403

Nabi Saw. bersabda: “Orang yang kuat adalah orang yang menang atas hawa nafsunya.” Syadid yakni kuat. Kekuatan dalam batin manusia, keteguhan dalam perbuatan manusia, hal itu disebut syeddat. Assyidau ‘alal kuffar yakni bermakna keras terhadap orang kafir.
Ibarat karang yang kokoh. Dimana ia bisa berdiri kokoh, sanggup bertahan, mampu melindungi diri dan orang lain. Inilah makna syeddat.
Sebagian unsur memilki logam yang lunak, mudah dibentuk dan dapat dicampuri selainnya. Sebagian logam lainnya tidak, keras dan memiliki ketahanan terhadap tekanan, tetap bertahan ketika berhadapan dengan berbagai kesulitan. Ini adalah makna syeddat di mana hal ini merupakan ciri khas positif bagi manusia, jika memiliki sifat seperti logam yang keras.
Sekarang dari mana kita bisa tahu logam kita kuat? Di berbagai medan yang berbeda. Tapi, medan utama untuk menguji ketahanan logam manusia adalah medan pertempuran dengan hawa nafsu.
Riwayat Nabi Saw. ini menjelaskan hal ini kepada kita. Hal ini tidak berarti ketika kalian berhadapan dengan dorongan nafsu kalian tidak melawan, menyerah pada kehendak nafsu. Dalam keadaan ini kalian merasa memiliki logam yang kuat, seperti ketika berhadapan dengan seseorang, kalian bersikap keras. Bukan seperti ini. Inti permasalahnnya di sini, “Asyadidu man ghalaba ‘ala nafsihi” yakni unggul terhadap hawa nafsu maksudnya mampu mengalahkan hasrat, syahwat, kekuatan nafsu, dan amarah. Unggul atas itu semua merupakan tanda dari syeddat. Ini merupakan tolak ukur supaya kita bisa menguji diri kita sendiri. Apabila kita ingin menguji diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum kita menguji orang lain. maka hal ini adalah sebuah tolak ukur yang jelas.