Ketika Kesombongan Telah Menyatu Didalam Hati
  • Judul: Ketika Kesombongan Telah Menyatu Didalam Hati
  • sang penulis: Ust. Muhamad bin Alwi
  • Sumber: khazanahalquran.com
  • Tanggal Rilis: 16:7:15 2-10-1403

Kesombongan termasuk sifat yang paling keji menurut Al-Qur’an. Dari kesombongan itu akan lahir kekejian dan kebiadaban yang lainnya.

Bukankah Iblis melawan perintah Allah untuk sujud kepada Adam karena kesombongannya?

أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Ia enggan dan sombong dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS.al-Baqarah:34)

Yang menarik, Al-Qur’an menceritakan bahwa ada tipe manusia yang menolak kebenaran dengan alasan bahwa “pengikut kebenaran itu adalah orang-orang miskin dan dipandang hina oleh mereka”. Kesombongan yang tak masuk akal itu memberi akibat yang besar yaitu “penolakan pada kebenaran”.

أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ

“Akankah kami beriman sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” (QS.al-Baqarah:13)

أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ

“Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” (QS.asy-Syuara:111)

وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ

“Dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja.” (QS.Huud:27)

Bahkan yang lebih aneh, mereka menjadikan diri mereka sebagai tolak ukur kebenaran. “Kalau kami ikut berarti itulah kebenaran, kalau kami tidak mengikutinya berati itu kebatilan.”

Allah swt menceritakan dalam firman-Nya,

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ ۚ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَٰذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ

Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tidak mendahului kami (untuk beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”. (QS.al-Ahqaf:11)

Ketika sifat sombong telah menyatu didalam hati seseorang, ia akan dikendalikan oleh kesombongan itu. Dia tidak memiliki daya untuk mengendalikan dirinya sendiri. Dan pada akhirnya ia akan sampai pada kesombongan yang terbesar yaitu menolak kebenaran.

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.an-Naml:14)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari sifat sombong dan bangga diri.