Seseorang disebut fasik ketika ia keluar dan menyimpang dari ketentuan Allah swt. Sebagaimana Al-Qur’an menyifati Iblis dalam firman-Nya,
كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِ
“Dia adalah dari (golongan) jin, lalu dia mendurhakai perintah Tuhannya.” (QS.Al-Kahfi:50)
Karena itu Al-Qur’an juga menyebut orang munafik itu sebagai orang fasik.
Kali ini kita tidak akan membahas seluruh sifat orang fasik dalam Al-Qur’an. Namun kita akan menemukan tiga sifat orang fasik dalam satu ayat Al-Qur’an berikut ini.
ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS.Al-Baqarah:27)
Dalam ayat ini Allah memberi gambaran tentang tiga sifat keji yang dimiliki oleh orang fasik.
(1) Mengingkari janji mereka kepada Allah.
Mengingkari janji untuk berpegang kepada Tauhid ketika telah disumpah di alam Dzar.
أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآ
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (QS.Al-A’raf:172)
Mengingkari janji untuk tidak mengikuti setan dan hawa nafsu.
(2) Memutuskan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk disambung dan dijaga.
Sebagian ahli tafsir mengartikan ayat ini sebagai orang-orang yang memutus silaturahmi. Walaupun ayat ini memiliki makna yang lebih luas. (Selain memutus silaturahmi, ayat ini juga memiliki arti memutus hubungan dengan Allah, dengan para pemberi petunjuk dan dengan teman-teman yang baik.)
(3) Mereka selalu berbuat kerusakan di bumi Allah.
Mereka yang melupakan dan melanggar ketentuan Allah, pasti jiwa kemanusiaan mereka akan hilang dan habis. Sehingga hati mereka menjadi tega dan kejam.
Dan Allah mengakhiri ayat ini dengan sebuah peringatan yang tegas.
“Merekalah orang-orang yang merugi.”
Tiada kerugian melebihi orang-orang fasik. Karena Allah telah memberi mereka kemampuan dan berbagai fasilitas untuk meraih kesuksesan dan keselamatan, namun mereka lebih memilih untuk menapaki jalan kesengsaraan dan kerusakan.
Semoga bermanfaat ..