Ketika itu, ada seorang yang sangat membenci Rasulullah saw. Dia memusuhi beliau hingga akhirnya menjadi tawanan.
Dan perhatikan apa yang Rasul lakukan terhadap orang ini. Setiap pagi beliau mendatangi orang ini dan bertanya, “Bagaimana kabarmu?” Beliau juga menyuruh para sahabat untuk memperhatikan makanan dan minuman yang layak.
Ketika ditanya tentang kabarnya, tawanan ini menjawab, “Jika kau membunuhku, kau membunuh makhluk yang bernyawa. Dan jika kau mengasihiku, maka kau telah mengasihi orang yang masih memiliki hubungan kerabat denganmu.”
Di hari kedua, beliau kembali mendatangi tawanan ini. Beliau menanyakan kabar dan mendapat jawaban yang sama. Hari selanjutnya beliau menanyakan kabar dan kembali mendapatkan jawaban yang sama dari tawanan ini.
Akhirnya beliau memerintahkan untuk membebaskan tawanan yang telah memusuhi beliau dengan penuh kebencian ini.
Setelah dibebaskan, seketika tawanan ini berlari mencari sumur di salah satu kebun madinah, lalu ia mandi dengan airnya. Setelah itu ia segera menghadap kepada Rasulullah saw dan berkata,
“Wahai Muhammad, tidak ada wajah di dunia ini yang lebih ku benci melebihi wajahmu. Dan tidak ada agama di dunia ini yang lebih ku benci melebihi agamamu. Namun kini, dengarkan kesaksianku bahwa Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan engkau adalah Muhammad Utusan Allah. Wahai Muhammad, tidak ada wajah di dunia ini yang lebih kucintai melebihi wajahmu dan tidak ada agama di muka bumi ini yang lebih kucintai melebihi agamamu.”
Kisah ini dengan jelas membuktikan bahwa akhlak yang baik akan menumbuhkan cinta dan kasih sayang. Rasul pun bersabda,
“Akhlak yang baik menanamkan kecintaan”