Menimbun Barang dan Mengambil Keuntungan dari Kemalangan Orang
Pada masa Imam Keenam , Imam Ja'far Sadiq As terjadi kelangkaan gandum di kota Madinah. Sebagai hasilnya, rakyat Madinah terpaksa membeli gandum dengan harga yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Pada saat itu terdapat sebagaian orang yang sangat miskin dan tidak mampu untuk membeli gandum untuk hari itu.
Orang-orang ini harus membayar sedikit lebih untuk menebus harga gandum setiap harinya lantaran gandum yang tersedia sangat jarang dan langka.
Imam Sadiq As memperhatikan harga gandum melambung tinggi. Ia bertanya kepada budaknya ihwal seberapa banyak gandum yang tersisa di rumahnya. Sang budak menjawab bahwa mereka memiliki persediaan yang memadai bagi mereka selama beberapa bulan.
Lalu, Imam Sadiq As berkata kepada budaknya untuk membawa gandum ke pasar dan menjualnya dengan harga murah kepada masyarakat.
Sang budak berdalih bahwa apabila Imam melakukan hal tersebut, maka kemungkinan mereka akan tidak mampu membeli kembali gandum. Dan juga mereka harus membayar lebih untuk membeli kembali.
Imam Sadiq berkata bahwa tidak ada masalah. Ia berkata kepada budaknya bahwa setelah ia menjual seluruh gandum tersebut, ia harus membeli gandum setiap hari untuk keperluan mereka. . Imam Sadiq As berkata, "Nasib seluruh masyarakat secara umum juga akan menjadi nasib kita."
Imam Sadiq berkata kepada budaknya bahwa semenjak saat itu, roti yang ada di kediamannya harus terbuat dari 1/2 gandum dan 1/2 gerst.
Pada saat yang lain, Imam Sadiq As mengutus budaknya, Musrif ke Mesir untuk melakukan perniagaan. Tatkala para peniaga dari Madinah sampai di Mesir, mereka jumpai bahwa barang-barang yang mereka bawa termasuk barang langka di daerah itu. Lalu mereka memutuskan untuk melipatgandakan harganya.
Ketika Musrif kembali dari berniaga, ia menyodorkan keuntungan ekstra kepada Imam Sadiq As. Imam As bertanya secara detail kepadanya ihwal perjalanan niaga. Kala ia mendengar apa yang terjadi selama dalam perjalanan, ia merasa gusar dan menukas kepada Musrif, "Engkau tidak boleh mengambil keuntungan lebih dari yang sewajarnya."
Imam Sadiq As sangat gundah lantaran para peniaga mengambil keuntungan dari orang-orang dengan menjual barang-barang pokok dengan harga yang sangat tinggi.
Sumber Rujukan:
Syaikh Kulaini, al-Kafi, vol. 5, hal. 166