“Dan janganlah kamu berjalan di atas bumi dengan sombong, sesungguhnya Allah swt. tidak menyukai orang yang sombong.” (QS. Luqman 31:18)
Raja Namrud seorang raja Babilonia yang sangat berkuasa dan congkak sampai-sampai ia mengaku sebagai Tuhan. Dia sangat membenci Nabi Ibrahim a.s. hingga ia berencana untuk membunuhnya. Raja Namrud mempersiapkan 700.000 tentaranya dan menantang Nabi Ibrahim a.s. dengan kesombongannya.
“Wahai Ibrahim, bukankah Tuhanmu memiliki bala tentara? Kerahkan bala tentara itu untuk melawan tentaraku!” kata Raja Namrud.
Kemudian, Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah swt. Ia meminta Allah mendatangkan bala tentara dari makhluk-Nya yang paling lemah, yaitu nyamuk.
Tiba-tiba terdengar suara desingan. Raja Namrud dan tentaranya terkejut. Raja Namrud bertanya, “Suara apakah itu?”
Nabi Ibrahim menjawab, “Itulah bala tentaraku.”
Ternyata nyamuk-nyamuk bergerak ke arah tentara Namrud. Pada awalnya, Raja Namrud menertawakannya karena bala tentara Nabi Ibrahim hanyalah nyamuk. Namun setelah melihat nyamuk dalam jumlah besar, ia menjadi ketakutan.
Nyamuk-nyamuk itu menyerang tentara Namrud. Tentara Namrud berusaha menghalau dan membunuh nyamuk-nyamuk itu. Namun, semua itu sia-sia saja karena jumlahnya sangat banyak.
Dengan izin Allah swt., nyamuk-nyamuk itu menghisap darah bala tentara Namrud. Seluruh darah yang ada di tubuh mereka dihisap hingga hanya tampak tulang belulang. Semua tentara Namrud mati.
Sementara itu, Raja Namrud bersembunyi dalam istananya selama tiga hari. Ia merasa sudah aman dari nyamuk-nyamuk itu. Namun, Raja Nyamuk berhasil menemukannya. Raja Namrud berusaha menghabisi Raja Nyamuk. Akan tetapi ia tidak berhasil.
Raja nyamuk masuk ke hidung Namrud dan terus ke dalam kepalanya. Saat masuk kepalanya, Raja Nyamuk menggerogoti otak Namrud. Selama berhari-hari, nyamuk itu berada dalam tubuh Raja Namrud.
Namrud kesakitan tiada terkira. Ia pun meminta istri dan para pelayannya untuk memukul kepalanya dengan sekuat tenaga. Awalnya istri dan para pelayannya menolak untuk memukul Raja Namrud. Namun, karena diancam akan dibunuh, mereka pun bersedia melakukannya. Dengan sekuat tenaga mereka memukul kepala Raja Namrud. Pukulan itu pun menyebabkan kematian Raja Namrud.
Demikanlah, kisah Raja Namrud yang mati karena kesombongan dan kebodohannya. Kisah ini memberikan gambaran kepada kita bahwa sekecil atau selemah apa pun hewan ciptaan Allah swt. tidak boleh kita remehkan, karena Allah swt. tidak pernah menciptakan hal yang sia-sia.
Kekayaan, kekuasaan, ketampanan, dan kecantikan sering membuat manusia lupa diri, padahal semua kenikmatan yang mereka miliki adalah anugerah dari Allah swt. yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali.
Kesombongan sering kali merusak iman manusia, merusak hubungan silaturrahmi, bahkan bisa menjerumuskan pada perbuatan syirik.
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang memiliki sifat sombong sekecil atom, ia tidak akan mencium bau surga.”
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkata, “Sombong adalah akhlak yang paling buruk.”[*]