Al-Khawarizmi, seorang ilmuwan matematika pernah ditanya tentang manusia.
Dia menjawab,
Bila manusia memiliki akhlak, ia mendapatkan nilai 1.
Jika ia memiliki wajah yang elok, maka ia mendapat tambahan 0 dan menjadi 10.
Jika ia memiliki kekayaan maka bertambah lagi satu 0 dan nilainya menjadi 100.
Jika ia memiliki nasab yang mulia, maka bertambah lagi satu 0 dan nilainya menjadi 1000.
Namun apabila ia tidak memiliki akhlak maka hilanglah nilai satu tersebut dan hanya tersisa 0. Karena itu tanpa akhlak manusia tak memiliki nilai sama sekali.
Apabila kita menengok pada ayat-ayat Al-Qur’an maka akan kita temukan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki nilai kemuliaan tertinggi yaitu akhlak dan budi pekerti yang agung.
Bukankah Allah berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS.al-Qalam:4)
Bahkan misi diutusnya Nabi tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak,
اِنِّي بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاق
“Sungguh aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”
Tidakkah kita tergerak untuk berada dalam misi nabi dengan memperindah dan menyempurnakan akhlak kita?