Nifaq
Seseorang yang ketika berhadapan langsung memuji-muji dengan lisannya, sementara didunia maya dengan nama account palsu mencaci dan menghinakan. Dengan medsos manusia bisa memiliki lidah dua arah, dua sisi yang saling bertentangan.
Siapa yang menjumpai orang-orang muslim yang bermuka dua dua lidah, di hari kiamat kelak ia akan datang dengan dua lidah api.[1]
Nifaq merupakan karakteristik khas setan, Quran menunjukkan ketika iblis berkata kepada Adam dan Hawa
Dan ia bersumpah kepada mereka, “Sungguh, aku ini adalah penasihat yang tulus kepada kalian”.
Iblis berkata demikian padahal kenyataannya setan kebalikan dari semua itu, dengan ucapannya itulah ia menjerumuskan dan menipu.
Menggelari orang lain dengan nama buruk
Lisan juga sering digunakan untuk menggelari orang lain dengan gelar tidak pantas, membully orang lain, membully anak sendiri, jelas semua orang pada hakikatnya mencintai kesempurnaan, orang akan tidak suka ketika digelari dengan gelar buruk oleh orang lain, jika secara lisan menerima namun hati nurani berkata berbeda.
Menggelari orang lain tidak hanya bisa dilakukan secara lisan berupa omongan tapi juga bisa dengan tulisan, bisa langsung bisa juga tidak langsung, mengingat kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin maju dan meretas jarak dan waktu.
Sendiri tapi tidak sendiri
Beberapa orang ketika berada dikamar khususnya sudah merasa bahwa semua itu adalah bersifat pribadi, tidak ada orang lain yang melihat dan mengetahui tingkah lakunya, sementara dia sendiri didalam kamar tapi tidak berhenti berkomunikasi dengan orangg-orang diluaran, tetangga sekitar atau orang-orang yang jauh dari pandangan mata.
Perasaan merasa berada di tempat khusus ini memberikan perasaan berani kepada sebagian orang, melakukan sesuatu yang bisa jadi ketika ada banyak orang langsung didepannya dia akan merasa malu karenanya. Karena itu dia melakukan sebebas-bebasnya, menulis sebebas-bebasnya, merekam audio dan video sebebas-bebasnya. Seolah-olah dia tidak terjamah oleh siapapun. Tidak diperhatikan oleh orang lain, orang lain tidak akan terpengaruh dengan tingkah lakunya. Padahal semua itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perbuatan-perbuatan lain yang dilakukan dalam kehadiran orang lain, hanya saja kehadiran orang lain pada kasus ini masih berupa kehadiran virtual, di sebuah dunia yang agak sedikit berbeda namun dampak dan pengaruhnya juga sangat besar.
Di dunia online, menggunakan alat komunikasi, dua orang bisa dengan mudah mengucapkan kata-kata kasar kepada orang lain, padahal jika dua-duanya bertemu secara langsung mereka akan berpikir dua kali untuk mengucapkan kata-kata itu. Gelagat orang, pandangan orang, bahasa tubuh semua menjadi perhitungan seseorang untuk akhirnya berkata tajam dan kasar kepada orang lain.
Manusia jaman sekarang perlu belajar banyak untuk tidak mudah tertipu tipu daya setan. Belajar mengontrol diri khususnya di dunia medsos, sekilas tidak bersama orang lain padahal sedang berkomunikasi dengan ratusan bahkan jutaan orang.
Kesimpulan
Sangat penting menjaga lathi dengan ini manusia menjaga silaturahmi, menjaga harga diri dihadapan orang lain, lebih dari itu manusia menjaga harga diri dihadapan Tuhannya dengan cara mengontrol ucapan lisan baik ucapan langsung maupun ucapan menggunakan media digital.
CATATAN:
[1] Al Kulaini, Al Kafi, (Akhundi), vol. 2, h. 336.