Jelas bahwa kejujuran, memegang amanat, dan keikhlasan merupakan tonggak utama dalam Islam.
Allah Swt berfirman:
“Allah berfirman, Inilah saat orang-orang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya.” (Qs. al-Maidah : 119)
Dari ayat al-Quran diatas dapat diambil pelajaran bahwa manusia akan dibalas pada hari kiamat kelak sesuai dengan kejujuran dan keikhlasannya (dalam keimanan, prilaku, semua perjanjian dengan Allah, dan semua perkara yang berkaitan dengan kehidupan-nya):
“Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya.” (Qs. al-Ahzab : 24)
Sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan yang telah lalu, Al-Quran mengharuskan kita untuk selalu berlaku jujur dan benar, juga mewajibkan kita untuk bersama orang-orang suci dan benar:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar.” (Qs. al-Taubah : 119)
Derajat penting perkara ini mencapai taraf bahwa perintah itupun tertuju kepada Nabi-Nya, sehingga Allah menyuruhnya untuk masuk dan keluar dari suatu perbuatan melalui kebenaran:
“Dan katakanlah, ‘Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah aku secara keluar yang benar,” (Qs. al-Isra : 80)
Juga tentang pentingnya kebenaran, dalam banyak riwayat disebutkan, “Sesungguhnya Allah tiada mengutus seorang nabi kecuali dengan dasar kebenaran ucapan dan penyampaian amanat kepada orang baik maupun orang yang buruk.”
Sebagaimana tercantum dalam banyak ayat maupun riwayat, maka kita telah berusaha secara optimal menerapkan kebenaran, kejururan, dan ketelitian pada setiap bagian pembahasan buku ini serta menjauhkan diri dari segala hal yang bertentangan dengan kebenaran dan amanat. Dengan harapan, semoga kasih sayang Allah tertuju kepada kita dalam menyampaikan amanat ajaran ini. Hanya Allah Swt saja yang dapat menganugerahkan segala bentuk pertolongan.