Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil (6)
  • Judul: Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil (6)
  • sang penulis: Dasteghib
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 6:11:52 4-9-1403



Ganjaran Sebanding dengan Kadar Kedalaman Cinta
Hal lain yang harus diingat adalah bahwa, kedalaman cinta seseorang merupakan sarana bagi pengampunan awal atas dosa-dosanya. Jika cinta semakin menguat, maka syafaat pun cepat tibanya. Bahkan saat sakaratul yang menyakitkan diubah menjadi menyejukkan dengan pertolongan Ahlulbait as.

Ada seorang penyair bernama Sayid Himyari yang wafat pada 173 H. Ia adalah seorang pengikut setia Imam Ali as. Ia telah menggubah suatu kasidah untuk setiap sifat dari pribadi agung ini. Setiap kali ada majelis peringatan Ahlulbait as, ia selalu mengutip salah satu syair-syairnya. Berbagai kitab Syi'ah dan Sunnah seperti al-Ghadir (jilid 3), Aghani, Manaqib Sarwari, Kasyf al-Ghummah, 'Amali-nya Syekh Shaduq, Basyarat al-Mushthafa dan Rijal-nya Kasyi menyebut-nyebut namanya. Berikut adalah gambaran umum dari peristiwa yang menakjubkan menjelang kewafatannya.

Sayid Himyari adalah seorang yang tampan dan jujur. Di saat wafatnya, beliau dikelilingi oleh banyak orang. Di antara mereka pun ada orang-orang yang menentang Syi'ah. Saat itu kondisi Sayid memburuk. Tiba-tiba sepercik titik hitam mengenai wajahnya. Noda tersebut menyebar ke seluruh wajahnya. Akhirnya wajah berubah menjadi hitan. Para penentang Syi'ah senang menyaksikan penderitaannya. Rasa sakit itu menyebabkan Sayid Himyari kehilangan kesadarannya. Ketika ia siuman, ia mengarahkan wajahnya ke Najaf al-Asyraf dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin Ali! Wahai tumpuan harapan orang-orang yang tak punya harapan. Apakah engkau berhubungan dengan pecinta-pecintamu dengan cara ini?" Beliau mengulang ungkapan ini tiga kali atau lebih. Tak lama ia menyelesaikan ungkapan permintaannya, berkas cahaya putih terlihat pada wajahnya. Kemudian menyebar ke seluruh wajahnya. Akhirnya wajahnya kembali bercahaya laksana bulan purnama. Sayid Himyari penuh dengan kegembiraan dan membaca kuplet-kuplet berikut secara spontan.

Mereka berdusta dengan mengatakan bahwa Ali tidak bisa menyelamatkan

Para pengikutnya dari kesulitan

Aku bersumpah pada Penciptaku bahwa aku memasuki surga dengan dosa-dosaku diampuni

Aku sampaikan berita gembira ini kepada mereka yang mencintai Ali sampai mati dan sepeninggalnya, berpeganglah pada sebelas imam dari keturunannya

Usai membacakan kuplet-kuplet ini, ia bersaksi akan keesaan Allah, kenabian Nabi Muhammad saw dan wilayah Amirul Mukminin Ali as. Lantas ia menutup matanya dan meninggalkan dunia fana ini.


Keinginan-keinginan Buruk adalah Penghalang Cinta
Kadang-kadang, hasrat akan dunia ini serta kesenangan-kesenangan materialnya dapat menurunkan kecintaan pada Ahlulbait dalam hati seseorang. Bahkan keinginan-keinginan yang berlebihan seperti itu bisa menghilangkan kecintaan pada Ahlulbait as. Orang seperti itu, ketika menjelang ajalnya, jelas-jelas tidak akan mendapatkan pertolongan dari benda-benda yang telah ia buru dalam hidupnya namun ia menjadi orang yang sedemikian sengsara karena menyerahkan intervensi Ahlulbait as untuk menyelamatkannya dari kematian yang pedih.

Beberapa hadis mengenai efek ini disediakan dalam buku-buku. Rasanya terlalu bertele-tele menyampaikannya di sini, karena ini akan menjauhkan tujuan kami. Untuk tujuan kami, kiranya cukup untuk menyebutkan beberapa hadis di antaranya.


Peribahasa Persia
Ada satu ungkapan dalam bahasa Persia yang artinya, "Mereka yang beriman semestinya berusaha menumbuhkan sebanyak mungkin kecintaan kepada Ahlulbait as dalam hati-hati mereka." Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa siapa pun harus menghilangkan seluruh objek keinginan dari hati dan khususnya menjauhkan diri dari dosa-dosa besar sehingga (insya Allah) mereka selamat dari kematian yang pedih dan kengerian-kengerian di akhirat.


Jangan Menggunakan Nikmat Allah untuk Berbuat Dosa
Imam Jafar Shadiq as menulis sepucuk surat kepada sahabat-sahabat khususnya:

Apabila engkau menghendaki dunia dan akhiratmu ditutup dengan amal saleh dan jiwamu (ketika maut menjemput) berada dalam kondisi demikian, maka kenalilah kekuasaan Allah. Jangan salah gunakan nikmat-nikmat dan karunia-karunia yang diberikan kepadamu oleh Allah dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya dan menjadi durhaka kepada-Nya. Hormatilah mereka yang mengingat kami, Ahlulbait, dan mengaku mencintai kami. Tidak apa-apa (bagimu) apakah mereka itu jujur ataukah tidak. Karena engkau akan diganjar menurut niatmu dan mereka (para pendusta) akan dibalas karena dosa-dosa mereka. (Bihar al-Anwar)


Kegelapan Dosa dan Kemilaunya Taubat
Imam Jafar Shadiq as menjelaskan ayat al-Quran berikut, Allah Pelindung (Wali) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). (QS al-Baqarah: 257). Katanya, "Ayat ini mengandung arti bahwa Allah membawa mereka dari kegelapan dosa-dosa menuju cahaya taubat. Karena mereka memiliki wilayah semua imam yang adil (dua belas imam yang ditunjuk oleh Allah). Potongan ayat selanjutnya menyatakan bahwa "Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran)." Menurut Imam as, "Ayat ini berarti bahwa mereka yang mengikuti cahaya Islam pada awalnya namun belakangan mulai mengikuti setiap pemimpin yang sesungguhnya tidak diakui oleh Allah. Mereka tinggalkan cahaya Islam dan masuk ke dalam gelapnya kekufuran. Karena itu, Allah memasukkan mereka ke dalam api neraka.[]