Bersama Kafilah Ramadhan (1)
  • Judul: Bersama Kafilah Ramadhan (1)
  • sang penulis:
  • Sumber: irib indonesia
  • Tanggal Rilis: 0:17:31 2-9-1403

Bulan Ramadhan merupakan salah satu dari momen keemasan

dalam hidup manusia dan kini para penduduk langit dan

malaikatmenyambut gembira kedatangan bulan suci ini.

Bulan agung telah tiba dan menebarkan semerbak harum

aroma spiritual di tengah masyarakat dan membangunkan

jiwa-jiwa yang lalai. Ramadhan adalah bulan yang penuh

berkah dan suci, refleksi dari pancaran rahmat Ilahi dan

pengampunan-Nya.Ramadhan adalah bulan Allah Swt, bulan

diturunkannya al-Quran dan bulan yang paling mulia di

sepanjang tahun. Di bulan ini, pintu-pintu langit dan

pintu surga dibuka, sementara gerbang-gerbang neraka

ditutup rapat. Ibadah di bulan ini diberi ganjaran

berlipat ganda dan Lailatul Qadar yang ada di dalamnya

lebih baik dari seribu bulan ibadah.

 

Di penghujung bulan Sya’ban, Rasulullah Saw menyampaikan

sebuah khutbah seputar keutamaan dan keagungan Ramadhan

dan beliau bersabda, “Wahai hamba Tuhan! Sungguh telah

datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah,

rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi

Allah. Hari-harinya merupakan paling utamanya hari,

malam-malamnya adalah paling utamanya malam, dan detik-

detiknya termasuk paling utamanya detik. Inilah bulan

ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan

oleh-Nya. Di bulan ini, nafas kalian dihitung sebagai

tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima, dan

doa kalian diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhan

kalian dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Dia

membimbing kalian untuk menunaikan puasa dan membaca

kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan

Allah di bulan yang agung ini.”

 

Ramadhan adalah bulan penyucian diri, bulan pembersih

jiwa dan batin, bulan untuk melepas diri dari cengkraman

syaitan dan hawa nafsu, bulan untuk bertasbih, dan bulan

untuk kembali ke jalan Allah Swt. Bulan ini merupakan

kombinasi dari kemudahan dan kesulitan. Dari satu sisi,

manusia harus berjuang menahan rasa lapar dan haus,

memerangi hawa nafsu, menjaga tutur kata, dan menghindari

banyak makan. Dari sisi lain, mereka merasakan kedekatan

dengan Sang Pencipta, menghirup aroma wangi pengampunan,

dan menyirami diri dengan pancaran rahmat Tuhan.

 

Ramadhan dengan segala pesonanya kembali mendatangi

rumah-rumah manusia dan menghadirkan rasa gembira dalam

hati kaum Muslim. Mereka menghitung hari untuk menyambut

bulan mulia, rasa gembira juga mengguncang jiwa orang-

orang yang baru memperoleh hidayah memeluk agama

Islam.Bagi mereka ini adalah pengalaman pertama berpuasa

dan menikmati keindahan Ramadhan.

 

Marcos adalah seorang pemuda dari Filipina dan sekarang

memilih nama Ahmad Mukmin setelah memeluk agama Islam.

Dia sudah tak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan dan

berkata, “Saya sebelum ini mengejek bulan Ramadhan dan

konsep puasa dalam Islam. Selama 10 tahun saya tinggal di

Uni Emirat Arab, ibadah puasa yang dijalankan kaum Muslim

adalah mimpi buruk bagi saya. Sebuah bulan di mana kita

semua membatasi diri di rumah-rumah dan menutup toko-toko

kita di kota. Tidak hanya perkara ini yang membuat saya

membenci bulan Ramadhan. Sebelumnya saya percaya puasa

adalah sebuah bentuk siksaan terhadap jiwa dan raga

manusia.”

 

Akan tetapi, Marcos setelah melakukan kajian dan

penelitian yang panjang memilih memeluk agama Islam dan

mulai memahami makna hakiki berpuasa. Pandangannya

tentang bulan puasa juga berubah total. Setelah masuk

Islam, Marcos menunaikan ibadah puasa selama beberapa

hari dan mengenai pengalaman pertamanya itu ia berkisah,

“Selama ini saya belum pernah merasakan kedamaian seperti

ini. Sekarang saya memahami tentang pengaruh-pengaruh

puasa bagi dimensi spiritual manusia. Ibadah puasa selain

bukan menyiksa diri, tapi justru sangat bermanfaat bagi

kesehatan.”

 

Marcos lebih lanjut menuturkan, “Berpuasa satu bulan

selama setahun adalah sebuah pekerjaan yang sangat

rasional dan oleh karena itu, Tuhan mewajibkan puasa

untuk hamba-Nya sekali dalam satu tahun dan bukan

kewajiban sepanjang tahun.Ramadhan kini telah menjadi

sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Sebuah

pengalaman yang sarat dengan kedamaian dan kegembiraan.

Saya tak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan.”

 

Penantian datangnya Ramadhan juga dilakukan oleh Amina,

seorang mualaf yang tinggal di Yordania. Wanita yang

sebelumnya bernama Caroline ini menganggap puasa sebagai

latihan untuk melatih kesabaran, mengendalikan hawa

nafsu, dan meningkatkan derajat spiritual. Dia menyebut

ibadah shalat dan membaca al-Quran sebagai amal shaleh

untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Berkenaan dengan

puasa, Amina yang berasal dari Afrika Selatan ini

berkata, “Puasa adalah sebuah jalan baik untuk

meningkatkan kedamaian jiwa. Di bulan puasa, kaum Muslim

menahan diri dari makan dan minum mulai dari azan subuh

sampai terbenamnya matahari dan mendekatkan jiwa mereka

ke sisi Tuhan.”

 

Ramadhan adalah bulan Allah Swt, sebuah momentum untuk

mengingat-Nya.Refleksi kecintaan yang paling kecil adalah

mengingat Dzat yang kita cintai. Pecinta harus selalu

mengingat kekasih dan mengingatnya merupakan jalan utama

untuk membuktikan kecintaan. Para pemuka agama menganggap

zikir sebagai sebuah keharusan untuk meningkatkan derajat

orang Mukmin guna mencapai keridhaan Tuhan. Sebab,

berzikir bukan hanya menggerakkan lisan,tapi kehadiran

seorang pecinta di hadapan Sang Kekasih. Zikir adalah

penyatuan antara orang yang jatuh cinta dengan Dzat yang

ia cintai. Imam Ali as berkata, “Zikir adalah kebersamaan

dengan kekasih.” Pada dasarnya orang yang selalu

mengingat Tuhan, Dia juga akan mengingat hambanya itu.

Dan ini adalah pengertian dari kecintaan dan kebersamaan

dengan Tuhan.

 

Tubuh manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk

meneruskan kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan jiwa

manusia, ia jugamemerlukan nutrisi untuk melanjutkan

kehidupan spiritual dan menapaki derajat kemanusiaan.

Imam Ali as menyebut zikir dan mengingat Tuhan sebagai

sumber kekuatan jiwa seseorang. Adapun berkenaan dengan

keutamaan dan berkah zikir di bulan puasa, Imam Ali

Zainal Abidin as dalam munajatnya memperkenalkan zikir

sebagai sumber kehidupan hati dan berseru, “Ya Tuhanku!

Hatiku hidup dengan mengingat-Mu dan api kegelisahan dan

kesakitan hanya padam dengan bermunajat kepada-Mu.”

 

Salah satu dari kriteria berzikir di bulan Ramadhan

adalah kelezatan dan kenikmatannya. Rasulullah Saw dalam

doa harian bulan Ramadhan berseru, “Ya Allah! Anugerahkan

kepadaku di dalamnya kelezatan dan kenikmatan berzikir

kepada-Mu.” Selama manusia belum merasakan kelezatan dan

kenikmatan beribadah kepada Allah Swt, maka mereka belum

mampu memahami arti penghambaan dan zikir serta belum

menikmati dampaknya dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Kelezatan hidup akan terasa ketika dihabiskan dengan

mengingat kekasih dan tidak melewati sedetik pun tanpa

menyebutnya.

 

Oleh karena itu, orang yang memahami kehadiran permanen

kekasih dan mengerti hakikatnya, mereka akan menikmati

kehidupan yang damai dan suci.Bulan Ramadhan adalah

momentum terbaik untuk menggapai kehidupan yang damai

bertaburan rahmat Tuhan. Ramadhan adalah bulan untuk

memperbanyak munajat. Allah Swt membuka pintu rahmat

seluas-luasnya pada bulan ini dan manusia dapat memohon

apa saja yang mereka inginkan. Sebenarnya, salah satu

tugas orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan adalah

berdoa dan memohon kebutuhan-kebutuhannya kepada Allah

Swt. Seorang hamba harus selalu menjulurkan tangannya

kepada Sang Pencipta untuk memohon segala kebutuhan.