Imam Hasan Askari, Simbol Keteguhan Ahlul Bait as
  • Judul: Imam Hasan Askari, Simbol Keteguhan Ahlul Bait as
  • sang penulis:
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 15:40:2 1-9-1403



Pada pagi hari tanggal 8 Rabiul Tsani 232 Hijriah, telah lahir Imam Hasan Askari, anak dari Imam Ali Al-Hadi as. Berita kelahiran putra Imam Ali Al-Hadi tersebut segera menyebar di seluruh kota Madinah.

Hari kelahiran setiap imam dari keluarga Rasulullah Saww atau Ahlul Bait disamping membawa keberkahan dan kebahagiaan tersendiri, juga mengandung poin dan pesan penting dari kehidupan setiap imam tersebut. Sebab, keluarga Rasulullah Saww senantiasa mendorong etika dan nilai-nilai kemanusiaan, serta membela kebenaran dan keadilan.

Ilmu Ahlul Bait selalu aktual. Untuk itu, manusia di setiap masanya dapat menggunakan cahaya ilmu dan petunjuk keluarga suci Rasulullah Saww. Manusia-manusia suci dalam kehidupan mereka senantiasa menunjukkan komitmen lebih pada nilai-nilai dan norma kemanusiaan. Di samping itu, ajaran-ajaran mereka menjadi penyelamat bagi umat manusia. Pada hari yang mulia ini, kami segenap kru Radio Melayu Republik Islam Iran mengucapkan selamat atas hari kelahiran Imam Hasan Askari as.


Imam Hasan Askari as sepanjang hidupnya selama 27 tahun, mewariskan nilai-nilai yang sangat berharga dan abadi bagi umat manusia. Imam Ali Al-Hadi, ayah Imam Askari as, terpaksa meninggalkan kota Madinah. Langkah-langkah beliau sepanjang hidupnya dipantau pemerintah zalim saat itu. Di tengah kondisi yang sulit yang dimulai sejak ayahnya, Imam Hasan Askari tetap menjalin hubungan dengan masyarakat dan sahabat-sahabat setianya. Imam Askari selalu mengajak umatnya untuk mengenal Allah Swt dan melakukan amal dengan ikhlas, serta mendorong untuk memperbaiki diri. Lebih dari itu, beliau juga memperingatkan keraguan-keraguan yang disuarakan orang-orang yang mau menyesatkan umat. Imam Hasan Askari juga meminta para sahabatnya supaya memantau langkah dan pola pikir masing-masing, serta menjauhi perbuatan tak layak.

Imam Hasan Askari sepanjang masa imamahnya atau kepemimpinannya yang ditempuh selama enam tahun, mempunyai peran besar dalam menyebarkan budaya dan makrifat. Disamping itu, beliau as juga membina para sahabat unggulan yang nantinya berfungsi membantu pencerahan di tengah ummat. Di tengah ramainya penyimpangan pemikiran dan pandangan atheis yang dikembangkan dari Yunani dan India , Imam Hasan Askari as terus berupaya menyelamatkan masyarakat dari segala bentuk penyimpangan budaya dan pemikiran dengan memberikan pencerahan-pencerahan segar. Menyampaikan masalah agama, membina majlis-majlis dan membimbing para sahabat unggulan adalah di antara bentuk perlawanan Imam Hasan Askari terhadap pemerintah zalim Dinasti Abbasiah. Imam Askari as menjelaskan fakta sebenarnya bahwa pemerintah zalim menjadi penghalang terlaksananya ajaran-ajaran agama dan keadilan di tengah masyarakat. Disamping itu, pemerintah zalim menelantarkan hak-hak masyarakat.

Di masa kepemimpinan Imam Hasan Askari as, setiap khalifah Bani Abbas menolak kebenaran dan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Imam Askari as. Di antara khalifah Bani Abbas yang paling sadis dan lalim adalah Muktamad. Muktamad yang haus kekuasaan, selalu menghalangi aktivitas Imam Hasan Ashkari as dan menyiksa para sahabatnya. Bahkan penguasa Bani Abbas ini menjebloskan Imam Askari ke penjara. Khalifah Muktamad sengaja tidak membiarkan Imam Askari dapat memberikan pencerahan-pencerahan di tengah masyarakat, karena ia menyadari hal itu akan mengganggu kekuasaannya.

Dari sisi lain, sejumlah hadis Rasulullah Saww telah sampai ke telinga Khalifah Muktamad dan para penguasa Bani Abbas sebelumnya bahwa Imam Hasan Askari akan mempunyai seorang putra yang menegakkan keadilan di seluruh penjuru dunia dan mengalahkan pemerintah zalim. Karena riwayat tersebut, Imam Hasan Askari as mendapat penjagaan ketat dari pengusa saat itu. Meski dikelilingi orang-orang yang keras hati dan penjaga penjara yang biadab, kelembutan dan daya tarik Imam Askari as membuat mereka luluh dan takluk. Bahkan para penjaga penjara tersebut merasa malu dan menyesal atas sikap mereka di hadapan Imam.

Mengenai sejarah akhlak Imam Hasan Askari as, banyak riwayat yang mengungkap kedermawanan dan kelembutan serta perangai mulia beliau. Di tengah kondisi sulit karena tekanan dari pemerintah lalim saat itu, Imam Hasan Ashkari tetap menjadi rujukan masyarakat. Bahkan Imam tetap menjalin hubungan dengan masyarakat dan menyelesaikan problema mereka. Kedermawanan Imam Hasan Askari sangat dirasakan oleh masyarakat. Abu Yusuf, penyair dinasti Abbasiah, berkata, "Saya pernah mengalami kondisi yang sangat sulit. Saat itu, saya baru mempunyai seorang anak. Kondisi sulit saat itu membuat saya menulis surat ke para pembesar Bani Abbas dan menyampaikan problemanya kepada mereka. Namun sangat disayangkan, mereka sama sekali tidak membantu saya. Saat pesimis, saya teringat pada Imam Hasan Askari as. Kemudian, saya mendatangi rumah beliau. Saat itu, saya ragu; Apakah saya harus menyampaikan problema kepada Imam Hasan Askari as? Sebab, saya khawatir, Imam tak akan membantu karena mengetahui bahwa saya pernah menjadi penyair dinasti Abbasiah. Kekhawatiran dan kegelisahan terus mengitari benakku. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk mengetuk pintu rumahnya. Tidak lama setelah saya mengetuk pintu, pintu rumah terbuka dan berdiri seorang sahabat Imam membawa sekantong uang. Sahabat Imam itu berkata, "Ambillah uang 400 dirham ini! Imam as mengatakan; Gunakanlah uang ini untuk anakmu yang baru lahir. Dengan keberadaan anak tersebut, Allah Swt memberikan berkah dan kebaikan kepadamu." Menyaksikan peristiwa tersebut, saya benar-benar terkejut dan bersyukur kepada Allah Swt.

Mengenai ibadah dan kehambaan Imam Hasan Askari as, beliau adalah sosok yang sangat sempurna. Abu Hasyim Jafari, salah satu sahabat setia Imam Hasan Askari as, berkata, "Saat tiba waktu sholat, Imam langsung meninggalkan pekerjaan dan aktivitasnya. Beliau tidak pernah mendahulukan pekerjaan lainnya dari sholat." Eksistensi Imam as merupakan manifestasi utuh ibadah dan kehambaan di hadapan Allah Swt. Dalam sejarah disebutkan, para penjaga penjara dinasti Abbasiah menemukan jalan yang benar dan kebahagian sejati setelah menyaksikan ibadah Imam Askari as di penjara.

Dalam nasehatnya, Imam Hasan Askari as mengajak ummatnya bersabar di tengah tekanan dan problema hidup. Kepada salah satu sahabatnya, beliau berkata, "Selama kamu mampu dan bisa bertahan, janganlah memohon kepada orang lain. Sebab, setiap hari ada rejeki baru. Ketahuilah bahwa terus-menerus memohon atau mengemis dapat menghilangkan harga diri seseorang. Untuk itu, bersabarlah hingga Allah Swt membuka pintu bagimu. Kenikmatan itu ada masanya. Janganlah tergesa-gesa memetik buah yang belum waktunya dan petiklah pada waktunya."(irib)