Di sepanjang pembahasan tema Muharam ini, kami telah menulis beragam tema, mulai dari keutamaan Imam Husain, pelaku pembunuhan Imam Husain hingga kejadian selepas peristiwa Karbala yang menimpa rombongan Karbala.
Kali ini, di dalam tulisan ini, penulis mencoba mengulik tentang para sahabat nabi yang terlibat di dalam pembunuhan Imam Husain. Mungkin, sebagian pembaca ada yang belum tahu, bahwa ada sebagian sahabat nabi yang terlibat di balik syahidnya cucu nabi saw.
Salah satu sahabat itu adalah Abdullah bin Hasoni Al-Azdi. Abu Hasan Al-Asqalani menyebutkan bahwa ia (Abdullah bin Hason Al-Azdi) termasuk di dalam deretan para sahabat.[1] Lalu, muncul sebuah pertanyaan, apa peran dia dalam kesyahidan Imam Husain?
Di dalam kitab Anshabul Asyraf, karya Imam Ahmad bin Yahya bin Jabir Al-Baldzari dikatakan bahwa ia telah melakukan pengkhianatan terhadap Imam Husain. Salah satu ungkapan yang paling masyhur ialah, ia berkata kepada Imam Husein sebagai berikut.
يا حسين ألا تنظر إلى الماء كأنه كبد السماء، والله لا تذوق منه قطرة حتى تموت عطشاً
“Wahai Husain, tidakkah engkau melihat air, seolah-olah ia laksana hati-nya langit. Demi Allah, engkau tak akan mencicipi air itu barang setetes sampai engkau mati dalam keadaan kehausan.” [2]
Jika kita amati perkataan Abdullah Hason di atas, seolah menerbangkan ingatan kita kepada sekelompok orang yang meyakini bahwa setiap sahabat adalah baik dan adil. Dari ungkapan di atas, sejatinya hal itu merobohkan keyakinan sebagian orang yang menuhankan seluruh para sahabat nabi itu.
Kalau memang ia adalah sahabat sejati nabi, tentu ia tak akan tega melukai hati cucu kesayangannya. Namun, kenyataannya berbanding terbalik dengan keyakinan sebagian orang. Justru, ia yang notabene sahabat nabi, malah mencemooh bahkan terlibat dalam kesyahidan Al-Husain.
Dalam rangka menutupi-nutupi nama baik mereka (para sahabat), ada salah satu tokoh yang mencoba melarang membacakan elegi (maktal) Imam Husain. Sebab, jika elegi itu dibacakan, maka kebobrokan mereka akan terbongkar, dan membuat sebagian orang terperanjat.
Salah satu tokoh yang mencoba menutupi keburukan sahabat itu ialah, Hamid al-Ghazali, ulama kesohor Sunni, bahwa ia melarang orang-orang yang memberi nasihat, membacakan elegi Imam Husain. Singkatnya, ia berkata begini,
الغزالي وغيره ويحرم على الواعظ وغيره رواية مقتل الحسين وحكاياته وما جرى بين الصحابة من التشاجر والتخاصم فإنه يهيج على بغض الصحابة والطعن فيهم.
“Pemberi nasihat dan selainnya tidak dibolehkan membacakan elegi Imam Husain yang terjadi di tengah para sahabat (di tengah masyarakat). Karena, hal itu akan menciptakan kegaduhan di tengah mereka, dan merangsang mereka untuk membenci dan mencemarkan nama baik para sahabat.”[3]
Itulah sedikit ulasan tentang sahabat nabi yang terlibat dalam pembantaian di Karbala. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari ulasan ini.
[1] Al-Ishabah fi Tamziizi As-Shahabah, jil. 4, hal. 61, no. 4630. Penerbit: Darul Jail, Beirut-Lebanon.
[2] Anshabul Asyraf, Imam Ahmad bin Yahya bin Jabir Al-Baldzari, jil. 3, hal. 181, penerbit: Mua’asasah al-A’lami Lilmatbuaat.
[3] As-Shwaiqul Muhriqhah, Ibn Hajar Haitsami, jil. 2, hal. 640, penerbit: Mua’sasah Ar-Risalah-Lebanon.