Kalau kita berbicara tentang keutamaan menangis untuk Imam Husain menurut kacamata Syiah, tentu sangatlah banyak jumlahnya. Karenanya—berdasarkan riwayat tersebut—tradisi menangisi cucu nabi itu masih lestari hingga kini di tengah mereka. Tentu, hal itu juga karena fitrah manusia, yang cenderung bersedih saat ada hal-hal duka.
Selain itu, tak sedikit orang yang bertanya-tanya, tentang ada atau tidaknya anjuran dan faidah menangis untuk Imam Husain di dalam mazhab Sunni. Tulisan kali ini, penulis hendak memperlihatkan ke pembaca tentang keutamaan menangisi Imam Husain yang termaktub di dalam kitab Sunni.
Imam Ahmad bin Hanbal, ulama kenamaan Sunni, di dalam kitabnya, Fadzail As-Shahabah membeberkan tentang keutamaan menangis untuk Imam Husain. Untuk lebih jelas, berikut adalah redaksi riwayat yang tertulis di dalam kitab tersebut.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْرَائِيلَ، قَالَ: رَأَيْتُ فِي كِتَابِ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ حَنْبَلٍ رَحِمَهُ اللَّهُ بِخَطِّ يَدِهِ، نا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قثنا الرَّبِيعُ بْنُ مُنْذِرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كَانَ حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، يَقُولُ: ” مَنْ دَمَعَتَا عَيْنَاهُ فِينَا دَمْعَةً، أَوْ قَطَرَتْ عَيْنَاهُ فِينَا قَطْرَةً، أَثْوَاهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ.
Telah mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Israil, bahwa ia berkata, “Aku melihat di dalam kitab Ahmad bin Hanbal (semoga Allah merahmatinya) dengan goresan tangannya sendiri.”
Telah mengabarkan kepada kami, Aswad bin Amir Abdi Rahman, Qasna Rabi’ bin Mundzir, dari ayahnya, ia berkata, “Husain bin Ali pernah berkata, ‘Sesiapa yang matanya menangis untuk (perkara) kami, atau setetes air matanya menetes untuk kami, maka Allah akan menganugerahinya surga.’”[1]
Menurut pengakuan para ulama, bahwa sanad riwayat barusan memiliki keabsahan yang dinisbahkan kepada Ahmad bin Hanbal. Ditambah lagi, Ahmad bin Israil adalah sosok pribadi yang terpercaya. Sehingga, boleh dikata, riwayat di atas dapat dipertanggungjawabkan ke-sahih-annya.
Dengan membaca riwayat di atas, akan lebih memantapkan hati kita untuk menangisi Imam Husain. Di sini lain, riwayat tersebut juga hendak menegaskan, bahwa riwayat yang beredar tentang surga sebagai pahala bagi mereka yang menangisi Imam Husain bukanlah riwayat yang diadakan-adakan di dalam literatur Syiah, melainkan benar adanya, sampai-sampai tertulis di dalam kitab Sunni.
[1] Fadzail As-Shahabah, Ahmad bin Hanbal Abu Abdullah As-Syaibani, juz 2, hal. 840-841. Penerbit: Dar Ibn Jauzy, Riyadh, cetakan kedua 1420 H/1999 M.