Peristiwa Asyura di Karbala tak lepas dari tokoh utama yang dikenang sebagai pemimpin para Syahid yaitu imam Husain as. Figur dari salah satu Ashabul Kisa ini telah menjadi inspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk berjuang melawan kezaliman.
Perjuangan dan revolusi imam Husain as di Karbala bukanlah sesuatu yang sia-sia dan tanpa tujuan. Mungkin sebagian orang yang sinis terhadap peristiwa Asyura menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh imam Husain as sia-sia, hanya mencelakakan diri sendiri beserta keluarganya saja, dan tidak menghasilkan apa-apa. Mereka berdalih karena imam Husain as bersikeras untuk melawan Yazid meskipun ia tahu kebangkitannya tersebut dapat membuat dirinya dan keluarganya terbunuh.
Untuk itu, kali ini penulis ingin menyuguhkan beberapa tujuan imam Husain as dalam revolusinya di Karbala. Tujuan-tujuan ini kami dapati dari catatan-catatan sejarah dan dari riwayat yang ada dalam literatur Islam.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Salah satu tujuan dari bangkitnya imam Husain di Karbala ialah menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Hal itu terlihat ketika imam Husain as menulis surat wasiat untuk saudaranya Muhammad Hanafiyah. Dalam surat tersebut imam Husain as dengan jelas menuliskan tujuannya tersebut. Catatan mengenai hal itu termaktub dalam kitab Al-Futuh milik Allamah Abi Muhammad Al-Kufi.
“…Sesungguhnya aku keluar (bangkit) bukan untuk kejahatan, keangkuhan, kerusakan dan berbuat zalim, aku hanya mencari keselamatan dan kebaikan untuk umat kakekku Muhammad Saw, aku hendak menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan berjalan di jalan kakekku Muhammad Saw dan jalan ayahku Ali bin Abi Thalib as…”[1]
Menghidupkan Sunnah dan Melawan Bid’ah
Tujuan berikutnya dari bangkitnya imam Husain as ialah menghidupkan Sunnah Nabi dan melawan Bid’ah. hal tersebut tertuang dalam surat imam Husain as untuk pembesar Basrah yang terekam dalam kitab Tarikh At-Thabari milik Abu Ja’far At-Thabari. Dalam surat tersebut imam Husain as mengajak mereka pada Kitabullah dan Sunnah NabiNya, karena saat itu Sunnah Nabi telah dihilangkan dan Bid’ah telah dihidupkan.
…Aku mengajak kalian pada Kitabullah dan Sunnah NabiNya Saw, karena sesungguhnya Sunnah telah dihilangkan dan Bid’ah telah dihidupkan, dan jika kalian mendengar perkataanku dan menaati perintahku, aku akan membimbing kalian ke jalan yang benar…”[2]
Melawan Kezaliman
Dan tujuan lainnya dari bangkitnya imam Husain as di Karbala ialah untuk melawan kezaliman. Ketika imam Husain as berhadapan dengan pasukan Umar bin Saad, beliau berkata bahwa kematian adalah kebahagiaan dan hidup bersama orang-orang zalim adalah hal yang menjemukan. Ucapan beliau tersebut tercatat dalam kitab Al-Mu’jamul Kabir milik Abul Qasim At-Thabarani.
“…Dan sesungguhnya tidaklah aku melihat kematian kecuali kebahagiaan, dan tidaklah hidup bersama orang-orang zalim kecuali kejemuan…”[3]
Itulah beberapa tujuan dari bangkitnya imam Husain as di Karbala yang kami ambil dari catatan sejarah ataupun riwayat dalam literatur Islam. Namun tidak sebatas itu, mungkin terdapat tujuan mulia lainnya yang bisa kita gali dari revolusinya beliau di Karbala.
Dengan ini kita mengetahui bahwa gerakan dan revolusi cucu kesayangan Nabi tersebut memiliki tujuan yang jelas dan mulia. Dan salah satu hasil dari tujuan revolusi beliau ialah hidupnya Islam hingga saat ini. Karena jika pada saat itu imam Husain hanya diam saja atau membaiat Yazid sebagai Khalifah, membiarkan matinya Sunnah Nabi, membiarkan hidupnya Bid’ah dan merajalelanya kezaliman, mungkin saat ini Islam hanya tinggal namanya saja.
[1] Kitabul Futuh Juz 5 Hal. 21 Cet. Darul Adhwa
[2] Tarikh At-Thabari Juz 5 Hal. 357 Cet. Rawai’ At-Turats Al-Arabi
[3] Al-Mu’jam Al-Kabir Juz 3 Hal. 115