Fatwa Ulama Wahabi tentang Merayakan Maulid Nabi Saw
  • Judul: Fatwa Ulama Wahabi tentang Merayakan Maulid Nabi Saw
  • sang penulis: Damar Perdana
  • Sumber: muslimmenjawab.com
  • Tanggal Rilis: 0:14:19 2-9-1403

Di dalam pembahasan sebelumnya, kita telah mengulas deretan pandangan ulama Wahabi tentang pem-bid’ah-an maulid nabi. Kali ini, masih terkait tema yang sama, penulis mencoba melengkapi pandangan meraka yang melarang maulid nabi tersebut.

Ia adalah Muhammad bin Ibrahim Aali Syekh, salah satu ulama besar di kalangan Wahabi. Di dalam salah satu kitabnya yang berjudul Fatawa wa Rasail, ia menjawab sebuah pertanyaan tentang perayaan maulid Nabi Saw. Di dalam jawabannya, ia memfatwakan bahwa maulid adalah bi’dah.

Untuk lebih

سؤالک عن حکم الاحتفال بمولد النبی صلى الله علیه وسلم، وهل فعله أحد من أصحابه أو التابعین وغیرهم من السلف الصالح؟
الجواب: لاشک أن الإحتفال بمولد النبی صلى الله علیه وسلم من البدع المحدثة فی الدین، بعد أن انتشر الجهل فی العالم الإسلامی وصار للتضلیل والإضلال والوهم والإیهام مجال، عمیت فیه البصائر وقوی فیه سلطان التقلید الأعمى، وأصبح الناس فی الغالب لا یرجعون إلى ما قام الدلیل على مشروعیته، وإنما یرجعون إلى ما قاله فلان وارتضاه علان، فلم یکن لهذه البدعة المنکرة أثر یذکر لدى أصحاب رسول الله ولا لدى التابعین وتابعیهم …

فتاوى ورسائل سماحة الشیخ محمد بن إبراهیم بن عبد اللطیف آل الشیخ،ج3،ص54 ط مطبعة الحکومة


“Pertanyaan Anda tentang merayakan maulid nabi saw, dan apakah hal itu pernah dilakukan oleh salah satu dari para sahabat atau tabi’in dan selain mereka dari salaf as-salih?”

Jawab: “Tidak diragukan lagi, bahwa perayaan maulid nabi merupakan bid’ah yang baru di dalam sebuah agama, kemudian tersebarlah kebodohan di dalam dunia Islam, dan kemungkinan untuk menyesatkan dan membuat orang ragu itu telah tersedia; pandangan menjadi buta, dan  taklid buta akan semakin menguat.  Kebanyakan orang tidak  merujuk (memastikan) bahwa maulid nabi ini dibangun di dalam syariat. Jika mereka memastikan siapa yang berkata tentang maulid dan merelakan keberadaannya, maka, dengan begitu, bid’ah yang munkar di anatara para sahabat nabi, tabiin dan pengkut tabiin tidak akan ada dampaknya.”

Fatawa wa Rasail, Muhammad bin Ibrahim Aali Syekh, jil. 3, hal. 54, penerbit: Mathba’ah al-Hukumah-Makkah al-Mukarramah.

Di atas adalah sebuah fakta tentang ulama Wahabi yang menfatwakan pelarangan maulid nabi. Di dalam tulisan sebelumnya, sedikit-banyak kami sudah menjawab pernyataan ulama Wahabi yang melarang perayaan maulid nabi tersebut. Insya Allah, di dalam tulisan berikutnya, kami akan menghadirkan jawaban berupa pernyataan dari para ulama yang lain.