Memperingati maulid Nabi Muhammad Saw tak lepas dari kontroversi di kalangan kaum muslimin. isu-isu mengenai pembid’ahannya telah mencuat dari dulu hingga hari ini. Ulama-ulama Islam berbeda pandangan mengenai perayaan ini. Ulama-ulama Wahabi menganggap peringatan ini sebagai sebuah bid’ah dan sesat. Sedangkan selainnya ada yang menganggap sebagai bid’ah yang hasanah, ada pula yang berpandangan bahwa peringatan Maulid Nabi Saw bukanlah bid’ah sama sekali.
Pandangan-pandangan yang berbeda tersebut berangkat dari pada dalil-dalilnya masing-masing. Dan sebagian besarnya kurang lebih telah kami jelaskan pada seri-seri sebelumnya.
Pada seri kali ini, penulis ingin menyampaikan satu pandangan yang menarik dari ulama kenamaan Al-Qasthalani perihal malam maulid atau kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyyah, ketika beliau ditanya tentang mana yang lebih utama antara malam Al-Qadr dan malam kelahiran Nabi, beliau berpendapat bahwa malam maulid Nabi lebih utama/mulia daripada malam Al-Qadr.
“Jika engkau berkata: jika kami mengatakan bahwa Nabi Saw dilahirkan di malam hari, maka mana yang lebih utama: malam Al-Qadr atau malam kelahirannya Saw?
Aku menjawab: bahwasannya malam kelahirannya lebih utama daripada malam Al-Qadr dalam 3 hal:
Pertama: malam maulid merupakan malam kehadirannya Saw, dan malam Al-Qadr diberikan kepadanya. Dan yang dimuliakan dikarenakan kehadirannya, itu lebih mulia daripada apa yang diberikan kepadanya, dan disini tidak ada perselisihan. Dengan pertimbangan ini maka malam maulid lebih utama.
Kedua: Malam Al-Qadr dimuliakan karena pada malam itu diturunkan para malaikat, dan malam maulid dimuliakan karena pada malam itu Nabi Saw hadir/lahir. Dan sesiapa yang dimuliakan dengan kehadirannya di malam maulid itu lebih utama dibanding yang dimuliakan dengan turunnya malaikat di malam Al-Qadr.
Ketiga: kemuliaan malam Al-Qadr jatuh pada umat Muhammad Saw, dan kemuliaan malam maulid Nabi jatuh pada seluruh makhluk. Dan dialah Saw yang Allah Azza wa Jalla utus sebagai rahmat untuk seluruh alam. Maka berkah dan nikmatnya diberikan kepada seluruh makhluk, dan malam maulid bermanfaat secara universal, maka malam maulid lebih utama.”[1]
Dengan melihat keutamaan pada malam kelahiran Nabi Saw yang lebih utama dari malam Al-Qadr, seperti yang dijabarkan oleh Al-Qasthalani, tak heran banyak kaum muslimin yang memperingatinya sebagai rasa syukur atas lahirnya sang Nabi terakhir yang merupakan nikmat agung untuk seluruh makhluk. Sebagaimana malam Al-Qadr yang selalu diisi dengan membaca Al-Quran, doa, dan lain sebagainya, begitupun pada malam kelahiran Nabi -yang lebih utama dibanding malam Al-Qadr- sering diisi dengan membaca Al-Quran, shalawat, doa dan lain-lain.
Wallahu A’lam
[1] Al-Mawahib Al-Laduniyyah bil Minahil Muhammadiyyah Juz 1 Hal. 88 Cet. Al-Maktabah At-Taufiqiyyah