Ibnu Taimiyah, Sahabat Nabi dan Sayyidina Ali
  • Judul: Ibnu Taimiyah, Sahabat Nabi dan Sayyidina Ali
  • sang penulis: Damar Perdana
  • Sumber: muslimmenjawab.com
  • Tanggal Rilis: 19:11:13 1-9-1403

Di tengah-tengah ulama Sunni dan Wahabi yang mengagungkan sahabat nabi sebagai pribadi yang adil, tanpa terkecuali, justru kita mendapati sebuah ungkapan Ibn Taimiyah, ulama besar Wahabi yang secara tidak langsung menegasikan keyakinan mereka terhadap keadilan para sahabat.

Di dalam ungkapannya, yang tertulis di dalam kitabnya, Minhajus Sunnah An-Nabawiyah, Ibnu Taimiyah membeberkan sebagai berikut.

أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَخْبَرَ أَنَّهُ سَيَجْعَلُ لِلَّذِينِ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وُدًّا. وَهَذَا وَعْدٌ مِنْهُ صَادِقٌ. وَمَعْلُومٌ أَنَّ اللَّهَ قَدْ جَعَلَ لِلصَّحَابَةِ مَوَدَّةً فِي قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ، لَا سِيَّمَا الْخُلَفَاءُ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ -، لَا سِيَّمَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ ; فَإِنَّ عَامَّةَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ كَانُوا يَوَدُّونَهُمَا ، وَكَانُوا خَيْرَ الْقُرُونِ. وَلَمْ يَكُنْ كَذَلِكَ عَلِيٌّ، فَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ كَانُوا يُبْغِضُونَهُ وَيَسُبُّونَهُ وَيُقَاتِلُونه

“Sesungguhnya Allah mengabarkan, bahwa Dia hendak menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal saleh sebagai pribadi yang dicintai. Dan janji Allah adalah benar. Sudah mafhum, bahwa Allah telah menetapkan kecintaan kepada sahabat di hati kaum Muslim, terlebih bagi mereka yang berlabel khalifah, terlebih lagi Abu Bakar dan Umar. Karenanya, seluruh para sahabat mencintai keduanya, dan mereka adalah sebaik-baik masyarakat. Namun, hal itu tak berlaku bagi Ali bin Abi Thalib, lantaran tak sedikit dari para sahabat nabi dan tabi’in membenci dan mencaci maki serta memerangi Ali.”[1]

Kalau kita cermati, apa yang dikatakan Ibnu Taimiyah bertentangan dengan keadilan sahabat. Seperti yang kita tahu, adil berarti tidak zalim. Nah, sedang mereka (sahabat), seperti yang dikatakan Ibnu Taimiyah, mencaci maki dan memerangi Ali bin Abi Thalib. Perlakuan mereka terhadap Ali bin Abu Thalib tiada lain, kecuali kezaliman.

Jika kejadiannya sama persis yang diungkapkan Ibnu Taimiyah di atas, maka bagi orang yang berakal sehat pasti bertanya-tanya, jika ada sahabat mencaci maki dan memerangi manusia paling mulia di sisi nabi saw., Ali bin Abi Thalib, lantas di manakah letak keadilan mereka (sahabat)?

Perlu kita renungkan bersama.

[1] Minhajus Sunnah An-Nabawiyah, Ibnu Taimiyah, jil. 7, hal. 137-138, cet. Daru Nashr-Mu’asasah Qurtubah.