HAMZAH
  • Judul: HAMZAH
  • sang penulis:
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 19:22:49 1-10-1403



PEMIMPIN PARA SYAHID

Abu Jahal

Hamzah mendaki bukit-bukit sambil melihat-lihat kota Makkah. Kudanya yang kuat menapaki bukit yang berpasir. Keduanya berderap sepanjang perbukitan. Hamzh mengamati pemandangan yang indah.
Langit begitu biru dan cerah. Bukit disinari oleh cahaya matahari, sehingga butiran pasir tampak berkilauan oleh sinar matahari.
Hamzah sedang berpikir tentang misi Nabi Muhammad saw. Hatinya terpaut bersama Nabi Muhammad saw. Dalam hatinya ia berujar, "Sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah. Latta, Uza, dan Munat hanyalah batu berhala. Manusia membuat berhala-berhala itu dengan tangannya sendiri. Jadi, mengapa mereka menyembahnya?"
Nabi Muhammad saw. sedang duduk di atas batu di suatu jalan menuju Masa antara Bukit Shafa dan Marwah. Seperti biasanya, beliau saw. sedang merenung. Beliau saw. selalu memikirkan umatnya dan mereka yang tidak percaya padanya serta berpikir tentang misi Ilahiahnya.
Di dekat jalan menuju Masa terdapat sebuah rumah. Rumah tersebut memiliki teras di atasnya, sehingga dapat melihat jalan yang ada di bawahnya. Dua gadis gadis kecil sedang duduk di teras tersebut. Mereka melihat Nabi Muhammad saw. sedang berpikir sambil memandangi langit serta gunung-gunung.
Pada saat itu, Abu Jahal dan beberapa kawannya dari Makkah muncul. Mereka sedang tertawa terbahak-bahak.
Abu Jahal melihat ke arah Nabi Muhammad saw., matanya memancarkan kedengkian. Ia inginmengolok-ngolok Nabi Muhammad saw. lalu berteriak," Lihat tukang sihir ini! Lihatlah kegilaannya! Dan tidak tertawa seperti kita ! Dia hanya diam saja!"
Orang-orang bodoh itu tertawa. Tawa iblis mereka membahana ke angkasa," Ha....ha...ha...ha..."
Kedua gadis kecil tersebut sedih melihat apa yang sedang terjadi. Mereka melihat Abu Jahal terus-menerus mengelilingi Nabi Muhammad saw. sambil tertawa dan melakukan tindakan bodoh.
Abu Jahal menangambil segenggam debu. Kemudian ia meletakkan debu itu di atas kepala Nabi saw. Debu itu pun mengotori wajah Nabi dan pakaiannya.
Abu Jahal dan kawan-kawannya lalu tertawa terbahak-bahak. Namun Nabi Muhammad saw. tetap diam. Beliau merasa sedih.
Dua gadis kecil tadimersakan kesedihan dan penderitaan Nabi Muhammad saw. Abu Jahal dan teman-temannya kemudian pergi. Setelah mereka pergi, Nabi Muhammad saw. berdiri. Beliau membersihkan kepala, wajah, dan pakaiannya dari debu. Kemudian beliau beranjak pulang.
Kedua gadis kecil itu memutuskan untuk memberitahu Hamzah tentang kejadian tersebut, sehingga mereka menunggu kedatangan Hamzah.
Dari kejauhan terlihat Hamzah muncul. Ia sedang menuruni bukit dengan menunggangi kuda pirangnya.
Kedua gadis kecil tadi berteriak,"Hamzah kemari!"
Salah seorang gadis kecil itu berkata kepada saudara perempuannya,"Ayo kita beri tahu beliau !"
Gadis kecil itu memanggil," Abu Amar (Hamzah) !"
Hamzah kemudian menghentikan kudanya dan melihat kearah gadis kecil itu. Gadis kecil itu berkata dengan nada sedih, "Abu Amar, Abu Jahal telah menganiaya keponakanmu, Muhammad."
Hamzh bertanya," Menganiaya bagaimana ?"
Gadis kecil itu menjawab, " Mereka menjumpainya di jalan kemudian mengganggunya dengan menaburkan debu di atas kepalanya."
Hamzah pun marah. Ia lalu memacu kudanya. Hamzah pergi menuju Ka'bah. Biasanya ia selalu menyapa orang ketika melewati mereka apabila ia pulang berburu. Tapi kali ini ia begitu marah atas kejadian yang menimpa Nabi Muhammad saw., sehingga ia tidak menyapa siapa pun dan langsung pergi menuju Abu Jahal.
Hamzah melompat ke atas kudanya bagaikan singa. Ia mengangkat busurnya dan dan memukulkannya ke kepala Abu Jahal. Abu Jahal merasa takut ketika ia melihat Hamzah begitu marah. Lalu Abu Jahal berkata dengan lirih, "Abu Amar, dia (Muhammad) telah menghina Tuhan kita dan menyesatkan pikiran kita."
Hamzah berseru dengan marah," Balas aku jika kau mampu !"
Seruang kebenaran membahana di sekeliling Ka'bah. Hamzah berkata dengan lantang, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah."
Hamzah memandang Abu Jahal dengan marah dan kemudian berkata," Mengapa kau menganiayanya ? Tidak tahukah kamu bahwa akau mengikuti Agamanya ?"
Abu Jahal menundukkan kepalanya dan terdiam. Orang-orang bodoh yang bersamanyatadi melarikan diri dengan ketakutan.
Hamzah lalu memeluk Nabi Muhammad saw. sambil menangis. Nabi pun merasa bahagia saat pamannya, Hamzah, menjadi Muslim. Beliau saw. memberinya gelar Singa Allah dan Singa Rasul-Nya.

Hari Kelahiran Hamzah

Hamzah dilahirkan pada tahun 570 M, yaitu pada Tahun Gajah. Selain sebagai paman, ia juga merupakan saudara angkat Nabi Muhammad saw., Karena seorang wanita yang bernama Thuaibah telah menyusui mereka berdua.
Hamzah adalah seorang yang berani dan kuat. Ia menjadi Muslim pada tahun kedua misi kenabian Nabi Muhammad saw.
Orang-orang tahu bahwa Hamzah mengikuti ajaran Islam. Hal ini membuat umat Muslim menjadi bahagia. Namun kaum kafir menjadi sedih.
Sebagai umat Muslim yang menyembunyikan keislaman mereka karena takut pada kaum kafir Quraisy. Namun, pada saat Hamzah menjadi Muslim, sebuah era baru dimulai, para pengikut Nabi saw. menjadikuat sehingga kaum kafir Quraisy menjadi takut pada kaum Muslim.

Tahun Kesembilan Misi Kenabian

Sembilan tahun sudah misi Nabi Muhammad saw. berlangsung. Jumlah pengikut Islam pun meningkat.
Umar bin Khaththab menjadi resah karenanya.
Suatu Hari, dia membawa pedangnya untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Dia bertanya tentang Nabi. Lalu ada yang memberi tahu Umar," Muhammad bersama sahabat-sahabatnya ada di sebuah rumah dekat bukit Shafa."
Kemudian Umar pergi untuk mencari Nabi saw. dalam perjalanan menuju bukit Shafa, seorang lelaki dari sukunya yang bernama Naim berpapasan dengannya dan bertanya, "Kau akan pergi kemana,Umar ?"
Dengan kasar, Umar menjawab," Aku akan membunuh Muhammad karena orang ini telah mengganggu agama kita."
Umar tidak mengetahui bahwa Naim pun sebenarnya telah menjadi Muslim. Kemudia ia berkata kepada Umar," Jika engkau menyakiti Muhammad, maka bani Hasyim (keluarga Nabisaw.) tidak akan membiarkanmu hidup. Di samping itu, saudara perempuanmu dan suaminya pun telah percaya pada ajaran Islam."
Dengan marah Umar berkata,"Apa?saudara perempuanku Fathimah?"
Umar lalu pergi ke rumah Fathimah. Ketika ia berhenti di depan pintu, ia mendengar seseorang membaca Alquran.
Kalam Ilahi sangatlah mengagumkan:
" Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Thahaa, Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu agar kamu menjadi susah."
Umar kemudian mengetuk pintu dan memasuki rumah. Saudara perempuannya itu segera menyembunyikan lembaran Alquran yang dibacanya, karena Umar bermaksud untuk menyobeknya. Umar lalu memukul saudara perempuannya itu, sehingga darah pun membasahi wajahnya.
Umar merasa menyesal. Kemudian dia pun pergi.
Nabi Muhammad saw. dan beberapa sahabatnya sedang berada di sebuah rumah di dekat Bukit Shafa. Beliau sedang mengajarkan kepada mereka Alquran dan hikmah. Beliau sedang membacakan beberapa firman Allah.
Pada saat yang bersamaan, mereka mendengar seseorang mengetuk pintu dengan keras. Seorang Muslim lalu berdiri. Dia mengintip melalui lubang pintu.
Hamzah bertanya,"Siapa itu?"
Orang itu menjawab," Itu adalah Umar yang sedang mengusung pedang."
Hamzah berkata," Jangan takut. Buka saja pintunya. Bila dia menginginkan kebaikan, maka kita berikan kebaikan itu. Dan bila dia menginginkan kejahatan, maka kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri."
Hamzah pun lalu berdiri. Dia membukakan pintu dan bertanya," Umar, apa maumu?"
Umar pun menjawab," Aku datang untuk mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah !"
Dengan bahagia Nabi Muhammad saw. berkata,"Maha besar Allah!"
Kaum Muslim ikut berbahagia dengan masuknya Umar ke dalam Islam.

Hijrah

Masyarakat Yatsrib (Madinah) merupakan bagian dari suku Khazraj dan suku Aus. Mereka berjanji kepada Nabi Muhammad saw. untuk mendukung Islam dengan jiwa, raga, dan harta mereka.
Karena suku Quraisy sering menyakiti kaum Muslim, Nabi Muhammad saw. memerintahkan kepada kaum Muslim untuk hijrah ke Yatsrib.
Kemudian secara diam-diam, kaum Muslim meninggalkan Makkah, satu demi satu, atau kelompok demi kelompok. Hamzah bin Abdul Muththalib pun ikut berhijrah.
Muhajirin (orang-orang yang berhijrah) dan para pendukung (Anshar) yang ada di Yatsrib dengan bersemangat menunggu hijrahnya Nabi Muhammad saw. Mereka menantikan kedatangan beliau.

Pengorbanan

Para penyembah berhala memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril turun dari langi untuk menyampaikan rencana jahat kaum kafir.
Kemudian Rasulullah saw. meminta sepupunya, Ali bin Abi Thalib, untuk tidur di ranjangnya agar beliau saw. dapat hijrah ke Yatsrib dengan aman.
Ali bertanya kepada Nabi Muhammad saw., "Ya Rasulullah, apakah engkau akan aman?"
Nabi Muhammad saw. menjawab," Ya!"
Ali ikut berbahagia ketika Nabi Muhammad saw. dapat hijrah dengan aman. Dia tidak memikirkan dirinya sendiri ketika kaumkafir menyerang rumah Nabi Muhammad saw.
Malaikat Jibril turun dari langit dengan membacakan ayat suci Alquran berikut:"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah"
Maksud ayat ini adalah ada seseorang yang berani mengorbankan dirinya untuk menyenangkan Allah Yang Mahamulia. Ayat ini memuji perilaku Ali dan pengorbanannya.
Nabi Muhammad saw. tiba di Yatsrib. Setibanya Nabi di Yatsrib, kaum Muslim menamai kota itu Madinah al Munawwarah (kota yang diterangi cahaya).

Di Makkah

Kaum kafir di Makkah menyerang rumah-rumah kaum Muslim dan menjarahnya. Muhajirin sedih mendengar berita itu.
Nabi Muhammad saw. memutuskan untuk mengirim beberapa kelompok Muslim untuk menghukum kaum Quraisy yang merupakan para pedagang itu.
Pada bulan Ramadhan, tahun pertama setelah hijriah, Nabi Muhammad saw. memanggil Hamzah, yang bergelar Singa Allah, dan memberi Hamzah bendera pertama dalam sejarah Islam.
Nabi Muhammad saw. memerintahkan Hamzah untuk membawa kelompoknya, tiga puluh Muhajirin, ke pesisir pantai di mana kafilah pedagang Makkah tersebut biasa lewat.
Hamzah menemukan Abu Jahal di suatu wilayah yang bernama Ais.
Tiga ratus pasukan menyertai Abu Jahal, yaitu sepuluh kali lipat dibandingkan pasukan Muslim.
Tetapi Hamzah dan kelompoknya tidaklah merasa gentar. Mereka siap bertempur melawan mereka.
Namun Majdi bin Amr al Jahni, yang mempunyai hubungan baik dengan kaum Quraisy dan Muslim, datang kepada mereka untuk mencegah terjadinya pertempuran.
Hamzah merasa bangga karena beliau adalah orang pertama yang menerima bendera Islam dari Rasulullah saw. Sehubungan dengan hal itu, ia mengucapkan bait puisi yang indah:
Dengan printah Rasulullah, sebuah bendera berkibar di atasku.
Bendera itu belum pernah berkibar sebelum aku (mengibarkannya).
Bendera itu memiliki kemenangan dari pemilik martabat.
Kekasih Allah yang tindakannya adalah sebaik-baik tindakan.
Kemudian ia mengabadikan pertikaiannya dengan Abu Jahal dalam puisinya:
Dimalam hari, ketika kaum kafir berbaris, mereka berjumlah banyak.
Dan kami semua merupakan pemanas air yang mendidihkannya.
Karena kemarahan kawan-kawannya.
Dan ketika kita saling melihat satu sama lain,
Mereka menjadikan unta mereka berlutut dan membelenggunya.
Dan kami mengetahui jarak sasaran panah.
Dan kami berkata pada mereka:
Pendukung kami adalah jubah Allah.
Namun kalian tidak memiliki jubah apa pun melainkan kesesatan.
Inilah Abu Jahal yang telah menjadi penghasut dengan tidak adil.
Maka, merugilah ia (Abu Jahal).
Dan Allah menggagalkan rencana jahat Abu Jahal.
Kami hanyalah terdiri dari tiga puluh prajurit,
Sedang mereka berjumlah tiga ratus.

Bersama Nabi Muhammad saw.

Dalam penyerangan yang terjadi di Ash Shira, Nabi Muhammad saw. memimpin, sedang Hamzah bin Abdul Muththalib memegang bendera.
Pasukan Islam berhasil menghalau para pedagang Quraisy.
Kafilah Quraisy mengumumkan perang dagang melawan kaum Muslim. Lalu mereka menyerang rumah-rumah kaum Muslim yang hijrah dari Makkah ke Madinah. Mereka semakin meningkatkan penyerangannya melawan kaum muslim di mana pun juga.
Sementara itu, suku Quraisy mendesak suku-suku Arab lainnya untuk menyerang Madinah.
Nabi Muhammad saw. menghendaki dihukumnya kaum Quraisy. Beliau berpendapat bahwa cara yang terbaik untuk menghukum mereka adalah dengan menghalau kafilah pedagang pergi menuju Syam.
Hamzah ikut serta dengan Nabi Muhammad saw. dalam setipa penyerangan.

Perang Badar

Nabi Muhammad saw. mendengar bahwa sekelompok kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan datang kembali dari Syam ke Makkah. Nabi Muhammad saw. kemudian memerintahkan kaum Muslim untuk menghadapi kafilah dagang tersebut.
Pada 12 Ramadhan tahun ke- 2 H, Nabi Muhammad saw. dengan 313 orang Muhajirin dan Anshar pergi meninggalkan Madinah.
Abu Sufyan mendengar pergerakan dan tujuan kaum Muslim yang akan menghadapi kafilah tersebut. Ia pun dengan segera mengirim seseorang untuk memberitahu suku Quraisy tentang keadaan yang berbahaya ini.
Abu Jahal mendapati bahwa tindakan kaum Muslim tadi merupakan kesempatan yang baik untuk menghancurkan Islam dan Umatnya. Lalu ia mulai mendesak kaum Quraisy agar menyerang kaum Muslim. Dia beserta pemimpin Quraisy mengerahkan 950 pasukan. Abu Jahal memimpin pasukannya dan menyerang sumber mata air Badar, tempat pasukan Muslim berkemah.
Pada 17 Ramadhan, dua kubu kekuatan datang bersamaan. Kaum kafir memukul-mukul genderang. Namun kaum Muslim tetap mengingat dan memuji kebesaran Allah.
Malaikat Jibril turun dari langit dan membacakan ayat berikut: " Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya."
Nabi Muhammad saw. mengajak kaum kafir Quraisy untuk berdamai. Namun Abu Jahal menolaknya. Dia pikir dai mampu menghancurkan Islam karena pasukannya berjumlah tiga kali lipat pasukan Muslim.
Dua pasukan bersiap-siap untuk bertempur. Salah satu orang kafir berkata," Muhammad, biarkan orang-orang pemberanimu keluar dan bertarung melawan kami."
Lalu Nabi Muhammad saw. berkata,"Ubaidah bin al Harits, Hamzah bin Abdul Muththalib, dan Ali bin Abi Thalib, berdiri !"
Mereka bergerak dengan sigap. Mereka telah siap mati di jalan Allah.
Ubaidah berdiri di hadapan lawannya, Uthbah bin Rabiah.
Ali berdiri di hadapan Walid bin Uthbah.
Hamzah berdiri di hadapan Shaibah bin Rabiah.
Kemudian perang pertama pun dalam sejarah Islam pecah.
Dengan segera, Hamzah melumpuhkan lawannya. Ali membunuh musuh Islam. Ubaidah memukul lawannya, namun lawannya balas memukul. Sehingga dia terjatuh ke tanah. Kemudian Hamzah dan Ali membunuh Uthbah. Kemudian mereka membawa Ubaidah ke kemah untuk mengobati luka-lukanya.
Ketika pahlawan kaum-kaum kafir berjatuhan satu per satu, Abu Jahal memerintahkan pasukannya agar melancarkan serangan.
Kaum Muslim menghadapi serangan tersebut dengan semangat yang dipenuhi oleh keoercayaan dan keyakinannya terhadap Allah,sehinggaAllah menghadiakan kaum muslim sebuah kemenangan.
Abu Jahal beserta pemimpin kaum kafirmengalami kekalahan. Merka pun melarikan diri karena ketakutan.

Pembalasan dendam

Penduduk Mekkah mendengar kabar tentang kekalahan kaum kafir quraisy. Kaum wanitanya meatapi kematian kaum kafir yang terbunuh. Namun Hindun, istri Abu Sufyan, tetap diam.
Orang-orang berkata kepada Hindun, "Mengapa engkau tidak menagisi saudaramu, ayahmu, dan pamanmu?"
Hindun berkata, "Aku tak menagisi mereka, sebagaimana Muhammad dan para sahabatnya tidak menangisi kesialan kita."
Hindun memikirkan cara untuk membalaskan dendamnya terhadap Nabi Muhammad saw., atau Ali bin Abi Thalib, atau Hamzah bin Abdul Muththalib.
Hindun mendesak kaum kafir agar membalaskan dendamnya pada mereka. Tiga ribu pasukan kafir telah siap. Hindun binti Uthbah, istri Abu Sufyan, ada diantara pasukan tersebut. Terdapat empat belas wanita lain bersamanya. Mereka memukul genderang.
Di kota Makkah, terdapat seorang budak yang kuat bernama Wahsyi. Hindun pergi menemuinya. Dia berjanji padanya akan memberikan banyak emas dan uang apabila Wahsyi dapat membunuh Nabi Muhammad saw., atau Ali bin Abi Thalib, atau Hamzah bin Abdul Muththalib.
Wahsyi berkata,"Aku tak mampu mengalahkan Muhammad karena sahabatnya berada di sekelilingnya. Aku tak mampu mengalahkan Ali karena ia sangat waspada. Aku mungkin dapat membunuh Hamzah karena kemarahan mampu membutakannya."
Hindun memberikan emas kepada Wahsyi sebagai uang muka. Dia selalu memandangi tombak yang disiapkan oleh Wahsyi untuk membunuh Hamzah.
Kaum kafir tiba di Al Abwa (suatu daerah dekat Madinah tempat Aminah, Ibunda Nabi Muhammad saw., disemayamkan lima puluh tahun sebelumnya).
Hindun ingin menggali makam Aminah. Namun para pemimpin Quraisy menolak hal itu karena orang Arab tidak pernah menggali kuburan orang mati.
Nabi Muhammad saw. memimpin pasukan Muslim. Abu Sufyan memimpin pasukan kafir.
Nabi Muhammad saw. memerintahkan empat puluh pemanah terampil untuk tetap tinggal di kaki bukit Al Aianain untuk melindungi pasukan Islam. Beliau memerintahkan mereka agar tidak meninggalkan posisinya.
Kaum kafir mulai menyerang kaum Muslim. Utsman bin Abi Thalhah, pemegang bendera kaum kafir, berada paling depan.
Hindun dan beberapa orang wanita mengelilingi lelaki itu. Mereka memukul-mukul genderang dan memberi semangat kepada para prajurit kafir untuk berjuang.
Mereka melantunkan syair berikut:
Kami adalah putri-putri Thariq, berjalan di atas bantal.
Bagaikan jalannya butir pasir yang berkilauan.
Kejantanan berada di persimpangan.
Mutiara-mutiara mengalungi leher-leher.
Jikalau engkau maju, kami akan memelukmu.
Dan jikalau engkaumelarikan diri,
Kami akan mengabaikanmu.
Dan pengabaian kami akan menyedihkan.
Hamzah berteriak dengan lantang," Akulah putra pembawa air pada musim ziarah."
Hamzah menyerang pembawa bendera. Dia memukul dan memotong tangannya. Maka pembawa bendera itu pun mundur. Kemudian, saudaranya menggantikannya membawa bendera itu.
Pasukan Islam menyerang kaum kafir dengan gencar. Orang-orang yang membawa bendera kafir satu per satu jatuh ke tanah.
Ketika orang-orang pembawa bendera itu berjatuhan ketanah, pasukan kafir pun menjadi gentar. Mereka pun lari tunggang-langgang.
Pasukan Islam mengejar musuh yang melarikan diri itu. Para pemanah lupa akan perintah Nabi saw. dan kemudian meninggalkan kaki gunung untuk mengumpulkan barang rampasan. Maka, garis pertahanan islam pun lowong.
Di bawah pimpinan Khalid bin Walid, kaumkafir kemudian mengepung pasukan Islam. Kekagetan membuat pasukan Muslim berada dalam kekacauan.
Wahsyi memegang tombak panjang dan mencari-cari Hamzah. Tak ada yang dipikirkannya kecuali hasrat untuk membunuh Hamzah.
Sepanjang pertempuran itu, Wahsyi bersembunyi di balik batu besar sambil memperhatikan Hamzah.
Ketika Hamzah sedang sibuk bertempur, Wahsyi melontarkan tombaknya ke tubuh paman Rasul ini. Tombaknya melukai perut Hamzah.
Hamzah berusaha melawan Wahsyi. Namun akhirnya ia syahid.
Wahsyi berlari dengan cepat untuk memberi tahu Hindun tentang apa yang telah dilakukannya.
Hindun tampak gembira. Dia memberikannya emas kepada Wahsyi dan berkata,"Aku akan memberimu sepuluh dinar sesampainya kita di Makkah."
Dengan tergesa-gesa, Hindun mendatangi jasad Hamzah. Dia lalu memotong telinga dan hidung Hamzah untuk dijadikan kalung. Lalu ian menghunjamkan belati keperut Hamzah dan menyobeknya. Dia mengambil hati Hamzah dengan kejam dan memakannya seperti seekor anjing.
Kemudian datanglah Abu sufyan, ia menusukkan tombaknya keseluruh tubuh Hamzah!

Para pemimpin Syahid

Kaum kafir menarik pasukannya dari medan perang. Nabi Muhammad saw. beserta para sahabat turun dari bukit untuk kemudian menguburkan para syahid.
Nabi Muhammad saw. menanyakan kepada para sahabatnya tempat di mana Hamzah syahid.
Al Harits berkata,"Aku tahu tempatnya."
Nabi Muhammad saw. meminta Harits untuk menunjukkan jenazah Hamzah.
Seorang pria pergi mencari jenazah Hamzah. Dia menemukan jasad Hamzah telah tercabik-cabik, sehingga dia enggan mengatakan kepada Nabi Muhammad saw. tentang kondisi jenazah itu.
Nabi Muhammad saw. memerintahkan Ali untuk mencari jasad Hamzah. Ali pun menemukan jasad itu. Namun, beliau tidak mengatakan keadaan Hamzah karena dia tidak ingin Nabi Muhammad saw. bersedih.
Nabi Muhammad saw. kemudian mencari jasad Hamzah sendiri. Beliau menemukan keadaan Hamzah dalam keadaan yamg menyedihkan.
Nabi Muhammad saw. berlinang air mata ketika beliau melihat apa yang telah mereka (kaum kafir) lakukan pada tubuh Hamzah. Bahkan serigala pun tidak berbuat seprti apa yang telah Hindun dan Abu Sufyan perbuat.
Nabi Muhammad saw. sangat murka, kemudian beliau berkata," Paman, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu. Engkau telah berbuat kebajikan, senantiasa menjaga hubungan silaturahmi dengan saudara-saudaramu."
Kemudian turunlah Jibril dan membacakan beberapa ayat suci Alquran: "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang bersabar."
Nabi Muhammad saw. pun akhirnya memaafkan mereka yang telah menyakiti Hamzah. Beliau saw. telah bersabar. Beliau mencegah kaum Muslim dari membalas dendam.
Nabi Muhammad saw. mengambil jubahnya dan menutupi jasad Hamzah seraya berkata," Paman, sang Singa Allah, Singa Rasul-Nya, pelaku kebajikan, penghapus kekhawatiran, panglima Rasulullah, dan penyelamat bagi wajahnya."
Shafiyah, saudara perempuan Hamzah dan bibi Nabi Muhammad saw., pergi bersama Fathimah az Zahra, putri Rasulullah., untuk menengok keadaan Nabi saw.
Ali bin Abi Thalib berpapasan dengan Shafiyah dan berkata," Bibi, kembalilah!"
Ali tidak ingin Shafiyah melihat keadaan Hamzah. Tapi Shafiyah berkata," Aku tak akan kembali sampai aku melihat Rasulullah."
Dari kejauhan, Nabi Muhammad saw. melihatnya, sehingga beliau memerintahkan anak Shafiyah, Zubair, untuk tidak mengizinkannya melihat saudaranya, Hamzah, yang telah syahid.
Zubair mendekati Shafiyah dan berkata," Ibu, kembalilah!" Shafiyah lalu berkata, "Tidak, sampai aku bertemu Rasulullah."
keselamatannya, ia bertanya tentang Hamzah," Dimana saudaraku?"
Nabi Muhammad saw. tetap terdiam, sehingga Shafiyah mengetahui bahwa saudaranya itu telah syahid. Kemudian ia bersama Fathimah az Zahra menangisi kepergiaan Hamzah.
Nabi Muhammad saw. berusaha menghibur mereka," Berbahagialah ! Jibril telah memberitahuku bahwa Hamzah telah disejahterakan dengan menjadi Singa Allah dan Singa Rasul-Nya di langit."
Bukit Uhud berdiri sebagai saksi atas keberanian Hamzah, pemimpin para syahid, dan penumpas kekafiran.[]