Hadis Madinah Al-Ilm (Kota Ilmu)
Hadis ini menunjukkan bahwa kita umat Islam dalam hal keilmuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, harus merujuk kepada Rasulullah saw dan kepada Ali bin Abi Thalib (sa) pasca Nabi saw. Walaupun maknanya satu, redaksi hadis ini bermacam-macam, antara lain:
Rasulullah saw bersabda:
أَنَا مَدِيْنَةُ اْلعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا فَمَنْ أَرَادَ اْلمَدِيْنَةَ فَلْيَأْتِ اْلبَابَ
“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin memasuki kota ilmu maka datanglah pada pintunya.”
أنا مدينة العلم وعلي بابها فمن أراد البيت فليأت الباب
“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin memasuki rumah, maka masuklah melalui pintunya.”
أنامدينة العلم وعلي بابها فمن أراد العلم فليأت الباب
“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang menginginkan ilmu maka datanglah ke pintunya.”
أنا مدينة العلم وعلي بابها فمن أراد العلم فليأت باب المدينة
“Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang menginginkan ilmu, maka datanglah pada pintu kota itu.”
أنا مدينة العلم وعلي بابها فمن أراد العلم فليأت من بابه
“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang menginginkan ilmu maka datanglah melalui pintunya.”
من أراد العلم فليأت الباب ومن أتى من غير الباب عد سارقاً وصار من حزب ابليس
“Barangsiapa yang menghendaki ilmu maka datanglah pada pintunya. Barangsiapa yang datang tidak melalui pintunya maka ia tergolong pencuri dan menjadi bagian dari pasukan iblis.”
Al-Hakim menyebutkan dalam kitabnya Al-Mustadrak, bersanad dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda:
أنا مدينة العلم وعلي بابها فمن أراد المدينة فليأت الباب
“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin ke kota itu maka datanglah pada pintunya.” Al-Hakim mengatakan: sanad hadis ini shahih, tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan.
يا علي أنا مدينة الحكمة وأنت بابها ولن تؤتى المدينة الا من قبل الباب
“Wahai Ali, aku kota hikmah dan kamu adalah pintunya. Tidak akan sampai pada kota hikmah kecuali melalui pintunya.”
Hadis Kota Ilmu dengan bermacam-macam redaksinya terdapat dalam:
1. Mustadrak Al-Hakim, jilid 3, halaman 126.
2. Tarikh Baghdad, Al-Khathib, jilid 2, halaman 377.
3. Ash-Shawa’iqul Muhriqag, Ibnu Hajar, halaman 183, cet Istambul.
4. Yanabi’ul Mawaddah, halaman 37.
5. Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, jilid 7, halaman 357.
6. Kanzul Ummal, Al-Muttaqi Al-Hindi, catatan kaki Musnad Ahmad jilid 5, halaman 30
7. Al-Isti’ab, Ibnu Abd Al-Birr, jilid 2, halaman 461.
8. Ar-Riyadh An-Nadhrah, jilid 2, halaman 193.
9. Dzakhairul Uqba, halaman 77.
10. Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Abil Hadid, jilid 2, halaman 236.
11. Kifayah Ath-Thalib, Al-Kanji Asy-Syafi’i, halaman 99.
12. Talkhish Al-Mustadrak, Adz-Dzahabi, jilid 3, halaman 126.
13. Lisanul Mizan, Ibnu Hajar Al-Asqalani, jilid 1, halaman 432.
14. Tahdzib Adz-Tahdzib, jilid 6, halaman 320.15. Fathul Kabir, An-Nabhani, jilid 1, hal.276.
16. Tarikh Al-Khulafa’, As-Suyuthi, halaman 170.
17. Jami’ush Shaghir, jilid 1, halaman 364.