Bakti kepada Orang Tua dalam Al-Qur’an (Bag 1)
  • Judul: Bakti kepada Orang Tua dalam Al-Qur’an (Bag 1)
  • sang penulis: Ust. Muhamad bin Alwi
  • Sumber: khazanahalquran.com
  • Tanggal Rilis: 5:45:0 2-10-1403

Tidak dapat diragukan lagi, orang tua memiliki cinta yang tulus kepada anaknya. Bukan hanya harta, nyawa pun rela ia korbankan demi buah hatinya. Sakit dan derita tak bisa menghalangi cinta kasihnya. Agama pun memandang orang tua sebagai sesuatu yang sakral dan vital. Berulang kali Allah swt menggandengkan masalah tauhid dengan bakti kepada orang tua. Ketika berbicara tentang Syukur, Allah mewajibkan syukur kepada orang tua setelah kewajiban syukur kepada-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Allah menggandengkan masalah tauhid dengan berbakti kepada orang tua sebanyak 4 kali. Ketika kita dilarang menyekutukan Allah dalam bentuk apapun, Allah langsung menggandengkannya dengan perintah untuk bakti kepada orang tua. Betapa agungnya kedudukan orang tua hingga disandingkan dengan masalah tauhid.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً -٢٣-

“Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua.” (Al-Isra’ 23-24)

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً -٨٣-

Dan (ingatlah) ketika Kami Mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (Al-Baqarah 83)

وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً -٣٦-

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (An-Nisa’ 36)

 

Dan ketika Allah hendak merinci bermacam perintah dan larangan, Allah meletakkan kewajiban bakti kepada orang tua tepat setelah larangan untuk menyekutukan Allah swt.

قُلْ تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلاَدَكُم مِّنْ إمْلاَقٍ -١٥١-

“Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang Diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin….” (Al-An’am 151)

 

4 ayat diatas telah membuktikan betapa agungnya kedudukan orang tua disisi Allah swt. Karena seluruh karunia Allah tidak akan sampai pada seseorang tanpa jasa dari orang tuanya.

Lalu apa yang dimaksud dengan berbuat baik kepada orang tua? Apa batasannya?

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ja’far As-Shodiq berkata, “Yang dimaksud berbuat baik (kepada orang tua) adalah dengan memperlakukan keduanya dengan lemah lembut. Dan jangan sampai membebani keduanya hingga mereka harus meminta kebutuhannya kepadamu, walaupun saat itu belum membutuhkan.”

Dalam Tafsir kata Al-Ihsan (berbuat baik) pada orang tua, Imam Ja’far menekankan agar kita memenuhi kebutuhan orang tua sebelum diminta. Jangan sampai mereka harus meminta sesuatu kepada kita karena hal itu akan menjadi beban dalam hati mereka.

Orang tua sering merasa malu ketika harus meminta kepada anaknya. Dia tidak ingin membebani anaknya, namun terkadang ia sudah tidak mampu untuk mencukupi dirinya sendiri. Jangan posisikan mereka sebagai orang yang butuh hingga harus meminta kepada kita. Padahal semua miliki kita adalah miliki orang tua. Dan seorang anak tidak akan pernah mampu membalas jasa kedua orang tuanya.

Masalah orang tua bukan lagi terkait dengan agama atau kepribadian mereka. Seperti halnya amanah. Ketika ada seorang menitipkan suatu amanat, kita wajib untuk menyampaikannya walau orang itu adalah orang yang buruk, jahat bahkan kafir sekalipun. Masalah orang tua pun demikian. Tak peduli mereka itu baik atau jahat, muslim atau non muslim, kita sebagai anak harus menghormatinya dan tetap berbuat baik kepada mereka.

Jika mereka mengajak kepada mensekutukan Allah, kita tidak boleh mengikutinya. Namun kita tetap wajib memperlakukan mereka dengan sebaik mungkin. Bagaimanapun, mereka adalah orang tua kita.

وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً -١٥-

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan perlakukan keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman 15)

 

Hak-Hak Orang Tua
 

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً -٢٣- وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً -٢٤-

Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhan-ku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Al-Isra’ 23-24)

 

Dalam ayat ini, Allah melarang kita menyakiti orang tua sekecil apapun bentuknya. Bahkan hanya dengan ucapan “ah” sekalipun.

فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ

janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”

Menurut Imam Ja’far As-Shodiq, jika ada perkataan yang lebih ringan dari “ah” maka Allah akan menyebutkan kata itu. Sekecil apapun, kita dilarang keras untuk menyakiti orang tua. Mengapa Allah memberi penekanan khusus untuk berbakti kepada orang tua ketika telah lanjut usia?

Jika kita perhatikan, seorang yang lanjut usia akan mengalami perubahan. Fisik dan pikirannya mulai melemah. Banyak hal yang tak mampu dia lakukan. Terkadang semakin cerewet dan banyak permintaan.

Tentu cinta seorang anak kepada orang tua berbeda dengan cinta orang tua kepada anaknya. Sang anak mulai capek mendengar permintaan orang tua yang semakin aneh dan macam-macam. Pendapat mereka sering bertolak belakang. Anak menginginkan A dan orang tua ingin B. Mungkin karena mereka terbawa oleh usia dan pengalaman yang panjang.

Terkadang, ketika anak telah tumbuh besar, mandiri dan mampu. Dia merasa tak butuh lagi kepada orang tua. Akhirnya dia bersikap meremehkan dan pening mendengar bermacam nasehat dan permintaan orang tuanya. Dia telah lupa bahwa dirinya yang hebat saat ini adalah berkat orang tuanya. Karena dia tidak akan lahir tanpa orang tua.

وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً

“dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

 

Jangan sakiti orang tua kita dengan hal yang besar atau sekecil apapun. Ketahuilah, Allah swt menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua karena bakti ini adalah hal yang sulit. Apapun perintahnya, jangan pernah kita tolak. Tetaplah menjawab mereka dengan perkataan yang sejuk dan menyenangkan.

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang”

 

Ketika kita mulai kaya, mampu membiayai keluarga dan orang tua, janganlah muncul rasa sombong dihadapan mereka. Jangan pernah merasa telah membalas jasa orang tua dengan menafkahi mereka bertaun taun. Sungguh, berapapun yang kita berikan tidak bisa membalas secuil pun dari jasa mereka. Bersikaplah rendah dihapan mereka. Dekati mereka dengan penuh kasih sayang.

وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً

“Dan ucapkanlah, “Wahai Tuhan-ku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

 

Dan jangan lupa untuk mendoakannya di setiap waktu. Karena doa kita yang akan meringankan beban mereka ketika di Hari Pembalasan kelak. Secara mutlak, ayah dan ibu harus memperoleh penghormatan yang tinggi. Namun penghormatan kepada ibu harus lebih tinggi. Karena pengorbanan seorang ibu begitu besar untuk buah hatinya.

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ -١٤-

“Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Luqman 14)

 

Dimulai dari masa kehamilan yang begitu berat. Sebagian ibu tak bisa makan, menderita saat terkena matahari dan bermacam kesulitan yang ia hadapi. Karena itu, Allah menyuruh kita untuk bersyukur kepada-Nya dan kepada orang tua. Karena seluruh kenikmatan Allah tidak akan sampai kepada kita tanpa melalui kedua orang tua.

Lalu apa hak-hak mereka? Apa hak ibu? Apa hak ayah? Bagaimana jika mereka telah meninggal sementara kita belum sempat berbuat baik kepada mereka?

Temukan jawabannya dalam Berbakti kepada Orang Tua dalam Al-Qur’an (Bag 2)