Kisah-Kisah Tentang Anak (Bagian 1)
  • Judul: Kisah-Kisah Tentang Anak (Bagian 1)
  • sang penulis: Emi Nur Hayati
  • Sumber: Hak Kedua Ayah dan Ibu serta Anak
  • Tanggal Rilis: 21:35:7 10-10-1403

Pengaruh Susu Ibu Pada Anak Abu al-Ma’ali adalah Khaje Nizham al-Mulk, ilmuwan terkenal yang mendirikan madrasah Nizamiyah dan dia diserahi untuk ceramah dan mengajar.

Ayah Abu al-Ma’ali adalah Syeikh Abu Muhammad Abdullah seorang ulama dan orang yang bertakwa di zamannya. Dia memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil menulis buku. Dari kerja kerasnya, ia mengumpulkan uang halal. Dari uang itu ia membeli seorang budak perempuan. Budak ini bertakwa dan sangat bagus akhlaknya dan memiliki sifat yang baik. Setelah beberapa lama, budak ini hamil. Setelah Syeikh Abu Muhammad Abdullah mengetahui masalah ini, dia lebih berhati-hati terkait kehalalan makanan keluarganya. Ketika budaknya melahirkan, dia menegaskan agar anaknya tidak disusukan kepada wanita lain sehingga jerih payahnya jangan sampai sia-sia.

Suatu hari Syeikh masuk ke kamar. Ibu anaknya ini sedang sakit. Karena susunya tidak mencukupi, anaknya menangis. Di sana ada seorang wanita tetangganya. Untuk menenangkan anaknya, wanita ini menempelkan susunya ke mulut sang anak. Anak itu menyusu sedikit dan diam. Karena Syeikh mengetahui kejadian ini, dia sangat kecewa dan mengambil anaknya dan menjungkirkan kepalanya dan menggosok-gosok perutnya sambil membuka mulut sang anak dengan jarinya, supaya susu yang ditelannya keluar. Pada saat itu Syeikh Muhammad berkata, “Kematian anakku lebih mudah bagiku daripada dia tetap hidup tapi tercemar oleh kefasadan  dan bercampur dengan susu yang tidak jelas.”

Anak ini adalah Imam al-Haramain Abu al-Ma’ali. Karena begitu hati-hatinya dalam pendidikan dan pengasuhannya, di masa depannya, dia menjadi sosok yang hebat dan memiliki keutamaan dan termasuk ilmuwan yang bernilai.

Abu al-Maali mengatakan, “Dalam membahas dan mengkaji [ilmu] terkadang muncul rasa malas pada diriku, dan itu adalah sisa susu yang dalam tubuhku.” (Pand-e Tarikh, jilid 1, hal 173)

Nama Yang Baik

Jabir mengatakan:

Imam Baqir as ingin menjenguk salah satu pengikutnya yang sedang sakit. Beliau berkata, “Hai Jabir, ikutlah aku.”

Ketika kami sampai di depan pintu. Seorang anak kecil datang. Imam Baqir as bertanya kepadanya, “Siapa namamu?”

Dia berkata, “Muhammad.”

Beliau berkata, “Siapa julukanmu?”

Dia menjawab, “Ali.”

Imam Baqir as berkata, “Engkau telah tersingkirkan dari setan. Benar-benar tersingkirkan. Sesungguhnya ketika setan mendengar seseorang memanggil, “Ya Muhammad, Ya Ali” setan akan mencair seperti mencairnya timah. Tapi ketika setan mendengar seseorang memanggil nama musuh-musuh kami, dia akan melompat-lompat gembira dan membanggakan dirinya.” (Vaez Khanevadeh, hal 77)

Berlaku Adil Pada anak

Seorang ayah dengan dua anaknya pergi menemui Rasulullah Saw. Di sana dia mencium salah satu anaknya dan membiarkan anak yang satunya. Begitu Rasulullah menyaksikan perlakuan yang tidak benar ini, beliau berkata kepadanya, “Mengapa engkau tidak memperlakukan anakmu secara sama?” (Wasail as-Syiah, jilid 7, hal 204)

Ajaran Keluarga

Imam Shadiq as berkata, “Ketika anak mencapai usia tiga tahun, katakan kepadanya, “La Ilaha Illallah” tujuh kali. Kemudian biarkan sampai dia berusia tiga tahun tujuh bulan dua puluh hari. Maka pada saat itu katakan kepadanya, ‘Muhammad Rasulullah” tujuh kali. kemudian biarkan sampai dia mencapai usia empat tahun. Maka pada saat itu katakan, “Shallahu ala Muhammad wa ali Muhammad”. Kemudian biarkan lagi sampai dia berusia lima tahun. Kemudian katakan kepadanya, “Mana tangan kanan dan mana tangan kiri.” Ketika dia mengetahuinya, maka hadapkan wajahnya ke arah kiblat dan katakan kepadanya, “bersujudlah” Kemudian biarkan sampai dia berusia tujuh tahun. Ketika usia tujuh tahun sudah selesai, katakan kepadanya untuk membasuh wajah dan dua tangan. Ketika dia sudah membasuh, katakan kepadanya, “Salatlah”. Kemudian biarkan dia sampai usia sembilan tahun sudah selesai. Ketika usia sembilan tahunnya sudah selesai, ajarilah dia berwudhu, dan perintahkan dia untuk mengerjakan salat. Ketika dia sudah bisa berwudhu dan salat, Insyaallah ayah dan ibunya telah diampuni.” (Wasail as-Syiah, jilid 7, hal 193)

Pahala Mendidik Anak

Imam Hasan Askari as mengatakan, “Allah akan memberikan pahala yang besar kepada ayah dan ibu.”

Mereka mengatakan, “Ya Allah, semua keutamaan tentang kami ini dari mana? Amalan kami tidak selayaknya mendapatkan pahala seperti ini.”

Dijawab, “Semua pemberian dan nikmat ini adalah pahala kalian karena mengajarkan Allah kepada anak kalian dan kalian telah mendidiknya sehingga  dia mengenal agama Islam dengan baik.” (Mustadrak, jilid 1, hal 290)  

Sunnah Hukumnya Mencium Anak

Rasulullah Saw mencium Hasan dan Husein as. Seorang lelaki bernama Aqra’ bin Habas menyaksikan kasih sayang dan kelembutan Rasulullah kepada anak-anaknya.

Dia berkata, “Saya punya anak sepuluh, tapi saya tidak pernah mencium mereka.”

Rasulullah Saw berkata, “Tidak ada hubungannya dengan aku, kalau Allah telah mencabut akar kasih sayang dari hatimu.” (Wasail as-Syiah, jilid 7, hal 203)