Hak dan Tuntutan Kasih Sayang Orang Tua
  • Judul: Hak dan Tuntutan Kasih Sayang Orang Tua
  • sang penulis:
  • Sumber: irib indonesia
  • Tanggal Rilis: 21:27:54 1-10-1403

Namun tentang bagimana seseorang dapat berterima kasih

kepada kedua orang tua adalah hal yang berbeda di

setiap budaya dan masyarakat. Di Barat dan masyarakat

yang menganut budaya Barat, orang tua telah kehilangan

posisinya. Perspektif Barat menyoal nilai-nilai

bimbingan dan pendidikan anak dalam hubungan keluarga

dan dengan alasan kesamaan hak perempuan dan laki-laki,

budaya Barat telah menghalangi indahnya perasaan

menjadi ibu bagi kaum perempuan. Perempuan Barat

dicekoki dengan anggapan bahwa anak adalah penghalang

baginya untuk maju. Dengan demikian, anak-anak yang di

masa kecilnya tidak merasakan pengorbanan dan kasih

sayang orang tua, sejak usia remaja mereka berpaling

untuk hidup mandiri. Padahal di masa-masa itulah,

mereka sangat memerlukan afeksi, perhatian dan

bimbingan kedua orang tua. Namun karena tanpa dukungan

kedua orang tua, anak-anak akhirnya merasakan pukulan

yang terkadang tidak dapat disembuhkan dengan

berlalunya masa.

 

Di lain pihak, kedua orang tua setelah melalui masa-

masa muda dan sampai pada masa setengah baya hingga

masa tua, mereka sangat memerlukan perhatian anak-anak

mereka. Tuntutan terpenting mereka pada tahap awal

adalah perhatian dan afeksi, kemudian pada tahap

berikutnya adalah perhatian terhadap kebersihan,

kesehatan dan finansial. Dalam kondisi ini, banyak

orang tua yang terpaksa menghabiskan masa-masa tuanya

di panti jompo, serta menghadapi banyak masalah

termasuk stress, pikun, bahkan alkoholik dan cenderung

untuk bunuh diri. Fenoma “elder abuse” yang dewasa ini

angkanya sangat melambung di berbagai negara, merupakan

hasil dari kesendirian orang-orang tua dan tidak adanya

perhatian anak-anak terhadap kedua orang tua mereka.

 

Para psikolog berpendapat  bahwa tuntutan afeksi utama

orang tua adalah kehadiran mereka di lingkungan

keluarga dan penghormatan kepada mereka. Orang tua

ingin menyaksikan hasil dari jerih payah dalam hidup

mereka dan merasakan dukungan afeksi putra-putri dan

cucu mereka. Orang tua ingin agar perkataan mereka

didengar dan dicintai secara terhormat. Siapa yang

lebih dapat memberikan itu semua kecuali anak-anak dan

keluarga? Selain tuntutan afeksi, faktor usia dan

kerentaan jasmani, membuat mereka memerlukan penjagaan

secara konstan. Dalam banyak kasus mereka menghadapi

masalah untuk bergerak dan menggunakan sarana yang ada

secara benar atau dalam mengkonsumsi obat-obatan. Di

masa itu, fisik mereka akan semakin lemah setiap hari

dan mereka lebih membutuhkan perhatian dan semakin

tergantung pada penjagaan dari orang-orang di

sekitarnya.

 

Agama langit terakhir dan paling sempuna, Islam, telah

mengurai program-program pendidikan dan bimbingan

komprehensif untuk individu, keluarga dan masyarakat,

termasuk untuk kedua orang tua. Sesuai ajaran dalam

agama Islam, kedua orang tua dan putra-putri mereka

saling memiliki hak dan tugas timbal balik yang akan

mengokohkan pondasi keluarga dan menyiapkan kondisi

bagi berkembangnya seluruh potensi manusia.

 

Dalam tatanan moral yang rapi ini, laki-laki dan

perempuan saling bersanding menjadi bagian penting dari

kebahagiaan, keceriaan mereka di masa muda untuk

mendidik anak mereka serta mematangkan mereka, serta di

masa tua menikmati kasih sayang dan apresiasi anak-anak

mereka, juga melalui masa tua secara terhormat.  Allah

Swt juga telah menjanjikan pahala di dunia dan akhirat

bagi yang melakukan tugas tersebut baik orang tua

maupun anak-anak mereka. Sesuai dengan ajaran Islam,

penghormatan kepada kedua orang tua dan memenuhi

tuntutan mereka merupakan kewajiban yang tidak terbatas

kecuali pada masalah-masalah yang tuntutan mereka

bertentangan dengan syariat. Meski demikian, dalam

kondisi seperti itu pun, anak harus menghormati orang

tua.

 

Dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 83, an-Nisa’ ayat

36, al-An’am ayat 151, dan surat al-Luqman ayat 41,

disebutkan tentang kebaktian terhadap orang tua

langsung setelah masalah ketauhidan. Penekanan al-Quran

dalam menyebutkan kebaktian dan penjagaan kedua orang

tua, langsung setelah masalah ketauhidan membuktikan

pentingnya masalah ini yang juga berarti meninggalkan

kewajiban ini merupakan dosa besar setelah kesyirikan.

 

Allah Swt dalam surat al-Isra’ ayat 23 dan 24 juga

berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu

jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat

baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah

seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan

"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah

dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan

dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku

waktu kecil.”

 

Dalam ayat ini, Allah swt secara teliti dan sangat

indah, menyinggung masa paling vital kedua orang tua

yaitu masa tua mereka. Masa di mana kedua orang tua

mungkin banyak menyusahkan anak-anak mereka. Dalam ayat

tersebut dilarang bahkan untuk mengucapkan kata

penghinaan sekecil apapun serta mewajibkan untuk

bersikap rendah diri dan berkhidmat kepada mereka

sebagaimana jerih mereka kepada anak-anak di masa

kecil. Juga diingatkan untuk selalu mendoakan kedua

orang tua.

 

Dalam banyak riwayat Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as

disebutkan tentang pentingnya penghormatan kepada kedua

orang tua dan pengkhidmatan kepada mereka. Ada sebuah

hadis yang dinukil dari Rasulullah Saw bahwa ketika

seorang laki-laki yang menggendong ibunya bertawaf

mengelilingi Ka’bah, melihat Rasulullah dan bertanya:

“Apakah dengan ini aku telah melaksanakan kewajibanku

kepada ibuku?” Rasulullah Saw bersabda: “Tidak, (ini)

bahkan tidak dapat menepus satu jeritannya ketika

melahirkanmu.”

 

Imam Ja’far as-Sadiq ketika menafsirkan ayat «و بالوالدین احسانا»

mengatakan, “Bakti kepada ayah dan ibu adalah bersikap

baiklah kalian kepada kedua orang tua kalian dan jangan

kalian membuat mereka terpaksa meminta dari kalian

sesuatu yang mereka perlukan.” Hadis ini menunjukkan

bahwa menjaga kemuliaan kedua orang tua dalam budaya

Islam sangat penting dan sedemikian rupa sehingga

bahkan kita harus mengetahui apa yang mereka perlukan

sebelum mereka mengungkapkannya. Imam Sadiq as juga

berkata, “Orang yang menzalimi kedua orang tuanya

karena kebencian, harus menyadari bahwa shalat mereka

tidak diterima di sisi Allah Swt.” Betapa pentingnya

penghormatan kepada orang tua, bahkan cara  anak

memandang kedua orang tuanya juga tidak boleh dengan

pandangan marah dan kebencian.

 

Dalam budaya Islam, ada ungkapan yang bagi banyak orang

mukmin sangat menakutkan dan salah satunya adalah  عاق

والدین. Yaitu anak yang ditolak oleh kedua orang tuanya

karena kesalahan yang dilakukannya. Atau anak yang

sudah tidak diakui oleh kedua orang tuanya. Dalam

riwayat, anak seperti ini akan menghadapi berbagai

masalah di dunia seperti sempitnya rezeki dan umur

pendek serta berbagai azab di akhirat kelak. Bahkan

shalat anak yang tidak lagi diakui kedua orang tuanya

tidak akan diterima oleh Allah Swt. Amirul Mukminin as

dalam hal ini mengatakan, “Orang yang membuat kedua

orang tuanya bersedih, maka dia adalah orang yang

tertolak.”

 

Di sisi lain, berbakti kepada kedua orang tua juga

membawa berkah bagi anak, salah satunya adalah hadis

dari Imam Sadiq as: “Berbakti kepada kedua orang tua

adalah tanda bagi seorang hamba Allah, karena tidak ada

ibadah yang lebih cepat menyampaikan manusia pada

keridhoan Allah Swt selain menjaga kehormatan kedua

orang tua.