Kisah-Kisah Tentang Anak Bagian 4
  • Judul: Kisah-Kisah Tentang Anak Bagian 4
  • sang penulis: Emi Nur Hayati
  • Sumber: Hak Kedua Ayah dan Ibu serta Anak
  • Tanggal Rilis: 21:52:48 1-10-1403

Sebaik-Baiknya Jahiziyeh [Perabot Rumah] Untuk Pengantin Perempuan

Ada seorang gadis yang sempurna akalnya, juga cantik. Kepala suku Kandah meminangnya. Acara pernikahan pun diselenggarakan dengan meriah. Pengantin lelaki adalah putra kepala suku, sementara pengantin perempuan adalah putri Ummu Ayyas putri Auf bin Muhlim Syaibani.

Suku pengantin lelaki telah menyiapkan dirinya untuk menerima pengantin perempuan. Resepsi pernikahan diselenggarakan dengan meriah dengan menyembelih kambing-kambing dan onta. Kebanyakan dari lelaki dan perempuan kedua kabilah ikut hadir merayakan acara pesta pernikahan.

Sejumlah wanita dari suku Kandah datang ke rumah mereka untuk menjemput pengantin perempuan. Para wanita sanak famili telah menyiapkan pengantin perempuan untuk diiring ke rumah suaminya. Pada saat itu, Umamah; ibu pengantin perempuan yang terkenal fasih dan memiliki akal yang cemerlang dan pemikiran yang kokoh membarengi putrinya sambil menasihatinya pada detik-detik terakhir:

“Putriku! Bila seorang wanita merasa tidak membutuhkan seorang suami, maka sebelum dia, ayah dan ibunyalah yang seharusnya merasa tidak membutuhkan dan bila demikian, maka ia tidak akan ada. Para pria diciptakan untuk para wanita dan para wanita karena para pria. Aturan berpasang-pasangan di dunia ini mendominasi dan menentang aturan penciptaan berarti menentang alam dan kehidupan diri. Oleh karena itu, putriku! Engkau juga harus menikah dan telah menikah karena untuk mengikuti aturan ini. Sekarang engkau akan pergi dari rumah ayah ke rumah suami. Engkau akan meninggalkan sebuah rumah dimana engkau dididik di sana dan terbiasa dengannya dan melangkahkan kaki ke rumah yang lain. Engkau memilih sahabat yang baru yang selama ini belum engkau kenal. Seorang sahabat yang sebelumnya engkau tidak akrab dengannya. Sekarang, bila engkau ingin bahagia, maka dengarkanlah nasihat keibuanku, sehingga di rumah suamimu tetap mulia dan terhormat sebagaimana di rumah ayahmu.

Putriku! Jadilah sebaik-baik sahabat bagi suamimu, sehingga dia juga menjadi sahabat yang paling akrab dan pengabdi bagimu. Terimalah sepuluh macam nasihatku dan ini merupakan sebaik-baiknya jahiziyeh [perabot rumah] bagimu; perabot rumah yang tidak akan habis dan manfaatnya sampai kepadamu seumur hidup dan akan menjamin kebahagiaanmu:

1. Qana’ah [merasa cukup]-lah dalam kehidupan dan jauhilah keinginan-keinginan yang tidak pada tempatnya yang membuat lelah suamimu, juga kemungkinan di luar kemampuannya serta menjadikan pahit kehidupan kalian yang indah. Iya, merasa cukuplah. Timbanglah penghasilan suamimu, kemudian baru engkau menggunakannya. Singkirkan harapan yang tidak pada tempatnya dan janganlah melampaui batas keberadaanmu.

2. Bergaul dan hidup bersama dengan kesepakatan yang sempurna merupakan sesuatu yang indah. Hal ini akan terjadi, paling tidak bila salah satu pihak menjadi pendengar yang baik dan bersabar menghadapi ketidakcocokan dalam pergaulan yang ada. Oleh karena itu, berusahalah untuk sehati dan seiya sekata di mana saja dan kapan saja dalam semua urusan bersama. Bila sesekali terjadi perbedaan selera, tidak masalah engkau mengabaikan hakmu dan mengurungkan kemauanmu serta mendengarkan kata-kata suamimu.

3. Mata untuk melihat dan penciuman untuk mencium. Seseorang akan menikmati pemandangan yang indah dan membenci pemandangan yang jelek dan buruk. Hidung juga akan menikmati berbagai macam wewangian yang pas dan harum. Sebaliknya, ia akan merasa tidak suka akan bau-bau yang tidak sedap. Untuk itu, putriku! Aku berpesan kepadamu, berhati-hatilah jangan sampai ketika suamimu memandang rumah dan perabotnya ada yang tidak beres dan jangan sampai dia melihat pemandangan yang tidak menyenangkan.

4. Selalu perhatikan dandananmu. Jangan sampai membuat suamimu benci. Boleh jadi engkau tidak punya alat kecantikan, tapi air bersih ada di sekitarmu. Jagalah kebersihan wajah dan badanmu. Karena sebaik-baik kecantikan adalah kecantikan alami dan pemberian Tuhan. Jangan sampai kecantikanmu ternodai karena kotor. Boleh jadi engkau tidak punya wewangian, untuk membuatmu harum, tapi engkau bisa menjauhkan dirimu dan rumahmu dari bau yang tidak sedap. Jangan sampai engkau membuat suamimu tidak suka karena bau yang tidak sedap.

5. Jadilah istri yang baik. Berusahalah menjaga harta kekayaan dan perabotnya dengan sikap hemat dan menjaga ekonomi dan jangan sampai menyia-nyiakannya. Karena segala sesuatu didapatkan dengan susah payah. Oleh karena itu jangan sampai hilang dengan mudah.

6. Jagalah orang-orang yang ada dibawah tanggung jawab suamimu dengan menejemen yang baik dan akhlah yang bagus seperti keluarga, karyawan bahkan binatang. Karena menejemen yang baik dan pengelolahan rumah yang baik dengan cara memposisikan keluarga pada tempatnya dan menjaga hak-hak mereka. Juga menyenangkan karyawan dan jangan sampai di rumahmu terjadi hal seseorang dizalimi.

7. Aturlah dengan baik waktu makan suamimu dan siapkan makanan pada waktunya. Karena, kelaparan akan membuatnya marah. Apalagi bila dia tidak bisa menahan diri saat marah dan juga menyebabkan engkau tidak suka, maka pada saat itu perdamaian dan kenyamanan akan hilang dari rumahmu hanya karena kelengahan kecil.

8. Tidak bisa tidur juga membuat seseorang menjadi sakit. Bila seorang lelaki tidak punya kenyamanan di dalam rumah; tidur dan istirahatnya tidak terjamin, maka dia akan melarikan diri dari rumah dan mencari tempat perlindungan lain.

9. Berusahalah untuk menjaga rahasia keluarga. Rahasia yang ada denganmu, jangan disampaikan kepada orang lain. Karena membuka rahasia bisa dianggap sebagai sebuah pengkhianatan. Hindarilah pengkhianatan semacam ini. Jangan sampai terjadi pada dirimu.

10. Jangan pernah menentangnya (kecuali dalam perkara haram) supaya hatinya tidak dendam terhadapmu. Bila [jangan sampai] terjadi kesusahan pada dirinya, dan engkau mendapati dia sedih, maka tenangkanlah dia dan jangan menunjukkan kegembiraan. Karena dengan sendirinya hal ini bisa dianggap tidak memenuhi hak persahabatan dan sebaliknya, bila engkau mendapati dia senang dan gembira, jangan cemberut dan menunjukkan sedih. Karena hal ini akan menyebabkan noda dan sikap dingin. Selain ini semua, jangan meremehkan masalah menghormati suami. Sehingga dia tidak akan mengabaikan masalah penghormatan padamu. Bila engkau ingin bahagia dalam kehidupan rumah tangga, maka dahulukan keridhaan suami atas keridhaan dirimu. Sekarang pergilah, setelah engkau mendengarkan nasihat-nasihat ibumu dan siap berangkat.