Pengajaran Ibadah Puasa Kepada Anak
  • Judul: Pengajaran Ibadah Puasa Kepada Anak
  • sang penulis: Euis Daryati, Lc.MA
  • Sumber: ikmalonline
  • Tanggal Rilis: 15:51:55 1-10-1403

Ramadan telah tiba, bulan diwajibkannya ibadah puasa. Puasa merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh orang Islam, terkait perintah ibadah puasa Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:183)

Di antara kewajiban orang tua adalah mengajarkan perintah-perintah agama kepada anak-anak, termasuk tentang perintah ibadah puasa.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

Allah swt telah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim:6)

Dalam sebuah hadis terkait ayat tersebut Imam Ali a.s. telah menjelaskan bahwa yang dimaksud menjaga dari api neraka adalah mendidik dan mengajarinya. Orang tua berkewajiban untuk menjaga anaknya dari api neraka dengan cara mendidik dan mengajarkan kepadanya untuk meninggalkan hal-hal yang membuatnya terjerumus ke dalam api neraka, agar menjadi anak yang saleh atau salehah.

Dalam hadis disebutkan pada suatu hari Rasulullah SAW menatap anak-anak yang sedang bermain, lantas beliau bersabda, “Celakalah para orang tua akhir zaman! Seorang bertanya: “Wahai Rasulullah apakah mereka menyekutukan Allah swt? Rasulullah menjawab: “Tidak, mereka beriman. Akan tetapi mereka tidak mengajarkan agama. Dan jika anak-anak mereka menginginkan untuk mempelajarinya, para orang tua menghalanginya. Mereka hanya merasa senang, jika anak mereka berhasil dari sisi harta keindahan dunia saja. Aku berlepas tangan dari mereka, dan mereka pun tidak peduli padaku.” (Jami’ul Akhbar: 285)

Imam Ali Zainal Abidin as telah menjelaskan hak-hak anak dalam Risalatul Huquq,

“Adapun hak-hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia dinisbahkan kepadamu. Engkau bertanggungjawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju menuju Allah SWT dan membantunya untuk mentaati perintah-Nya. Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakukan seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat baik pada anaknya nicsaya ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk padanya niscaya ia akan memperoleh hukuman.” (Al-Khishal:568)

Dalam mengajarkan perintah agama terdapat proses dan tahapan, juga metode yang tepat, dan tentunya dilakukan sejak usia dini.  Cara mengajarkan puasa pada anak sangat dibutuhkan bagi para orangtua, yang ingin memperkenalkan sejak dini tentang puasa pada anaknya. Memang, anak kecil yang belum balig belum diwajibkan untuk menjalankan puasa Ramadan. Namun, tidak ada salahnya sebagai orangtua untuk mengenalkan puasa Ramadan kepada anak sejak dini.

Cara mengajarkan puasa pada anak sejak dini ini bertujuan agar ketika sudah balig dan sudah wajib menjalankan puasa Ramadan, anak sudah bisa menjalankan puasa dengan baik. Tentu, memperkenalkan anak pada ibadah puasa bukanlah hal yang mudah. Namun ini merupakan salah satu tanggung jawab sebagai orangtua untuk mengajarkan anak berpuasa secara bertahap dan perlahan.

Melakukan stimulasi pada anak sejak dini penting dilakukan oleh orangtua agar menjadi bekal anak tumbuh dengan karakter positif dalam hal agama. Sebagai guru pertama anak dalam kehidupannya, orang tua perlu untuk memahami cara mengajarkan puasa pada anak. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua dalam pengajaran ibadah puasa.

Jelaskan Konsep Puasa pada Anak

Walaupun anak mungkin belum mengerti, namun penting bagi orang tua untuk menjelaskan makna, tujuan dan manfaat dari puasa Ramadan ini. Dan pastikan penjelasannya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tanpa menakut-nakuti anak  mengenai dosa dan neraka jika tidak menjalankan puasa. Berikan penjelasan yang akan menimbulkan ketertarikan dan rasa cinta anak pada puasa. Misalnya bahwa makna puasa adalah menahan dengan tujuan kita berlatih menahan marah, menahan mulut kita bicara kasar, manfaat puasa kita akan dapat merasakan orang yang kesusahan sehingga kita menumbuhkan kepedulian kita untuk saling berbagai dan lainnya.

Berikan Teladan Berpuasa pada Anak

Usia dini adalah usia peniru ulung, anak akan dengan mudah meniru perilaku orang-orang di sekitarnya. Setelah menjelaskan konsep berpuasa, kita dapat juga mengajarkan anak untuk ikut puasa yang dimulai dengan memberikan contoh. Hal ini akan membuat anak lebih mudah mempraktikkannya.

Saat orang tua sedang menjalankan puasa, pasti muncul serangkaian pertanyaan dari sang anak tentang diri orang tuanya yang tidak makan dan minum. Ya, hal ini menimbulkan rasa penasaran, sehingga anak ingin mencobanya sendiri, tentunya pada bulan Ramadan orang tua pasti harus berpuasa.

Lakukan Secara Bertahap

Pengajaran dan praktek perintah agama harus dilakukan secara bertahap termasuk puasa yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan pemahamannya. Melatih anak untuk berpuasa secara bertahap sesuai dengan kemampuan fisik anak. Awali saja dengan puasa yang hanya dilakukan sampai waktu Zuhur terlebih dahulu selama beberapa hari. Kemudian bisa melanjutkan berpuasa hingga waktu Asar.

Kalau anak sudah merasa kuat, boleh mencoba berpuasa hingga waktu Magrib. Bisa juga dilatih untuk berpuasa hingga Zuhur, makan siang terlebih dahulu, lalu melanjutkan puasanya hingga Magrib. Terkiat hal ini Imam Jakfar Shadiq a.s. berkata:

عن أبي عبدالله (عليه السلام) قال:… و نحن نأمر صبياننا بالصوم إذا کانوا بني سبع سنين بما أطاقوا من الصيام اليوم؛ إن کان إلي نصف النهار أو أکثر أو أقل، فإذا غلبهم العطش و الفرث أفطروا حتي يتعودوا الصوم و يطيقوه؛ فمروا صبيانکم إذا کانوا بني تسع سنين بالصوم ما استطاعوا من صيام اليوم، فإذا غلبهم العطش أفطروا

“Dari Imam Jakfar Shadiq as bahwa beliau berkata, “… Kami perintahkan anak-anak kami berpuasa saat mereka berusia tujuh tahun, selama mereka mampu melaksanakan puasa selama sehari penuh. Jika tidak, maka setengah hari lebih atau kurang dari itu. Maka apabila mereka sangat kehausan dan kelaparan maka mereka berbuka sehingga mereka terbiasa puasa dan mampu melakukannnya. Maka perintahkan anak-anak kalian berpuasa ketika berusia tujuh tahun semampunya mereka berpuasa hari itu, jika mereka kehausan dan kelaparan maka berbukalah.”(Kulaini, Al-Kafi, jil.3, hal.409)

Berikan Apresiasi Setelah Anak Berpuasa

Ketika mengajarkan anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa, jangan lupa juga untuk memberikannya apresiasi. Memberikan apresiasi pada anak juga menjadi salah satu hal yang tak kalah penting dari mengajarkan anak untuk berpuasa. Terlepas dari berapa jam anak sudah puasa atau berapa hari anak menjalankan puasa, ada baiknya memberikan penghargaan kepada anak. Memberikan pnghargaan ini dapat menambah semangat anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa lagi dan lagi.

Tidak harus hadiah, cukup dengan memberikan pujian dan mengatakan bahwa ia anak yang hebat. Cara sederhana ini akan membuat anak Anda senang dan semakin semangat untuk berpuasa. Semoga anak-anak akan menjalankan perintah agama, terkhusus puasa dengan senang hati dan penuh cinta. Wallahualam.