Kasihan Bangsa
Yang mengenakan pakaian
Yang tidak ditenunnya,
Memakan roti dari gandum
Yang tidak ia panen
Kasihan Bangsa
Yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan
Dan menganggap penindasan sebagai hadiah
Kasihan Bangsa
Yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur
Sementara menyerah padanya ketika bangun
Kasihan Bangsa
Yang tak pernah angkat suara
Kecuali ketika berjalan diatas kuburan
Tidak sesumbar kecuali di reruntuhan
Dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada diantara pedang dan landasan
Kasihan Bangsa
Yang negarawannya serigala
Filosofnya gentong mati
Dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru
Kasihan bangsa
Yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan
Namun melepasnya dengan cacian
Hanya untuk menyambut penguasa baru lain, dengan terompet lagi
Kasihan Bangsa
Yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu
Dan orang kuatnya masih dalam gendongan
Kasihan Bangsa
Yang terpecah-pecah
Dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa