Mengkaji Kandungan Doa Sapu Jagad Ajaran Leluhur (Part 3)
  • Judul: Mengkaji Kandungan Doa Sapu Jagad Ajaran Leluhur (Part 3)
  • sang penulis: ust. sutiawan
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 23:22:3 1-9-1403

Pernah dengar istilah doa sapu jagat? Jika dilihat secara dzahir, doa sapu jagat adalah sebuah doa yang dipanjatkan pada Allah swt untuk diberikan kebaikan dunia dan akhirat.

Apa itu kebaikan dunia dan akhirat?

“penting kiranya bahwa kita harus bisa mementingkan dan mendahulukan keridhoan Allah swt dibanding keridhoan manusia. Karena ketika Allah swt ridho maka keridhoan manusia itu tidak penting lagi. Itu semua karena Allah swt adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan manusia adalah sesosok makhluk yang lemah juga tidak punya apa-apa. Jika kita telah mampu melakukan hal ini maka kebaikan dunia dan akhirat ada pada genggaman kita. ”

Lanjutan Makalah Sebelumnya

Ketiga, cobaan terhadap tubuh dapat berupa  penyakit atau kesulitan lainnya. Orang beriman akan senantiasa bersabar ketika ditimpa kesulitan atau penyakit, sebab ia tahu bahwa bersamaan dengan semua itu ada kecintaan dan kebaikan Allah SWT. “Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barang siapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barang siapa siapa yang tidak suka, Allah pun akan murka.” (HR Ibnu Majah ).

Keempat, salah satu ciri istri salehah adalah mampu memelihara diri dan harta suaminya. Ia akan senantiasa taat kepada suaminya dan berusaha membuatnya senang dan bahagia. Ia juga akan senantiasa menggunakan harta yang dikuasainya untuk mendorong suaminya lebih saleh. “Wanita (istri) salehah adalah yang taat lagi memelihara diri, ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka.” (an-Nisa: 34).

Ayat di atas diperkuat hadis Nabi SAW, “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya dan bila ia pergi akan menjaga dirinya.” (HR Abu Dawud). Memiliki istri seperti itu merupakan berkah dari Allah SWT dan tentu akan mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat

Disebutkan bahwa salah satu cara untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat yaitu dengan cara mencari keridhoan Allah swt. yakni disetiap apa yang kita lakukan, semuanya tidak terlepas itu pekerjaan yang kecil maupun berat, hanya untuk mencari ridho Allah swt semata.

Sebagian orang ada yang hanya bekerja dan beraktifitas untuk mencari keridhoan manusia. Yakni ketika ia melakukan sesuatu, ia hanya ingin menarik keridhoan manusia. Ini adalah sikap keliru yang banyak terjadi. Padahal dalam al-Quran dijelaskan bahwa manusia adalah sesosok makhluk yang tidak bisa memberikan manfaat maupun menolak mudharat pada dirinya sendiri.

قُلْ أَ فَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِياءَ لا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعاً وَ لا ضَر

“Katakanlah, “Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat bagi dirinya sendiri?” (Surah Ar-Ra’d, ayat 16)

Maka dari itu mencari keridhoan Allah swt adalah sesuatu yang harus selalu diletakan di depan mata kita sehingga ia akan me-malakah dan menjelma dalam akhlak kita. Itu semua karena Allah swt adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan Sebaik-baiknya Tempat Untuk Bergantung daripada manusia yang lemah tidak mempunyai kuasa untuk memberikan manfaat dan menolak mudharat.

Selain itu seorang Alim Madinah yang juga ia adalah seorang keturunan Nabi saw menyatakan bahwa ketika seseorang lebih mementingkan keridhoan Allah swt dibanding ketidak senangan manusia maka Allah swt akan menjadikan hati-hati manusia condong ke arahnya. Namun sebaliknya, jika seseorang lebih mementingkan keridhoan manusia dibanding keridhoan Allah maka Allah swt akan menyerahkan pada manusia.

Maka dari itu penting kiranya bahwa kita harus bisa mementingkan dan mendahulukan keridhoan Allah swt dibanding keridhoan manusia. Karena ketika Allah swt ridho maka keridhoan manusia itu tidak penting lagi. Itu semua karena Allah swt adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan manusia adalah sesosok makhluk yang lemah juga tidak punya apa-apa.