Surat Az-Zumar lebih terfokus untuk mengarahkan manusia menjadi hamba yang ikhlas dihadapan Allah Swt. Karenanya topik ibadah dan penghambaan menjadi topik utama dalam surat ini.
Simak poin-poin berikut ini :
1). Dalam Surat ini ibadah seringkali digandengkan dengan keikhlasan, seperti Firman Allah Swt :
فَٱعۡبُدِ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ
“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.” (QS.Az-Zumar:2)
قُلۡ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ
Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS.Az-Zumar:11)
Mengapa ibadah sering digandengkan dengan keikhlasan ?
Karena Allah tidak menerima sebuah amal yang tidak ada keikhlasan didalamnya hanya untuk Allah semata.
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ
“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik).” (QS.Az-Zumar:3)
2). Seorang mukmin merasa bangga menjadi hamba Allah swt dan menolak segala penghambaan kepada selain-Nya.
قُلِ ٱللَّهَ أَعۡبُدُ مُخۡلِصٗا لَّهُۥ دِينِي – فَٱعۡبُدُواْ مَا شِئۡتُم مِّن دُونِهِۦۗ
Katakanlah, “Hanya Allah yang aku sembah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku. Maka sembahlah selain Dia sesukamu! (wahai orang-orang musyrik).” (QS.Az-Zumar:14-15)
3). Allah Swt rela kepada hamba-Nya ketika hamba tersebut menyembah dan mensyukuri nikmat yang diberikan oleh-Nya. Dan Allah tidak rela ketika seorang hamba kufur akan nikmat dan menyembah selain-Nya.
وَلَا يَرۡضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلۡكُفۡرَۖ وَإِن تَشۡكُرُواْ يَرۡضَهُ لَكُمۡۗ
“Dia tidak meridhai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridhai kesyukuranmu itu.” (QS.Az-Zumar:7)
Dan tidak ada kenikmatan yang lebih besar dari taufik yang Allah berikan kepadamu sehingga menjadikanmu seorang hamba yang taat kepada-Nya dan selalu mengingat-Nya.
4). Kemudian Surat ini juga menceritakan gambaran kondisi seorang mukmin ketika ia telah tenggelam dalam ibadah dan kecintaan kepada Allah Swt. Dengan penuh kekhusyu’an ia rukuk dan sujud dengan penuh harap dan rasa takut.
أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ
“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” (QS.Az-Zumar:9)
5). Allah Swt menyifati orang-orang yang enggan untuk menyembah-Nya dan menyeru untuk menyembah selain Allah sebagai orang-orang yang bodoh.
قُلۡ أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ تَأۡمُرُوٓنِّيٓ أَعۡبُدُ أَيُّهَا ٱلۡجَٰهِلُونَ
Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang bodoh?” (QS.Az-Zumar:64)
Itu semua karena mereka tidak mengenal keagungan Allah swt, karenanya mereka enggan untuk menyembah dan taat kepada-Nya.
وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya.” (QS.Az-Zumar:67)
6). Dan Allah menyifati orang-orang mukmin yang menyembahnya dengan menyebut mereka mengikuti “perkataan (pendapat) yang terbaik”. Dan mereka juga disebut sebagai orang-orang yang memperoleh petunjuk dari Allah dan disebut pula orang-orang yang berakal.
فَبَشِّرۡ عِبَادِ – ٱلَّذِينَ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحۡسَنَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS.Az-Zumar:17-18)
Masih ada beberapa poin lagi tentang ibadah dalam Surat Az-Zumar, jangan lewatkan bagian ke dua dari Ibadah dalam Surat Az-Zumar.