Kehidupan manusia selalu disertai peristiwa-peristiwa dan bencana-bencana yang tidak menyenangkan, dan tak ada jalan keluar dari peristiwa-peristiwa demikian. Struktur manusia sudah diciptakan sedemikian rupa sehingga harus berhubungan dengan situasi-situasi yang dipaksakan ini, yaitu selalu menemui peristiwa-peristiwa dan bencana-bencana yang tidak menyenangkan selama keseluruhan rentang waktu kehidupannya.
Amirul Mukminin Imam Ali as melukiskan dunia ibarat rumah yang dikelilingi berbagai godaan dan bencana. Pelbagai penyakit, cacat fisik, kerugian finansial, kematian orang-orang yang dicintai, dan kehilangan (posisi, dan sebagainya) merupakan sebagian contoh dari peristiwa-peristiwa yang tak terelakkan yang tak ada jalan keluarnya. Bahkan kelompok manusia paling sukses juga tidak kebal terhadap berbagai tipe kejadian ini. Ketika bencana-bencana demikian menimpa dalam kehidupan, yang sudah tentu di luar keinginan, umumnya terdapat dua jenis reaksi yang diperlihatkan manusia.
Sebagian orang, karena bencana itu, menghentikan perlawanan mereka sepenuhnya dan oleh karenanya menjadi cacat secara spiritual.
Kelompok manusia yang lain, berlaku sabar dengan menganggapnya hal alamiah dari kehidupan dunia ini, dan mampu menghadapinya secara utuh dengan menunjukkan kualitasnya. Menurut Roudaki, penyair Persia terkenal, jasa, kebesaran, dan kepemimpinan seorang manusia teruji selama tertimpa bencana. Kedukaan, tangisan, dan ratapan sebenarnya merupakan hawa nafsu alamiah yang kuat, yang membebankan kekuatan emosional jahat terhadap struktur manusia, seluruh bagian tubuh digerakkan untuk melakukan fungsi khusus. Mata mencucurkan air mata, lidah mengaduh, tenggorokan mengerang, sedangkan tangan, kaki, dan kepala semuanya terlibat dalam melakukan perbuatan-perbuatan dan gerakan-gerakan khusus.
Kesabaran dalam menghadapi berbagai bencana berarti tidak menyerah pada ledakan-ledakan emosional jahat ini. Seorang manusia yang sabar, sewaktu menghadapi tragedi-tragedi demikian, tidak menghentikan semangat juangnya dan akan mempertahankan kesabaran dan kendalinya. Tragedi-tragedi ini tidak membuatnya menjadi lemah semangat dan kecil hati, serta tidak menghentikan upaya-upaya dan usaha-usaha kerasnya untuk meraih cita-cita utama dalam kehidupan nyata. Oleh sebab itu, jenis kesabaran ini (kesabaran dalam menghadapi bencana) juga penting.