Salah seorang di antara tokoh besar dalamdunia kesucian adalah orang
Mesir yang bernama Dzunnun. Karena ia berasal dariMesir, maka ia dikenal dengan
sebutan Dzunnun Al-Mishri, Dzunnun Si OrangMesir.
Ketika ia masih hidup, orang-orang tidakmengenalnya sebagai orang yang
dekat dengan Allah. Ia malah lebih banyak diceladan dicemooh orang karena
dianggap kafir, ahli bid’ah, dan orang murtad. Iatidak pernah membalas semua
tuduhan itu dengan kemarahan atau serangan balik.Ia bahkan menunjukkan dirinya
seakan-akan ia mengakui seluruh celaan itu.
Selama ia hidup, orang-orang tidakmengetahui bahwa Dzunnun adalah salah
seorang di antara waliyullah, kekasihAllah. Orang mengetahui kedekatannya
dengan Tuhan setelah Dzunnun meninggaldunia. Menurut Al-Hujwiri, pada malam
kematian Dzunnun, tujuh puluh orangbermimpi melihat Rasulullah saw. Dalam mimpi
itu, Nabi bersabda, “Akudatang menemui Dzunnun, sang wali Allah.” Sesudah
kematiannya, konon diatas keningnya tertulis: Inilah kekasih Tuhan, yang mati
karena mencintaiTuhan, dan dibunuh oleh Tuhan.
Masih menurut Al-Hujwiri, pada saat penguburan Dzunnun, burung-burung
diangkasa berkumpul di atas kerandanya sambil mengembangkan sayap
merekaseakan-akan ingin melindungi jenazahnya. Pada saat itulah orang-orang
Mesirmenyadari kekeliruan mereka dalam memperlakukan Dzunnun selama ini.
Ada banyak kisah tentang Dzunnundan hampir semua kisah hidupnya itu
menjadi pelajaran yang amat berharga.Kisah-kisah itu menjadi petunjuk bagi kita
dalam mendekati Allah swt. Di antarakisah-kisah yang dituturkan tentang Dzunnun
adalah satu kisah ketika iaberlayar bersama para santrinya dengan sebuah perahu
di atas sungai Nil.
Alkisah, pada suatu hari, berlayarlahmereka di sungai Nil. Yang sedang
berekreasi di sungai itu bukan hanyaorang-orang saleh seperti Dzunnun dan para
santrinya, tetapi juga orang-orangyang menggunakan rekreasi sebagai alat untuk
melakukan kemaksiatan. Di tengahjalan, bertemulah dua kelompok perahu yang
mempunyai “ideologi” yangberbeda itu. Pada perahu yang satu, terdapat Dzunnun,
sang kiai, bersama parasantrinya. Mereka melantunkan zikir kepada Allah swt.
Pada perahu yang lain, ada sekelompok anak muda yang memetik gitar,
berhura-hura, berteriak-teriak, dan berperilaku yang menjengkelkan
santri-santri Dzunnun.
Karena para santri percaya bahwa doa-doaDzunnun pasti diijabah, mereka
meminta Dzunnun untuk berdoa kepada Allah supayaperahu anak-anak muda itu
ditenggelamkan Tuhan jauh ke dasar sungai Nil.Dzunnun lalu mengangkat kedua
belah tangannya dan berdoa: Ya Allah, sebagaimanaEngkau telah memberikan orang-orang
itu kehidupan yang menyenangkan di duniaini, beri juga mereka satu kehidupan
yang menyenangkan di akhirat nanti.
Santri-santrinya tercengang. Semula merekaberharap Dzunnun akan
mendoakan anak-anak muda yang ugal-ugalan itu agarditenggelamkan Tuhan karena
anak-anak muda itu memandang kehidupan hanyasemata-mata kesenangan saja. Tapi
aneh bin ajaib, Dzunnun hanya berdoa sepertidi atas. Para santri terkejut
mendengar doaDzunnun.
Ketika perahu anak-anak muda itu mendekat, mereka melihat Dzunnun ada
di perahu itu. Mereka menyesal dan meminta maaf.Entah bagaimana, meman dang
wajah Dzunnun membawa mereka kepada kesucian.Mereka meremukkan alat-alat musik
mereka dan bertaubat kepada Tuhan.
Waktu itulah Dzunnun memberi pelajarankepada para santrinya, “Kehidupan
yang menyenangkan di akhirat nantiadalah bertaubat di dunia ini. Dengan cara
begini, kalian dan mereka puas tanpamerugikan siapa pun.”
Kita tertarik dengan cerita Dzunnun ini.Kita terbiasa untuk menaruh
dendam kepada orang-orang di sekitar kita. Seringkalisetelah kita menjalani
kehidupan yang baik, kita jengkel kepada orang-orangyang kita anggap buruk.
Ketika ada orang yang memperlakukan kita dengan jelek, kita berharap bahwa kita
bisa membalas kejelekan itu dengan kejelekan kitalagi. Untuk itu kita sering
menutup-nutupinya dengan berkata, “Supaya inijadi pelajaran bagi mereka.”
Dzunnun melanjutkan tradisi para rasul Tuhan yang mengajarkan kepada
kita untukmembalas kejelekan yang dilakukan orang lain dengan kebaikan.
Bayangkanlahketika Anda berdoa supaya saingan Anda hancur, agar musuh Anda
binasa, Andaakan memperoleh satu manfaat saja: Kepuasan hati karena hancurnya
saingan Anda.Tapi ketika Anda berdoa: Ya Allah, ubahlah kebencian musuh-musuhku
menjadikasih sayang, Anda akan mendatangkan manfaat kepada semua orang. Sama
sepertidoa Dzunnun Al-Mishri.
Dahulu, Nabi Isa as beserta murid-muridnya lewat di depan rombongan
pemuda yangugal-ugalan juga. Mereka bukan saja melakukan tindakan-tindakan
maksiat ketikakelompok Nabi Isa datang, mereka juga malah melemparkan batu ke
arah Nabi Isa.Nabi Isa berhenti dan memandang mereka untuk kemudian mendoakan
kebaikan bagimereka.
Murid-muridnya bertanya, “Mereka melempari batu ke arahmu tapi
mengapaengkau malah membalas dengan doa yang baik?” Nabi Isa menjawab,”Itulah
bedanya kita dengan mereka. Mereka kirimkan kepada kita keburukandan kita
kirimkan kepada mereka kebaikan.”
Rasulullah saw dilempari orang di Thaif ketika beliau mengajak mereka
kepadaIslam sampai kakinya berlumuran darah. Ketika malaikat datang
kepadanyamenawarkan untuk menimpakan gunung di atas orang-orang yang
menyerangnya, Nabihanya berkata: Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku
karena mereka adalahorang-orang yang tidak mengerti.
Dzunnun Al-Mishri mengajari kita tradisi para nabi dan orang-orang
saleh; membalas kejelekan dengan kebaikan. Jadilah kita seperti pohon Mangga di
tepijalan, yang dilempari orang dengan batu tetapi ia mengirimkan kepada
sipelempar itu, buah yang telah ranum. Ahsin kamâ ahsanallâhu ilaik, berbuatlah
baiksebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
Di antara perbuatan
baik yang sangat tinggi nilainya adalah membalas keburukanorang kepada kita
dengan kebaikan. Ini bukanlah suatu hal yang mustahil, melainkan ini adalah
ajaran kesucian yang akan membawa kita lebih dekat kepadaAllah swt.