Bersama Kafilah Ramadhan (24)
  • Judul: Bersama Kafilah Ramadhan (24)
  • sang penulis:
  • Sumber: irib indonesia
  • Tanggal Rilis: 7:22:14 19-7-1403

Allah Swt dalam ayat 55 surat Dzariyat memerintahkan Rasulullah untuk

selalu mengingatkan dan menasehati orang-orang mukmin, karena

peringatan mendatangkan keuntungan bagi manusia. Rasulullah Saw selain

menggunakan cara tersebut dalam membimbing masyarakat; juga mendorong

umat Islam untuk saling mengingatkan. Kepada masyarakat Rasulullah Saw

bersabda: “Ketahuilah! Acara-acara para ulama adalah sebuah kebun di

antara banyak kebun di sorga, manfaatkanlah karena rahmat dan ampunan,

dilimpahkan seperti hujan pada acara-acara tersebut. Para pendosa yang

duduk di dalamnya akan bangkit sedangkan mereka telah diampuni dan

selama bersama mereka, para malaikat akan memohonkan ampunan bagi

mereka. Allah Swt juga akan menatap mereka serta mengampuni para

ulama, murid, penonton dan orang-orang yang mencintai mereka.”

 

Kehadiran dalam acara-acara keagamaan pada bulan Ramadhan akan

mengenalkan maarif Islam dan juga mengingatkan kembali nasehat dan

ucapan para maksumin dan pemimpin agama sebagai sentuhan penting dalam

melanjutkan hidup sementara menghindari acara-acara tersebut akan

menjauhkan manusia dari maarif ilahi dan nilai-nilai luhur akhlak.

 

Kehadiran para ulama dalam berbagai acara di bulan ini merupakan

kesempatan baik untuk menimba makrifat dan wawasan agama terkait

perintah dan hukum-hukum Islam. Selain itu hendaknya partisipasi dalam

acara-acara tersebut terus dilanjutkan sepanjang tahun.

 

Al-Quran adalah kitab samawi dan suci umat Muslim yang penuh dengan

imbauan, peringatan dan nasehat berharga. Selain menghadiri acara-

acara khutbah dan siraman rohani, umat Islam pada bulan ini juga

berusaha membaca satu juz al-Quran setiap hari, dan dengan perenungan

ayat-ayat al-Quran, seorang Muslim dapat meresapi nasehat dan imbauan

al-Quran. Telaah kisah-kisah al-Quran dan juga nasib para pemuja

dunia, para raja-raja zalim, serta perjalanan hidup para nabi,

merupakan pelajaran berharga yang akan menerangi jalan kehidupan

manusia. Tidak hanya itu, pembacaan al-Quran secara harian juga akan

memupuk kebiasaan untuk membacanya secara rutin sepanjang tahun.

 

Salah satu pesan utama puasa, adalah manajemen dan pencegahan

berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Diriwayatkan, Imam Ali as

berkata: “Janganlah kalian berlebih-lebihan makan, karena ini akan

menjauhkan dari  israf dan akan membuat badan lebih sehat dan membantu

lebih tekun beribadah.”

 

Makan dan minum secukupnya akan menambah kekuatan dan kemampuan

manusia untuk beribadah. Juga menghindari dari  kemalas-malasan akibat

makan terlalu banyak serta melenyapkan kekerasan hati, kegelapan

batin. Akan tetapi yang lebih penting adalah pemupukan pikiran dan

kesejukan hati. Diriwayatkan dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:

“Orang yang menjaga perutnya lapar pemikirannya akan terpupuk.” Dan

ketika pemikiran manusia dibimbing di jalan yang benar, maka makrifat

ilahi akan seperti cahaya yang akan menerangi hatinya.

 

Imam Ali as meriwayatkan dari Rasulullah Saw dan berkata bahwa Nabi

Muhammad Saw dalam perjalanan Mi’raj bertanya: “Ya Allah! Apa manfaat

dari  puasa?” Allah Swt  berfirman: “Puasa menciptakan hikmah, dan

hikmah menciptakan makrifat dan pengenalan, adapun marifat  

menghasilkan keyakinan dan kepercayaan.”

 

Ayatullah Mirza Malaki Tabrizi, seorang ulama kontemporer fiqih,

akhlak dan irfan Islam, dalam buku terkenalnya Muraqebat menjelaskan

mengapa Allah Swt memilih lapar untuk menjamu tamu-tamu-Nya di bulan

Ramadhan ini. Beliau menulis, “Sedikit makan dan lapar di bulan

Ramadhan adalah kesempatan baik untuk menyejukkan hati; karena kenyang

akan menambah gas dari lambung ke otak dan mencegah manusia

menjelajahi pemikiran dan perenungan spiritualitas. Padahal dalam

kondisi lapar dan sedikit makan, akan mempersiapkan hati manusia untuk

menerima makrifat. Dalam lapar, ada  cahaya yang dapat dirasakan.”

 

Puasa dan malam-malamnya sedang bergulir. Dan sekarang Ramadhan telah

sampai pada dua pertiga mendekati akhir. Betapa baik jika dalam

kesempatan yang tersisa ini, kita tidak tidak menyia-nyiakan waktu dan

segera memperbarui janji kita dengan Allah Swt, bertaubat, dan menaati

seluruh perintah-Nya. Ayatullah Khamenei dalam hal ini mengatakan,

“Kita perlu untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya pada jam-jam ini,

pada hari-hari dan malam-malamnya yang penuh berkah ini.  Dengan

memperkokoh hubungan batin kita dengan alam spiritual, dengan alam

ghaib, dengan kerendahan hati, dengan kekhusuan di hadapan Allah Swt,

dan dengan memperkokoh hubungan kesetiaan kita dengan Ahlul bait. Ini

adalah pokok semua pekerjaan baik yang dapat dilakukan oleh seorang

manusia mukmin di jalan benar.”

 

Tentang urgensi suci Ramadhan, filsuf dan mufasir besar Ayatullah

Jawadi Amoli mengatakan, "Bulan Ramadhan adalah bulan jamuan Tuhan.

Pada bulan ini manusia menjadi tamu Allah swt. Dalam jamuan tersebut,

selain rezeki lahiriah yang dianugerahkan Tuhan, manusia dikaruniai

rezeki lain. Salah satu yang terpenting dari hidangan langit yang

dianugerahkan Allah kepada manusia adalah pengenalan terhadap Al-Quran

dan Ahlul Bait as. Menurut Rasulullah saw, al-Quran tidak terpisahkan

dari itrah, maka di bulan ini kita harus mengambil manfaat dari

keduanya. Al-Quran disebut sebagai hablullah atau tali Allah. Dalam

sebuah riwayat disebutkan bahwa di satu sisi al-Quran berada di tangan

Tuhan dan di sisi lain berada di tangan manusia, maka peganglah erat-

erat. Ini bukan tali yang akan putus jika ditarik oleh enam atau tujuh

milyar manusia. Inilah tali yang sangat kuat, yang memenuhi seluruh

keperluan manusia. Barang siapa yang bertanya dan memiliki keperluan,

maka AlQuran akan menjawabnya. Al-Quran adalah kitab kehidupan. Sebuah

ajaran praktis dari Allah swt bagi pembangunan manusia yang di samping

mengatur dan memajukan urusan kehidupan materinya, manusia juga dapat

memberikan warna ilahi kepada hal tersebut. Agar manusia membangun

kehidupannya berdasarkan fitrah dan keinginan Allah. Al-Quran

membimbing kita di jalan yang paling kokoh. Optimalkan kapasitas mu

menjadi tamu kitab ini. Untuk itu bacalah dan tingkatkanlah. Jangan

kalian menjual diri kalian dengan harga yang murah".

 

Bulan Ramadhan senantiasa mengingatkan keikhlasan dan ketulusan niat

hamba Allah. Ali bin Abi Thalib as adalah manusia sempurna yang syahid

di bulan Ramadhan. Di akhir nasehat kepada putranya, Imam Ali as

menyampaikan beberapa poin penting dan penuh makna. Salah satu di

antaranya adalah perhatian terhadap al-Quran dan mengamalkan

ajarannya. Imam Ali as berkata, "Allah, Allah, tentang al-Quran jangan

sampai orang lain mendahului kalian mengamalkan al-Quran".